BAB 19 MEMORY

3 1 0
                                    

Angin malam sepoi-sepoi,sebelum Emily diantar pulang kerumahnya,Abey mengajaknya untuk makan malam,disebuah restoran Seafood yang letaknya didekat pantai. Emily semoga kau suka dengan makanan disini,kalau soal seafood itu adalah favoritku,katanya. Aku sudah mengatakan pada orang tuaku tentang hubungan kita,dan kau tahu ibu dan ayahku di Jakarta sangat senang mendengarnya. Emily tersontak kaget mendengar penuturan Abey, ia belum bisa merespon kata-kata Abey barusan,maaf maksudku secepat itu dan bagaimana tanggapan mereka mengenai kita yang berbeda keyakinan,orang tuaku sangat toleransi mengenai apa yang menjadi keinginanku,dan mereka juga mendukung.

Mungkin bagi mereka bisa menerima,tapi aku berbeda Abey,aku belum bisa memberitahukan pada orang tuaku,aku tidak yakin dengan itu,dan juga aku pikir ini terlalu dini untuk diketahui oleh mereka,"tenang saja Emily,kita adalah orang dewasa sudah pantasnya menentukan pilihan masing-masing", aku paham maksudmu Abey,tetapi biar tetap seperti ini dulu,nanti perlahan-lahan aku akan menyampaikan pada mamaku,kau tahu kan saat ini yang aku punya hanya mama dan adikku.

Disela perbincangan mereka,makan malam telah diantarkan oleh pramusaji,Emily sudah tidak tahan untuk mencicipinya,dan ketika semua telah selesai ditatah pada meja ia langsung hendak makan namun,ada hal berbeda dari sikap Abey,membuat Emily mengurungkan niatnya untuk makan terlebih dulu,Abey masih menyiapkan senduk dan peralatan makannya,membuat Emily jadi canggung,saat makan juga ia cenderung tidak bersemangat,dan mereka menikmati makannya dalam diam.

Saat makan seketika pikirannya melintas terbayang jauh,akan kenangan beberapa bulan lalu,kenangan akan makanan yang sama ia santap namun dengan orang berbeda,saat itu mereka benar-benar kelaparan,dan tidak mempedulikan image satu sama lain,tidak ada suasana canggung,bahkan dalam sekejap makanan dengan porsi lima orang bisa dihabiskan oleh hanya dua orang,hal itu mengundang senyum diwajah Emily yang muncul tanpa ia sadari. Emily,apa ada yang lucu,kau senyum-senyum sendiri,tanya Abey dengan wajah serius,"Ah,maaf aku hanya teringat sesuatu",apa itu Emily?,bukan hal yang harus diceritakan,guman Emily, "baiklah kalau kau tidak mau cerita padaku tak apa", kalau sudah selesai makan kita pulang sekarang,terdengar nada Abey seperti sedang kecewa,Emily hanya mengikuti perintah Abey dan beranjak dari duduknya mengikuti Abey ke meja kasir padahal makanan pesanan mereka dimeja masih tersisah banyak dan setelah itu Abey mengantar Emily pulang ke rumahnya.

Setelah kepulangan Abey,Emily hendak masuk ke rumah,dan mendapati mamanya yang sedang menunggunya dirumah,malam mama sapa Emily,jam begini baru pulang Emily,tegur mamanya,dan siapa tadi yang antar pulang Emily?,"dia adalah atasanku dikantor ma,maaf tadi pas pulang diajak untuk makan sekalian jadi aku terlambat pulang,"baiklah nak,besok-besok jangan seperti itu lagi,ingat kesehatanmu nak", baiklah mama aku mengerti dan aku pamit ke kamar.

Dikamar Emily kembali merenung,dan kenangan itu kembali terlintas dalam benaknya,dilihat satu persatu foto liburannya di bali beberapa bulan lalu,namun tak satupun ada foto orang yang saat ini ada dalam benaknya,aku baru ingat waktu itu sangat tergesah-gesah sampai lupa menulis nomor telponku,aku sadar saat bersamanya rasanya begitu indah,setiap hari yang kita lewati tidak membuatku canggung padanya,karena beberapa alasan kami dengan mudah bisa akrab,aku menyukai hal yang berbau seni dan dia juga,saat kami pergi berboncengan dengan motor dan bermain jet ski bersama,tidak ada yang lebih indah daripada itu,saat itulah aku merasakan menjadi diriku sendiri,entah kenapa saat makan malam tadi dengan menu seafood dan suasana pas di dekat pantai,membuatku rindu akan kenangan indah itu dengannya,namanya Lex,tapi aku tidak tau nama lengkapnya dan dia orang yang sangat menyenangkan,aku berharap suatu ketika dapat bertemu dengannya lagi.

(Hai,,,,jangan lupa vote & comentnya,,untuk tulisann ini..)

My Black OrchidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang