wonhui

1.4K 88 2
                                    

ilustrasi dedeknya emang udah sering banget :") anggep aja gembulnya segitu ya guys :*

-

"Jun." Wonwoo mencolek bahu suaminya yang sekarang sedang sibuk berbaring di sebelahnya dengan tablet di tangannya. Jarinya bergerak cepat tak tentu arah dan penuh semangat. Bukan, dia bukannya lagi kerja, tapi sibuk dengan game-nya.

"Hmm?"

"Jun ih, letakin dulu hapenya, aku mau minta tolong ini." Wonwoo menepuk kencang lengan Jun kesal. Dengan sedikit tak rela, Jun mematikan game plants vs zombies yang tadi di mainkannya dan mendudukkan dirinya serta mencuri satu kecupan di pipi Wonwoo.

"Kenapa sayang?" Jun mengelus kepala Wonwoo penuh kasih. Matanya mendamba bidadarinya yang menggendong seorang anak malaikat dengan pipi tembamnya yang membuat siapapun menjadi gemas karenanya.

"Ini tolong jagain Wonhui dulu. Aku mau bikin susu buat dia, abis gini pasti udah nangis minta minum." Wonwoo menyerahkan sosok mungil di kungkungannya dan memberikannya ke arah suami tampannya tersebut.

"Iya udah, cepetan nanti dia keburu nangis." Jun mengambil Wonhui dengan perlahan, di rebahkannya tubuhnya lagi dan menaruh Wonhui di dadanya. Pemandangan di depannya membuat hati Wonwoo menghangat dengan otomatis. Badan kurusnya itu langsung bangkit dan keluar menuju dapur untuk membuatkan susu untuk anak kecil yang masih berusia empat bulan tersebut.

Tangannya begitu cekatan mengorganisir segalanya, sekalian ia membuatkan coklat hangat untukny dan juga Jun agar dapat menemani mereka sekedar menonton televisi sambil berangkulan setelah Wonhui terlelap. 

Memikirkannya saja membuat senyum Wonwoo terangkat jelas.

Sambil menunggu air yang dimasaknya mendidih, Wonwoo membuka ponselnya dan mengecek email dari editornya. Wonwoo adalah seorang penulis. Jun melarangnya untuk bekerja di perkantoran dan tetap tinggal di rumah agar ttidak kelelahan dan bisa mengurus suami serta anaknya. Lelaki kurus itu menghela napas lega ketika tau novel ketiganya akan terbbit sebentar lagi. Novel yang bercerita tentaang kehidupannya sebelum, saat, dan sesudah mengenal Jun. Dia menumpahkan semua perasaannya lewat buku tersebut.

Belum lama ia tinggal, suara jeritan dan tangisan bayi mulai menggema. Wonwoo kelabakan, ia cepat-cepat menyeduh susu formula untuk Wonhui dan tak lupa mematikan kompornya. Langkah dari kaki jenjangnya ia percepat, takut-takut sang bayi mengamuk karena menunggu terlalu lama.

"Iya, mommy disini sayang." Wonwoo berjalan ke arah suaminya yang membelakangi dirinya dan menutupi bayi kecil dari arah perspektif lelaki rubah tersebut.

"Astaga Moon Junhui! Anak kamu kenapa jadi giniiii, baru aku tinggal sebentar juga." Wonwoo mengangkat bayi mungil ke dalam dekapannya. Pipi gembul Wonhui kini tercetak jelas bekas kemerahan yang mencolok dan sedikit basah.

Si pelaku kriminal menyengir seolah tak bersalah. 

"Maaf, tadi dia ngegemesin bangeeeeet, sayang. Aku ga tahan pengen gigittt." Jun tertawa takut-takut ketika tatapan tajam Wonwoo menyerang dirinya.

"Ya tapi ga beneran di gigit, kan sakit ini tuh. Cup cup sayang. Ayah emang nakal ya. Bentar Mommy kasih Ayah pelajaran. Ung!" Pipi Jun dicubit oleh Wonwoo menghasilkan erangan kesakitaan dari sang empunya.

"Ampuuuuun, ga lagi-lagi Yanggggg."


cuplik-cuplik √ Seoksoo WonhuiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang