Chapter 9 (Warn: Smuth)

95 6 0
                                    

'Jungkook, Eomma sakit.'

Perkataan Seokjin hyung terus terngiang, saat tadi ia menelfon dan memberitahu keadaan eomma. Sudah empat bulan aku tidak pulang. Dan itu cukup membuatku merasa bersalah.

"Kau kuberi cuti tiga hari."

Aku mengangkat kepala saat mendengar keputusan Min sajang. Menyenderkan kembali punggungku ke kursi, aku menghirup aroma ruangan Min sajang dengan rakus.

"Istirahatlah. Kita sudah berhasil mendapatkan kontrak bilateralnya."

"Aku berencana ke Busan."

"Kau akan sakit Kook. Aku tahu kau tidak tidur dua hari."

Aku menghela nafas. Benar. Karna Min sajang juga tidak tidur dengan cukup selama satu minggu ini untuk kontrak kerja besar dari Jepang ini.

"Ibuku sakit Min sajang. Bolehkah aku mengambil cuti sampai hari senin?"

Pasti jawabannya mengecewakan.

"Tidak. Senin kau harus menemaniku ke Gwangju."

Aku mengurut keningku. "Baiklah. Kalau begitu saya permisi."

Aku segera bangkit dari dudukku. Berada di ruangan ini membuatku semakin sakit kepala. Harusnya aku saja yang menjadi boss.

***

"Kenapa menghindar?"

Gadis didepanku menundukkan pandangannya. Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Ahra. Tapi sejak pagi kemarin dia bahkan tidak mau kuhubungi dan lebih memilih pulang awal.

"Kau ini kenapa?"

Kedua pipinya menampakkan ruam sempurna.



Ah, malu?



"Tidak baik membiarkan tamu berdiri didepan pintu seperti ini."

Gadisku langsung mengangkat wajahnya. "M--Masuklah." Ia menggeser dirinya, membuat jalan untukku masuk kedalam apartmentnya. Kenapa manis sekali sih?

Aku langsung masuk kedalam. Seperti biasa. Jangan berpikiran yang tidak-tidak. Aku memang sering berkunjung ke apartment gadisku. Ya begitu, apartmentnya bisa menghilangkan stressku.

Apartmentnya tidaklah besar. Hanya terdiri satu kamar, dapur, ruang tamu dan kamar mandi. Padahal kalau meninjau dari gaji manager dia bahkan bisa menyewa di distrik Gangnam. Tapi terlalu jauh juga sih dengan kantor.

Ruang tamunya sesuai ekspetasiku. Tentu saja berantakan. Mejanya bahkan penuh dengan dokumen menumpuk. Aku tidak heran sih, karna kami sama-sama pekerja keras. Membawa pekerjaan kantor ke rumah jika malas lembur.

Ahra mendahuluiku menuju soffa, duduk dengan santai dan tetap menundukkan pandangan. Berpura-pura sibuk dengan dokumen job desc. Lucu sekali.

Aku ikut duduk disampingnya. Memainkan remote TV, lalu menghidupkan televisi 40 inc didepan kami.

Yatuhan. Kalau begini terus, bosan bisa menyerangku. Channel TV tidak ada yang menarik perhatianku, dan juga gadis ini yang sok sibuk.

Setidaknya aku harus tahu alasannya kenapa dia jadi mendiamiku seperti ini.

"Eh?"

Aku menarik dokumen tidak penting itu darinya. Membuat mata seksi yang terbingkai kacamata itu menoleh padaku. Tanpa jeda aku langsung merebahkan kepalaku dipangkuannya.

Land Breeze (JEON JUNGKOOK FF)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang