part 1

1.4K 72 20
                                    

Aku berlari sepanjang koridor, mataku perih dengan kejadian yang baru saja terjadi, entah sejak kapan air mataku kini sudah tumpah membasahi pipiku. Kejadian tadi seakan membuat hatiku bagai ditusuk oleh anak panah yang sangat banyak, kalian pasti bertanya kenapa aku nangis di sepanjang koridor sedangkan seharusnya hari ini adalah hari paling istimewa di kehidupanku sebagai mahasiswi.

~Turn back on~

Aku lelah mencarinya, padahal hari ini adalah hari terakhir kami akan ada di universitas ini untuk selamanya. Aku sudah bertanya kepada setiap orang di kelasnya dimana Dia berada, yang terakhir aku bertanya kepada teman akrabnya, miroku. " Miroku, kau tau Inuyasha ada dimana sekarang ini?" Tanyaku dengan wajah yang sedikit khawatir, sayangnya jawaban yang aku inginkan hanyalah gelengan kepala " aku tidak tahu dimana dia saat ini, Kagome. Dari tadi aku juga sudah mencarinya di sepanjang koridor, tapi aku tidak menemukannya" kata miroku dengan memasang wajah kebingungan. " Baiklah, terimakasih miroku. Aku akan mencarinya lagi" lalu aku melambaikan tanganku ke arah miroku sebelum berlari lagi, tinggal satu tempat lagi yang belum aku datangi yaitu; taman belakang kampus.

Aku mempercepat langkahku menuju ke taman belakang kampus, pada saat aku hampir tiba di tempat biasa aku dan Inuyasha bercerita, samar-samar aku melihat rambutnya yang berwarna putih itu, dan pada saat aku dapat melihatnya hal yang pertama kali ku lihat membuat hatiku bagai disambar petir karena aku melihat Inuyasha_pacarku_ berciuman dengan kikyo_saudara kembarku_ dengan mesranya. Pada saat mereka menyadari keberadaanku disana, mereka hanya menatap wajahku dengan tatapan yang terkejut "Kagome, aku dapat menjelaskan semuanya" kata Inuyasha berusaha membuatku paham akan apa yang terjadi.

Aku mengangkat tangan kiri ku ketika ia hendak melanjutkan apa yang akan dikatakannya kepadaku "cukup Inuyasha!!, aku sudah melihat semua yang terjadi. Kita putus!!". Aku hendak berlari pergi dari tempat itu tapi tak bisa karena Inuyasha memegang tanganku, "tunggu Kagome!, Dengarkan aku terlebih dahulu!!" Aku menepis tanganku yang digenggam oleh Inuyasha dan memandangnya dengan berlinang air mata "aku akan pergi sejauh yang ku bisa agar kalian dapat bermesraan lagi, aku ini hanya pengganggu jadi teruskan apa yang kalian lakukan tadi" kata-kata yang ku keluarkan langsung menohok hatiku yang telah hancur.

"Tapi kagome, dengarkan aku terlebih dahulu!" Inuyasha ingin memperjelas yang sudah terjadi tapi, entah kenapa aku seakan tidak ingin mendengar penjelasan apa pun darinya "kau ingin aku mendengar apa!? Aku sudah cukup melihatnya dengan mata kepalaku sendiri, jadi tidak ada lagi yang harus dijelaskan!!" Dengan mata berlinang air dan memasang wajah marah aku berteriak di depan mukanya. Dengan itu Inuyasha melepaskan tangannya dari tanganku, tak membuang waktu aku langsung pergi dari tempat yang membuatku seakan berada di neraka.

~Turn back of~

Aku segera pergi ke toilet untuk membasuh muka agar terlihat tidak terjadi apa-apa, pada saat wisuda aku memasang senyum terbaikku agar semua orang tidak terlalu khawatir kepadaku. Walau aku terlihat seperti tidak terjadi apa-apa namun hatiku sangat sakit seperti diiris tipis-tipis dan lebih parahnya ketika aku melihat Inuyasha dan kikyo tertawa bersama seakan hati yang telah teriris tadi diberikan cairan asam yang membuatnya menjadi tidak berbekas lagi.

Aku berusaha agar aku terlihat ceria di hari yang penting ini, tapi aku tak bisa. Aku lantas pergi ke tempat bermain yang telah kosong setelah acara selesai tanpa memberi tahu keluarga ku, aku hanya ingin sendiri untuk saat ini. Tak kusangka ada yang mengikutiku dari belakang, tanpa menoleh aku segera pergi menuju salah satu ayunan untuk menenangkan pikiranku saat ini. Aku tetap tak melihat ke arah pria yang kini juga duduk di samping ayunan yang aku duduki.

Hanya sesaat aku melirik pria yang duduk di samping ku tapi aku dapat melihat surai peraknya dan wajah tenangnya ketika menatap langit, tak membuang waktu aku pun melihat pria yang duduk di samping ku itu. Saat itu aku bagai melihat dewa, bagaimana tidak!? Pria di samping ku ini terlihat sangat tampan dengan surai silvernya, mata emas yang seakan menghipnotis semua wanita yang memandangnya, tato yang terdapat di wajahnya berbentuk bulan sabit berwarna biru tua dan sepasang garis magenta di ke dua pipinya, dan yang paling membuatku terkagum dengan sikap tenangnya ketika memandang langit.

HATE and LOVE (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang