Nafas beratmu menguar sebelum akhirnya kamu mengatakan, "kita sudahi saja ya? Aku capek sama sikapmu."
Aku tidak mengerti. Dari sekian banyak alasan, kenapa harus salahku yang kamu jadikan pilihan? Bukankah dalam suatu hubungan, kamu pun ikut berperan?
Hubungan kita sudah lama tidak setimbang. Banyak persimpangan yang buat kita sama-sama kebingungan.
Aku yang mencintaimu dengan keterlaluan dan kamu yang mencintaiku pakai batasan.
Aku yang berulang kali patah dan kamu yang berulang kali mematahkan.
Pertanyaannya sama,
"Kamu capek dimana memang?"Memang diriku ini yang selalu meminta kabar darimu, yang kulakukan semuanya salah seakan-akan tindakan yang aku berikan selalu salah dimatamu.
"Kamu capek dimana emang"
kata terakhirku padamu didalam kelas waktu itu. Kata kata itu pun selalu terfikirkan olehku yang tersakiti olehmu.Hari mulai berlalu, langit mulai memunculkan kepekaannya lewat hujan. Awan menggumpal berwarna abu-abu menguliti langit yang sangat seram mulai memudar, begitupun orang-orang yang di pasar mulai berpulang ke rumah masing masing untuk istirahat.
Bercerita soal rumah, aku rindu pelukan hangat seorang ibu. Melihat anaknya sudah mulai beranjak dewasa yang kini sudah mulai menjenjang ke pendidikan yang lebih tinggi. "Mah" panggilanku kepada seorang wanita yang tidak tergantikan dalam hatiku. "Aku rindu mah, aku rindu pelukan mamah". Bagiku, beliau adalah rumahku. Beliau tempat berpulangku. Beliau teman hidupku. Beliau separuh jiwaku. Tapi, mengapa saat kita jatuh cinta dan mendapatkan sakit hati, kita malah makin sayang ke kekasih kita dibandingkan dengan ibu kita? pertanyaan yang sangat sulit ku jelaskan dan ku jawab.
Matahari pun memancarkan cahaya jingganya yang membelah langit dan awan. Pemandangan yang sangat romantik bukan? Hanya saja setiap kulihat matahari terbenam saat hujan, sekilas terlewat kenangan bersama aku dan dia. Sakit, sakit banget.
"Menunggu tapi tak ditunggu, bertahan tapi tak ditahan" Bung Fiersa Besari pernah mengatakan itu dalam lagunya yang berjudul Juara Kedua. Lagu itupun yang membawaku ke titik dimana aku mulai curiga dengan hubunganku yang saat itu kian memanas. Apakah ada orang ketiga dalam hubungan kita? Aku tidak tau sama sekali. Mungkin salahku saja yang selalu berharap lebih terhadap dia dan saat dikecewakan, sangat sangat kecewa.
Aku melupakan satu fakta bahwa semua yang ada didunia tidaklah abadi. Begitu pula kasih sayang dari seseorang. Jadi apakah salah jika aku berusaha mempertahankan diriku sendiri dari semua hal yang berhubungan dengan kasih sayang?
rinduku tiba
setelah jauh meniti langkah
rinduku tiba
pada waktu yang salah;di mana kamu sudah mulai merindukan dirinya
entah siapa, seseorang di sana yang menggantikan hadirku disini