HARI SENIN menjadi hari yang paling malas bagi siapapun, termasuk para pelajar. Begitupun yang terjadi pada siswa/i di SMA 2, terdapat banyak siswa/i yang disuruh baris dengan barisan berbeda dari barisan para siswa/i yang mengikuti upacara tepat waktu.
Tidak hanya yang terlambat, yang tidak memakai topi, dasi, ikat pinggang ataupun hal-hal lainnya yang tidak sesuai peraturan pun baris di barisan yang terpisah tersebut, sehingga semua tahu bahwa barisan tersebut adalah barisan yang tidak taat aturan.
"Untung aja gua ngga telat, bisa kena gua," ucap seseorang di barisan belakang upacara tersebut kepada sahabatnya.
Tetapi tidak di gubris oleh sahabatnya yang tepat disampingnya.
"Cyl, lo nanti jadi ke perpustakaankan balik dari sekolah?"
Seseorang yang diajak berbicara hanya mengangguk.
Ia bahkan tidak menengok temannya.
Ia melihat ke depan.
Dimana Kepala Sekolah sedang mengucapkan beberapa sepatah kata.
Ia memang seperti itu.
Ia termasuk orang yang patuh aturan.
Karena ia takut dihukum.
Itulah dia, Arcyla Anandia Pratama.
Siswi kelas 10 IPA 1, ia anak yang lumayan pintar, mendapat ranking 3 di kelasnya, ia anak yang takut kalau tidak mengerjakan tugas, takut kalau dihukum, takut di marahin guru, dan takut kalau di keluarkan dari sekolahnya.
***
Upacara pun selesai, para siswa/i membubarkan barisan dan menuju ke kelas maing-masing, tetapi ada saja yang ke kantin membeli makan atau minuman dan ada juga yang ke UKS karena tidak kuat panas terik matahari sejak upacara tadi.
Arcyl dan sahabatnya, Ury pergi menuju ke kelas mereka.
Mereka pun meminum air minum yang mereka bawa dari rumah mereka masing-masing. Ury yang sangat suka makan, sudah pasti membawa makanan di dalam tasnya. Ia pun memakannya pada saat itu juga.
"Temen-temen Bu Nita ngga masuk"
"Yeahhhhhhhhh," ucap seluruh siswa/i di kelas tersebut sambil bertepuk tangan.
Ada yang bersiap-siap meninggalkan tempat duduknya, mengambil uang, sudah pasti mau ke kantin.
"Tapi ada tugas, dikumpulin hari ini juga, sehabis jam pelajaran Matematika," ucap Dion, si ketua kelas X IPA dan langsung menjelaskan apa saja tugas yang diberikan Bu Nita, beliau adalah guru Matematika.
Setelah dijelaskan, semua siswa/i sibuk dengan aktivitasnya sendiri-sendiri, ada yang langsung membuka tugas untuk menyelesaikan tugas tersebut, ada yang melarikan diri ke kantin untuk mengisi perutnya yang kosong, ada yang memainkan handphonenya untuk mencari jawaban dari soal yang diberikan, ada yang bermain game, dll.
"Mau ikut ngga, Ry? Gua mau ke perpus aja,"
"Ikut ikut ikut,"
Arcyla adalah tipe pelajar yang akan fokus di tempat yang sunyi seperti perpus atau kamarnya. Ia tidak akan bisa belajar apabila tetap di kelas yang sepertinya tidak akan bisa tenang.
***
"Cyl, gua ke toilet dulu ya," ucap Ury dengan mengecilkan suaranya karena kini sudah berada di perpustakaan.
Arcyl hanya menggangguk.
Ury pun pergi meninggal Arcyl yang sedang menaruh bukunya di salah satu meja di perpustakaan tersebut.
Arcyl mencari buku-buku yang sesuai dengan materi yang ditugaskan oleh Bu Nita. Tidak sulit baginya untuk mencarinya, karena ia sudah sering ke perpustakaan sehingga ia tahu dimana letak bukunya.
"Pagi, pak." ucap seseorang setelah membuka pintu perpustakaan.
Suaranya termasuk agak kencang, Arcyl sampai menengok karena tempat perpustakaan harus sunyi.
"Eh, Fatur, mau minjem buku lagi?" ucap penjaga perpustakaan.
"Iya, pak. Disuruh ngerangkum," ucap Fatur pelan.
Fatur pun mencari buku yang ia inginkan dengan memutar-mutar di antara rak-rak buku yang menjulang tinggi tersebut.
Ia mendapatkan bukunya dan lumayan cukup tebal.
Setelah ia melihat ketebalan bukunya, ia hanya sedikit tersenyum, tidak tahu bermaksud apa.
Ia pun menarik kursi untuk di dudukinya dan siap memulai untuk membaca serta merangkum buku yang lumayan tebal.
"Arcyl," ucap Fatur pelan.
Arcyl dapat mendengarnya, ia mengangkat kepalanya yang sedari tadi fokus menatap jawaban yang ia tulis.
YOU ARE READING
Gadis Pemalu
Roman pour AdolescentsArcyla hanyalah seorang gadis pemalu yang didatangi oleh seseorang yang membuatnya jatuh cinta pada akhirnya.