bagian 20

343 8 0
                                    

Lisa bingung dengan kakaknya, mengapa dia di larang bersekolah.

"dav, emang gue kenapasih? Gue gak sakit parahkan"dava memandang lisa sendu lalu menggeleng.

"gue janji lis, kalau gue bakal jagain lo terus"lisa tambah bingung dengan apa yang di katakan oleh dava.

Lisa menyandarkan kepalanya di pundak dava.

"gue pengen sekolah dav, gue kangen sama sahabat gue"lisa menitikkan air matanya.

"gue mohon dav bantu gue agar dapat izin dari kak raja"dava memandang kasihan pada lisa.

"kali ini gue gak bisa bantu lo"ucap dava yang membuat lisa langsung menatapnya tajam.

"gue yakin dav, pasti ada yang lo dan kak raja yang sembunyiin"lisa berjalan masuk ke kamarnya.

Ketika sampai di kamarnya lisa langsung meringis karena merasakan sakit di bagian perutnya yang sudah seminggu ini sering dia rasakan.

Lisa berjalan tertatih ke mejanya dan mengambil obat yang sudah wajib di minumnya ini.

Dava yang tadi mengikuti lisa langsung kaget ketika mendapati lisa yang sudah terbaring lemah di lantai.

Dava mengangkat lisa ke tempat tidur lalu menghubung raja dan bayu.

Raja menatap cemas adiknya yang sedang di periksa oleh sepupunya itu.

"kenapa kalian harus sembunyiin ini dari dia"raja tak ingin lisa mendegar perkataan yuda, raja pun menarik bayu untuk keluar dari kamar lisa.

"bayu gue takut"raja menunduk.

"ja, lisa itu cewek yang kuat gue yakin setelah lo kasih tau dia tentang penyakitnya itu dia pasti akan terima walaupun air matanya akan jatuh kayak dulu lagi"

"itu yang gue gak mau yud, gue gak mau sampai lisa tahu dan dia akan sedih"bayu menepuk pundak sepupunya itu.

"dia bakal lebih kecewa lagi kalau lo gak kasih tau dia"yuda berjalan meninggalkan rumah itu setelah memberika obat yang harus di minum oleh lisa.

Dava tau kalau lisa cewek yang kuat, buktinya setelah sadar lisa langsung mengajak dava ke dufan.

"dav, pengen naik itu"lisa merengek manja pada saat melihat wahana yang begitu lucu.

Setelah memainkan beberapa wahana dava dan lisa langsung menuju kedai es.

"dav, makasih"dava mengangguk sambil mengelus puncak kepala lisa.

"ihh dava kan rambut gue jadi rusak"lisa mengerucutkan bibirnya lucu yang membuat dava gemas lalu mencubit kedua pipi lisa.

"lambung? "air mata lisa jatuh ketika mendapatkan pesan dari yuda.

"maksud lo apa? "tanya dava.

"hehe, penyakit biasa kayak gini doang kok di sembunyiin sih, pake di larang sekolah juga lo pikir gue selemah itu, lambung gue emang sakit tapi gue masih bisa sekolah kok, satu hal lagi dav gue gak suka ada kebohongan"lisa menghapus air matanya lalu mencoba untuk tersenyum.

"gue mau pulang"dava hanya mengikuti permintaan lisa, dia tau kalau lisa pasti kecewa padanya tapi dia tidak bisa membela diri sebab dia tau  kalau dia salah.

Suasana menjadi hening, lisa tidak berkata satupun huruf, bahkan ketika sampai dia langsung berjalan masuk ke kamarnya.

"maafin gue lis, gue tau kalau gue udah gak jujur tapi ini demi kebaikan lo juga, gue gak mau kalau lo tau dan nantinya lo bakal sedih kayak gini"dava berbicara di depan kamar lisa yang tidak tertutup, karena dia tau kalau lisa butuh penjelasan

DearTuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang