8

5.4K 98 28
                                    

Malam pun tiba...
Anin baru saja selesai berjalan jalan mengelilingi kota. Anin tak ingin mengambil resiko untuk berjalan di malam malam seperti saat ini. Sehingga ia meminta pulang terlebih dahulu kepada Naomi dan yang lain.

Setelah menempuh perjalanan bus sekitar 15 menit. Anin sampai di depan hotelnya. "Ka Anin!!" Anin menoleh dan melihat Devi berlari kecil ke arahnya.

"Eh?"

"Huh.. huhhh... Kak Anin jalannya cepet bangethhh..."

"Kamu sejak kapan?"

"Sejak Kak Anin minta buat pulang duluan. Jadinya aku ikut deh untung aku bawa uang jadi bisa ikut naik bus tadi"

"Haduuu kamu tuh ya. Yuk deh ke kamar. Mau digendong?"

"Emang Kak Anin kuat?"

"Ngejek yaaa" Anin segera menggendong Devi di punggungnya lalu berjalan santai memasukki hotel. Anin tampak tak peduli dan hanya menatap ke depan. Devi nampak kian erat memeluk Anin yang menggendongnya.

"Kak.." Panggil Devi saat mereka sudah berada di lift.

"Kenapa?"

"Aku turun aja ya"

"Gak boleh"

"Tapi.."

"Jangan nolak deh Ranitaaa" Devi akhirnya diam, tangannya memeluk erat leher Anin, kepalanya ia letakkan di pundak Anin. Devi memperhatikan Anin yang sibuk menatap ke arah depan. Usia dirinya dan Anin terbilang cukup dekat. Hanya berkisar 1 tahun.

"Devi?"

"Eh?"

"Kamu masih mau digendong ya? Aku mau buka pintu jadi gak bisa nih. Kartunya ada di saku belakang"

Devi segera turun, sementara itu Anin meraih kartu di celananya dan membuka pintu kamar hotel mereka.

"Mau makan?"

"Tadi kan udah makan Ka"

"Oh iya. Aku suka hilang ingatan kalo udah liat kasur"

"Gak ada hubungannya kali Ka"

"Yang anggep aja ada"

"Terserah Ka Anin dehh" Devi melompat ke kasur dan menyalakan televisi sambil berusaha untuk mencari posisi nyaman bersandar di kepala kasur.

******

DEVI POV

Aku mengerjapkan mataku. Keadaan kamar ini begitu remang. Hanya lampu tidur yang menyinari seisi kamar ini. Tangan ku berusaha untuk mencari keberadaan Ka Anin yang ada di sampingku.

Namun.

Aku tak menemukan siapapun. "Mungkin Kak Anin di kamar mandi atau ke kamar lain" Pikirku.

Aku bangkit dari kasur dan menyalakan lampu sehingga kini seluruh ruangan telah terlihat. Kakiku mulai melangkah lebih jauh ke arah kulkas yang ada.

Tok.. Tokk..
Suara ketukan pintu itu cukup membuat kakiku berjalan menuju kearahnya. "Kak Shani?"

"Aninnya mana Dev?"

"Eh aku kira Ka Anin sama Kak Shani lagi keluar"

"Loh terus dia dimana?"

"Coba di kamar Bunda sama Kyla, Kak"

"Aku barusan dari kamar mereka..."

"Apa jangan jangan Kak Anin keluar sendirian?"

*****

Trip 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang