╭──────────╮
𝑨𝒖𝒕𝒉𝒐𝒓'𝒔 𝑷𝑶𝑽
╰──────────╯Desa Baiturrahman
10 Mei 2018Hampir tiga puluh menit Najmi hanya berputar putar diantara rak rak dengan beragam hal di atasnya. Mengambil sebuah barang lalu mengembalikannya lagi ke tempatnya. Sidik jarinya jelas sudah tercetak hampir di seluruh barang lucu yang berbaris di sepanjang display.
"Ngasih hadiah apa ya??" Tanyanya pada dirinya sendiri. Najmi memegang dagunya sambil berjalan perlahan dan memperhatikan setiap barang dengan cermat.
"Buku?? Terlalu klasik banget sih. Udah kayak anak sekolahan." Najmi mengembalikan buku yang sempat terpegang olehnya.
"Novel??"
"Munib suka baca gak sih?? Kalau ternyata gak suka, pasti novel ini bakalan berakhir di tukang gorengan sebagai pembungkus." Najmi menghela nafas, menjauhi rak dengan barisan buku tebal dengan cover beragam.
"Sandal??"
"Ah jangan deh, aku gak terima kalau hadiahku nantinya akan diinjak-injak." Najmi mengeluh, akhirnya memilih duduk di kursi pojok ruangan.
Tubuhnya lelah, tapi matanya masih menelisik tiap barang untuk dijadikan ide hadiah ulang tahun Munib.
"Alat sholat!!" Sebuah ide terlintas saat mata Najmi menangkap bagian perlengkapan sholat.
"Iya bener!! Kalau hadiahnya adalah alat sholat pasti bakalan dipake sama Munib, dan kalau hadiahku dipake itu bakal jadi amal jariyah buat aku. Itu berarti kesempatan untuk masuk surga akan menjadi dua kali lipat lebih terbuka buat aku." Najmi menjentikkan jarinya, merasa bangga dengan idenya barusan.
Usai dengan kado beserta bungkusnya. Najmi membuka ponselnya, mencari kontak dengan nama Munib ganteng lalu menghubunginya.
"Hallo, assalamualaikum Mun!!" Najmi berbicara sambil berjalan santai menuju rumah.
"Wa'alikumsalam, kenapa Na??"
"Aku udah dapet nih kadonya, kamu udah dapet belum??" Tanya Najmi sambil memandang tas kertas ditangannya.
"Belum kepikiran, aku masih bantuin ibu."
Najmi mencebikkan bibirnya, merasa kecewa karena dinomorduakan oleh Munib. "Ya udah,, nanti abis dzuhur ke rumah ya. Beresin yang kemarin."
"Hmmm, iya iya. Udah dulu ya, assalamualaikum." Munib terdengar terburu menutup panggilan.
"Iya, Wa'alikumsalam." Panggilan terputus, Najmi memaksakan senyum.
"Hufftt,, sabar Najmi!! Munib benar, ibu nomor satu." Najmi menghela nafas panjang lalu berjalan lagi dengan santai.
Hingga suara dahan patah dari belakang tubuh Najmi membuat Najmi sontak menoleh. Mata Najmi membola kala mendapati seorang pemuda tengah berjalan di belakangnya.
'orang jahat.' gumam Najmi pelan, sedetik kemudian dia berlari cepat menuju rumahnya.
Namun sangat disayangkan, pemuda itu memilih berlari mengejar Najmi. Dan bagaimanapun Najmi berlari, langkahnya tak akan secepat pemuda dibelakangnya. Hingga sebuah cekalan membuat Najmi berhenti.
"Jangan lari dong sayang." Pemuda itu menaik turunkan alisnya menggoda Najmi.
"Lepas." Ujar Najmi singkat dengan suara setegas mungkin, walau nyatanya suaranya terdengar lirih.
"Buru buru kayaknya, mau kemana??" Pemuda itu menarik tangan Najmi, menepikan diri dari keramaian.
"Lepas." Najmi menarik tangannya, tapi hasilnya nihil, tenaganya kurang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ada Aku Disini (Lengkap)
Novela Juvenil#1 Islam dari 14,5 k cerita (12 September 2023) #1 pusaka dari 442 cerita (15 September 2023) #39 kenangan dari 11,3 K cerita (24 Oktober 2023) #2 agama dari 5,35 k cerita (18 Januari 2024) #9 Islam dari 14,7 k cerita (20 Januari 2024) Najmi's Story...