C20 Saksi dan.. Kenalan Lama?!

27 2 8
                                    

Aku buru-buru mengambil HPku dan menghubungi Bu Age. Hah? tidak diangkat. Oke, Pak Nani?

Piip..piip..

"Halo?"

"Selamat sore Pak, maaf mengganggu, ini saya Amarai, barusan melihat berita di TV. Bagaimana keadaan Bapak, Bu Age, dan Saka?"

"Ah.. yang itu ya? Saya dan Bu Age baik-baik saja, karena waktu kejadian kami tidak berada di ruang itu. Tapi Saka.."

"Saka? Saka kenapa Pak?!"

"Tenang Nak, tenang. Saka terluka, tapi masih selamat. Kebanyakan lukanya adalah luka gores karena dia duduk di dekat jendela. Sepertinya kebanyakan yang terluka adalah siswa, karena pembimbing berada di luar ruangan."

"Apa saya bisa berbicara sebentar dengan Saka?"

"Oh tentu saja. Tunggu sebentar Nak, Saka sedang diobati."

Aku menunggu dengan cemas. Anak itu, sudah kuduga, jauh dariku pasti akan ada masalah yang terjadi.

"Yo Rai! Kau tahu, tadi keren banget, lho. Kacanya pecah pyar! Pyar! Pyar! Terus tadi aku sedikit berlagak keren psyu! psyu! psyu! Buat ngelindungi cewek kacamataan di sebelahku.Dor! dor dor dor! Kau tahu? Dia jago banget bereksperimen! Kita bahkan janjian untuk saling bertukar surat tentang eksperimen masing-masing kalau sudah pulang nanti. Namanya.. halo? Rai? Yuhuuu?"

Sekarang aku sadar, kesalahan terbesarku adalah,

mencemaskannya.....

"Sak.."

"Hmm?"

"Jangan lupa pulang."

"Iya, iya. Kenapa? Kangen ya?"

"Nggak ngebunuh kamu tu berat, jadi kamu harus pulang biar bisa kubunuh." tahan, jangan ngatain, tahan, tahan, jangan ngatain..

"..Oke"

Blug! HP yang kupegang sudah terbanting, untung saja kearah sofa

SERAH LU BEGO!

Aku menenangkan diriku dengan duduk di sofa. Anak itu, lagi-lagi anak itu! Maunya apa, sih?! Dicemasin aja nggak pernah peka. Aku harus sabar yang begimana buat ngadepin dia?! Yang terburuk dari ini semua adalah, karena Saka, mi terakhir yang kubuat, mi dengan rasa yang paling kusuka, akhirnya jatuh tanpa bisa ku makan. apa ini masih bisa lebih buruk lagi? Aku sudah kena sial beruntun sejauh ini, bikin gila saja. Ah tapi bagaimana jika memang lebih buruk? Tidak kan ya, jangan, jangan lebih buruk dari kejadian baku tembak.

Ah, udahlah. Bersih-bersih dulu aja, deh. Mi ku tercinta yang jatuh begitu saja, aku akan membersihkanmu dengan layak.

***

Bib bib bib..

"Yah, diputus Rai. Ni Pak. Makasih pijeman HPnya."

"Oke. Gimana lukamu? Sudah diobati, kan?"

"Sudah dong Pak." aku menunjukkan bagian kaki dan tangan yang diperban. Lukanya berupa sobekan di lutut dan lengan yang cukup besar dan dalam. Apa karena aku duduk deket jendela, ya? Jadinya kena pecahannya, deh.

"Pak Nani, ada yang gawat, Pak!" Bu Age berlari dari luar. Memang keadaan ruang tempatku sekarang agak lengang, jadi Bu Age bisa leluasa masuk.

"Ada apa Bu?" Pak Nani menoleh kearah Bu Age

"Hotel tempat peserta dan pembimbing menginap!"

"Iya Bu kenapa?"

"Barusan diberitakan, terbakar!"

HUJAN DI MUSIM PANASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang