Episode tiga (Kerjain orang)

192 22 2
                                    

Hahaha,,, mau kerjain orang tapi dikerjain balik. Tuh,, makan tuh pekerjaan. Mau minta pekerjaan bilang aja mau ngerjain orang.

Benci Cinta

Keluarga Maheswari 😊

20:00 malam

   Semua keluarga maheswari sedang berkumpul di meja makan untuk makan malam bersama-sama setelah itu mereka masuk ke kamarnya masing-masing.

Kamar Teja

"Ehem...sepertinya ada yang lagi senang, nih!" Ucap Helly masuk ke kamar Teja.

"Helly," Teja terkejut.

"Senang banget, sih!" Goda Helly yang posisinya duduk di kasur sedangkan Teja berbaring telungkup di kasur.

"Siapa yang lagi senang?" Ucap Teja yang tersipu malu.

"Itu buktinya malu," Ucap Helly sambil tersenyum.

"Iya, iya aku lagi senang," Ungkap Teja menyerah.

"Betulkan,"

"Hel, lebih baik kita bicarakan yang lain aja," kata Teja.

"Tej, aku kemari mau mengatakan sesuatu denganmu," Ucap Helly.

"Tentang apa?" Tanya Teja.

"Tentang Varun," Jawabku dengan cepat.

"Cie... kau lagi jatuh cinta dengan Varun kan!" Ucap Teja sembari menggoda saudarinya.

"Ihhh... siapa yang jatuh cinta dengannya," Jawab Helly.

"Tadi kau bilang kalau kau ingin mengatakan sesuatu tentang Varun," Kata Teja.

"Iya tapi...," Kata kata Helly terputus karena Teja langsung menyambar perkataannya.

"Katakan saja kalau kau mulai mencintainya kan," Goda Teja kembali.

"Tej, kau," geram Helly dan dia langsung keluar dari kamar Teja.

"Hel, kau mau kemana?" ucap Teja berteriak.

"Aku mau ke kamarku. Tidur mengantuk!" jawab Helly dengan kesal.

"Aku tau apa yang ingin kau katakan denganku Hel dan aku sengaja tadi mengatakan itu sehingga membuatmu kesal.. Aku jadi merasa bersalah denganmu suatu saat kau akan tau apa alasan aku melakukan ini semua dengan mu tapi aku melakukan ini semua demi Bibi Icha, Hel. Aku juga masih merasa heran dengan cara berfikir Bibi Icha kenapa dia hanya beri tau masa lalu Paman Veer denganku dan Namish sedangkan Varun anak pertamanya, dia sama sekali tidak tau masa lalu Papanya entah apa yang akan terjadi kalau kau dan Varun tau semuanya," Gumam teja di hati.

Kamar Helly

"Teja bikin kesal lama lama! Siapa juga yang suka dengannya sedangkan kami berdua sering berantam yang di katakan Teja memang ada benarnya juga, sih. Tapi aku bukan mencintainya melainkan merindukannya soalnya udah lama kami berdua tak bertemu lagi karena dia pergi dengan Papanya dan aku benar benar masih bingung dengan masa lalu Papanya Varun, di saat aku bertanya tentang masa lalu Papanya Varun pada Bibi Icha, dia tak pernah menjawabnya, apakah memang benar kalau Bibi Icha menyembunyikan sesuatu dariku!!" Ucap Helly.

Driiit... Driiit... Driiit...

Suara hp Helly berdering lagi

"Apa?" Jawab Helly kesal di telponnya.

"Hel, kenapa kau kesal, gitu?!" Tanya Pragya.

"Jelaslah aku kesal," Ucap Helly.

"Em... Kayaknya aku yang kenak imbasnya, nih,," Gumam Pragya.

"Apa kau bilang?" Tanya Helly.

"Ha... Tidak tidak, aku tidak bilang apa apa!" Jawab Pragya dengan gugup.

"Jelas, aku sendiri tadi dengar apa yang kau katakan barusan," Ungkap Helly.

"Aku takut aja kalau aku bilang kayak gitu lagi nanti kau akan...," Ucap Pragya terhenti.

"Udahlah lupakan aja itu, untuk apa kau menelponku malam malam begini?!" Tanya Helly.

"Aku hanya ingin mengganggumu,"

"Tidak punya kerjaan,"

"Kalau begitu kasih aku pekerjaan,"

"Kau mau aku yang memberimu pekerjaan,"

"Iya,"

"Benar," Tanya Helly kembali.

"Iya, Helly sayangku,,," Gemas Pragya.

"Sekarang carikan aku sate padang yang jualnya di pinggir jembatan" Ucap Helly.

"Eh,,, tidak jadi, Hel," Dengan cepat Pragya menolaknya.

"Kenapa?"

"Kau taukan kalau aku elergi dengan asap"

"Kau sendiri yang memintaku memberi pekerjaan untukmu. Ya, aku sudah mengatakannya, jadi kau harus tanggung jawab," Ucap Helly

"Hel Hel, udah malam. Aku tidur dulu, ya. Bye,, sobattt,," Pragya langsung mematikan panggilannya.

"Hahaha,,, mau kerjain orang tapi dikerjain balik. Tuh,, makan tuh pekerjaan. Mau minta pekerjaan bilang aja mau ngerjain orang," Helly tertawa terbahak-bahak.

Driiit... Driiit... Driiit...

Hp Helly berdering kembali

Helly pov

"Banyak banget ya, fensku. Dari tadi menelfon terus," Ucapku di sela tawaku.

"Gila, Hel?" Thapki mendengar aku ketawa justru itu dia mengatakan kalau aku gila.

"Kau meledekku," Aku marah di bilang sahabatku sendiri seperti itu.

"Bukan itu maksudku, udahlah Hel, lupakan aja itu. Sebenarnya aku mau mengatakan tentang kau datang ke rumah Thakur dan apa yang Bi Icha katakan tadi, pas di saat kau tanyakan tentang masa lalu Paman Veer lagi," Tanya Thapki penasaran.

"Bibi Icha tidak menjawab pertanyaanku tadi," Gumam Helly.

"Aku tau hel, pasti Bibi Icha menyembunyikan sesuatu dari kita," Ucap Thapki.

"Mungkin aja Thapki, tapi  bagaimana cara kita mengetahui semuanya kalau Bibi Icha tidak kasih tau pada kita," Ucapku.

"Bagaimana kalau kita berdua membuat rencana," Ucap Thapki.

"Rencana apa?" Ucapku.

"Aku juga bingung," Ucap Thapki. Helly hanya bisa menepuk jidatnya.

"Thapki ini udah malam kali, lebih baik tidur dan besok lagi kita lanjutkan disekolah," Ucapku yang mulai mengantuk.

"Baiklah. Oh ya, Hel. Jangan lupa besok kau kasih pelajaran pada mereka berdua," Ucap Thapki sedikit berbisik.

"Kau tau darimana?" Tanyaku.

"Apa sih yang Thapki tidak tau," Ucapnya.

Kami berdua pun tertawa.

"Kalau lupa ingatin lagi besok," Ucapku.

"Baiklah, see you again," Ucap Thapki.

"See you too," Balasku.

"Uh... Untung masih ada sahabat yang peduli denganku dan masih bisa di andalkan" Gumamku sambil meletakkan handphone dan langsung tidur karena kelelahan.

To be continued...,

Swasan : Benci CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang