"Mencintaimu itu seperti kalimat interogatif, selalu diakhiri dengan tanda tanya?"
Gavyn memang tidak terlalu perduli dengan Blueberry. Menurutnya apapun yang wanita itu lakukan selalu salah dimatanya. Ya, sangat salah. Apalagi setelah kejadian kemarin, dimana Blue menyuapinya dan menemaninya selama seharian penuh.
Dia memejamkan matanya saat bayang-bayang wajah Blue mulai melintas dipikirannya. Demi apapun dia yakin bahwa wanita keras kepala itu benar-benar harus dijauhkan darinya
"Anda masih sakit sir?"
Gavyn menghela nafasnya tanpa menoleh sedikitpun pada asal suara yang tadi menanyakan tentang keadaannya. Tanpa dia menoleh pun dia tahu siapa pemilik suara tersebut
"Tidak" jawabnya dingin
Blue mengangguk-anggukan kepalanya mengerti. Lagian dia tidak mau harus merawat atasan sialannya lagi.
Entah kenapa seketika dia jadi lupa apa tujuannya datang kesini. Dia berjalan mendekat lalu meletakan 2 map berwarna biru diatas meja. Kemudian melangkah mundur sedikit karena dia tidak mau menerima resiko jika berdekatan dengan atasan sialannya.
"Surat apa ini?"
Blue memutar bola matanya malas "Apa anda tidak bisa membaca sir?"
Gavyn menatap tajam Blue dia yakin bahwa penilaian Ayahnya salah tentang wanita sialan ini "Mataku sakit jadi bisakah kau membacakannya?"
Blue menghentakan kakinya kesal lalu berjalan sedikit mendekat untuk mengambil map tersebut dengan kasar "Apa sekarang saya perlu membawa anda kedokter mata? "
Gavyn diam tidak menjawab, menurutnya meladeni Blue sama saja dengan dia memperbanyak dosanya
"Hari ini anda mempunyai beberapa pertemuan penting yang kemarin sempat dibatalkan"
Gavyn menaikan satu alisnya "Kau sendiri yang membatalkannya"
"Itu karena anda sakit" ucap Blue "Jadi apakah aku harus meneruskan pertemuannya disaat anda sedang sakit? Kalau benar anda maunya begitu, saya menyesal telah membatalkan semua pertemuan anda"
Gavyn menutup matanya membiarkan wanita didepannya mengoceh panjang lebar. Dia yakin jika UNESCO mengumpulkan orang-orang tercerewet maka Blue pasti akan masuk kedalamnya.
"Seharusnya saya membiarkan anda pingsan saja" Blue lalu membalik badannya keluar dari ruangan dengan perasaan kesal
Gavyn menghela nafasnya lelah, belum menikah saja wanita itu sudah sangat cerewet dan sangat menyebalkan. Entah apa yang terjadi dengan nasibnya kelak jika nanti Blue benar-benar menjadi istrinya
"Wanita menyebalkan" ucapnya tanpa sadar
💖💖💖
Blue tahu bahwa apapun yang dia lakukan akan selalu salah dimata Gavyn. Padahal dia sangat yakin bahwa semua pekerjaan yang dia lakukan selama ini selalu benar, dan sesuai dengan apa yang perusahaan ini inginkan tentang kualitas para karyawannya.
Dari awal kedatangan Gavyn diperusahaan ini, sudah cukup membuatnya yakin bahwa hidupnya tidak akan pernah baik-baik saja. Contohnya saja seperti saat ini, Gavyn memberinya laporan yang harus diselesaikannya dalam waktu 30 menit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr Gavyn
RomansaDont copy my story Namanya Blueberry , Kisahnya mungkin tidak semanis buah Cherry ataupun seabu-abu buah strawberry. Banyak hal yang dilaluinya setiap hari, bekerja adalah prioritasnya saat ini. Percayalah, dulunya semua bisa dimiliki oleh Blueberry...