Alan berdiri dan berjalan ke arah Bella dengan tatapan dinginnya. Hm, Alan memang memiliki sifat dingin seperti itu, entah sok cool atau memang seperti itu. Entahlah, dia memang sulit ditebak.
"Berdiri," ketus Alan.
Bella hanya menurut. Dia mengikuti apa yang Alan katakan agar Alan tak semakin marah padanya.
Alan mengambil gitarnya yang patah dan memberikannya ke Bella.
"Lo harus tanggung jawab," ketus Alan, "gue kasi waktu sampe acara graduation besok," lanjutnya.
"Oke," serah Bella.
Alan berlalu pergi meninggalkan Bella yang diam membisu dan Erlyn yang entah sejak kapan berdiri di depan pintu kelas. Bella menatap punggung Alan sampai benar - benar hilang dari pandangannya.
Makin benci ya? Batin Bella.
Setelah Alan pergi, Erlyn menghampiri Bella.
"Tenang, dia gak akan benci sama lo. Dia paling cuma marah sebentar," kata Erlyn sambil menepuk pundak Bella.
Bella masih saja diam.
"Udahlah, gak usah terlalu dipikirin. Duduk yuk,"
Bella mengikuti apa yang Erlyn katakan. Ia duduk disamping Erlyn dan mendengar Erlyn bercerita sehingga terkadang cerita Erlyn membuat Bella tertawa dan sejenak melupakan masalahnya.
•••
Hari ini adalah hari dimana graduation diadakan. Yah, semua siswa yang ikut berpartisipasi menyumbangkan bakat mereka di acara ini sudah bersiap - siap untuk penampilan mereka. Tak terkecuali Alan dan teman - temannya. Sebelum acara dimulai, mereka berempat pergi ke ruang musik untuk berlatih. Namun, Alan tidak bisa ikut berlatih karena gitarnya masih dibawa oleh Bella untuk diperbaiki. Jujur saja, Alan ingin memperbaiki gitarnya itu sendiri, tapi Bella juga harus tau bagaimana caranya bertanggungjawab atas apa yang telah ia lakukan. Sampai saat ini Alan sedikit kesal dengan Bella entah mengapa seperti itu.
"Eh, gue pergi dulu ya," kata Alan.
"Mau ngapain? Ketemu Bella?" tanya Gerald sambil tersenyum menggoda.
"Dih, mau nyari gitarnya bukan orangnya," ketus Alan yang berjalan menjauh dari Gerald, Fino dan Galang.
Fini, Gerald dan Galang tertawa puas melihat tingkah sahabatnya itu.
Setelah keluar dari ruang musik, Alan mencari Bella kemana - mana. Ke kelas, ke kantin dan ke perpustakaan. Semua tempat yang paling sering Bella kunjungi sudah diperiksanya, namun tetap saja hasilnya nihil. Alan baru ingat, satu tempat yang ia belum periksa adalah kebun belakang sekolah.
"Alan," panggil seseorang yang berdiri di belakang Alan.
Alan memutar kepalanya dan melihat seorang gadis membawa gitar dengan perpaduan warna putih dan gold yang terlihat elegan. Ya, gadis itu tak lain adalah Bella. Ia sudah selesai memperbaiki gitar Alan.
"Lo nyariin gue?" tanya Bella.
"Gak, gue nyariin gitarnya. Bukan orang yang bawa gitar itu," sahut Alan.
"Huh, sama aja sih. Nih," kata Bella sambil memberikan gitar Alan kepada pemiliknya.
"Makasih," jawab Alan.
"Sama - sama,"
Bella pergi meninggalkan Alan yang masih berdiri di tempatnya.
"Eh, bentar," kata Alan menghentikan Bella.
"Kenapa?"
"Senarnya belum lo ganti,"
"Yah, maaf ya. Gue lupa nyuruh ganti senarnya,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Silence
Teen FictionBagi beberapa orang cinta bukanlah hal yang mudah. Tak hanya menyukai, tapi harus diungkapkan. Seperti halnya Bella seorang gadis yang sedang duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama. Ia tak pernah merasakan bagaimana rasanya pacaran dan mengungkapka...