1.Tentang Hujan

26 2 0
                                    

Nadin menatap nanar pria dihadapannya itu, ada gejolak aneh yg sebelumnya tak pernah ia rasakan, perpaduan antara rasa sakit dan emosi yg menggebu.

"Baiklah aku mengerti, demi fans mu bukan?! "
"Nadin dengarkan aku dulu".
"Cukup eric, aku mengerti aku tidak bodoh! Baiklah kita akhiri seperti yg kau dan fansmu inginkan".
Nadin tak mampu lagi menahannya, ia tidak peduli lag dengab teriakan eric yg terus memanggil namanya.
Rasanya terlalu sesak, matanya juga kabur ada banyak dorongan yg ingin merubuhkan pertahanan nadin untuk tetap tegar. Nyatanya ia terkapar dijalanan, menyatu dengan hujan yg kini membuatnya basah kuyup. Ia hanya menatap rinai yg meleburkan air matany, dia diam tanpa isakan. Meskipun hatinya berontak ingin meraung tak karuan, menumpahkan segala sesak tapi nyatanya logika masih memiliki kendali yg lebih besar, ia tidak ingin lebih mempermalukan dirinya lagi.

Tentang Hujan dan Air MataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang