Chapter 1

8.7K 421 28
                                    

"Dave, enak ya jadi kamu. Semua yang kamu butuhin ada dan hanya tinggal bilang apa yang kamu mau, tiba-tiba langsung di berikan." Dave menatap jengah teman di sebelahnya. "Kamu itu manis, kaya, hidup kamu tuh kayak pangeran kerajaan." Entah sudah berapa lama temannya berceloteh tentang hidupnya dan itu sangat menyebalkan bagi Dave.

"Daripada kamu ngeluh gak jelas dan gak berguna, mendingan bantuin aku buat presentasi sialan ini, Jol."

Jola menggelengkan kepalanya sambil terus mengunyah. "Tidak terimakasih. Aku sudah cari materinya dan mendingan kasih tugas itu ke Heni." Heni yang merasa Namanya disebut langsung menolehkan kepala ke Jola. "Denger ya Heni sayang, ini tugas kita bertiga dan kamu enak-enakan main handphone terus dan titip nama di halaman pertama, kampret !" Lanjut Jola dan memberi tepukan di kepala Heni.

"Sakit bodoh !" Keluh Heni. "Mana aku kerjain." Heni langsung merebut laptop Dave membuat keduanya tersenyum karena akhirnya Heni berguna.

Dave Gabb, adalah seorang pemuda berumur 18 tahun yang kini sedang berkuliah di salah satu perguruan tinggi swasta di Surabaya. Dia mempunyai dua orang sabahat yaitu Heni dan Jola, mereka sudah berteman sejak awal masuk SMA.

Dave mempunyai satu rahasia besar yang dia simpan dan hanya diketahui oleh keluarga dan dua temannya saja, dia gay. Beruntungnya, dua temannya menerima keadaannya. Dave merasa sangat beruntung.

Walaupun keluarganya terang-terangan menerima orientasinya, tetapi Dave yakin kalau sebenarnya mereka tidak karena sangat terlihat dari senyuman mereka saat dirinya mengaku, mereka tersenyum palsu. Sekarang, dia hanya bisa berdoa agar keluarganya benar-benar tulus menerima keadaannya.

Untuk seorang pria, Dave bisa dikatakan sangat menarik. Kulitnya putih cerah, bibirnya berwarna kemerahan tanpa pemerah membuatnya semakin terlihat menarik. Hanya saja tubuh Dave tidakah se-atletis teman-teman prianya. Dirinya terlihat kurus, padahal porsi makannya bisa dibilang banyak.

"Dave, habis ini mau ke restoran yang baru buka di samping kampus nggak ? aku penasaran banget sama makanannya." Ajak Heni. Gadis berambut keriting ini sangat menyukai makanan, bahkan di pikiran gadis itu hanya makanan. Apalagi sosial medianya, jangan ditanya lagi karena penuh dengan foto-foto makanan.

"Tapi naik mobil kamu ya. aku lagi nggak bawa mobil." Jawab Dave dan mendapat jitakan dari Jola.

"Dasar anak sultan, restorannya tuh nggak jauh. Ngapain pake mobil, manja." Jola merupakan teman Dave yang paling kasar dibandingkan Heni. Kebiasaan Jola adalah memukul kepala teman-temannya dan itu seperti sudah menjadi kebiasaan Jola.

Dave dan Heni sudah meminta untuk Jola menghentikan kebiasaannya itu, tapi sama saja seperti meminta semut berhenti mengerubungi gula. Jola keras kepala dan dia akan susah untuk diingatkan.

Setelah menyelesaikan tugas, mereka bertiga pergi ke restoran yang baru satu minggu lalu dibuka. Restoran tersebut masih terlihat bagus dan sangat cocok untuk anak muda menghabiskan waktu disana. Terlebih lagi dengan suasana yang mendukung dan ditambah dengan lagu-lagu yang tidak membosankan untuk di dengan.

Dave memilih untuk duduk di meja nomor tiga dan diikuti oleh Heni dan Jola yang duduk di depannya. Mereka berdua memesan makanan dan minuman. Sembari menunggu, mereka bercanda satu sama lain dan bergosip tentang anak-anak yang mereka kenal.

"Hai Dave !" Merasa di panggil, ia mendongak dan melihat Brian.

"Uhuk !" Jola tersedak air ludahnya saat menyadari siapa yang menyapa temannya.

"Boleh aku duduk disini ?"

"Silahkan." Dave dan Jola melihat ke arah Heni yang tanpa melihat siapa yang bertanya dan langsung menjawab. Ingin sekali Dave menampar mulut Heni. "EH ?!" Heni terkejut saat menyadari siapa yang dia persilahkan tadi.

Killing Me SoftlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang