"Lalu, kenapa lo suka maccha?" tanya Juna balik.
"Karena maccha itu rasanya nggak seperti yang diomongin orang-orang. Maccha itu nggak eneg, maccha itu enak. Bisa bikin bahagia. Bisa bikin gue tenang. Intinya gue suka moccha karena orang-orang nggak suka sama maccha." Jawab Juni dengan alasan yang menurut Juna tidak masuk akal.
"Alasan lo kok aneh sih. Gak bisa masuk di akal." Tutur Juna.
"Kenapa lo gak suka sama maccha?" Tanya Juni mengalihkannya.
"Karena menurut gue maccha itu eneg, bikin muntah." Jawab Juna sarkas.
"Itu yang bikin gue suka sama maccha." Jawab Juni.
Juna masih tidak memahami alasan Juni. Tidak pernah ia menemukan perempuan seperti Juni.
Dan tanpa disadari, keduanya sudah mengetahui apa yang tidak disukai dari masing-masing mereka.
Juni dan Juna dengan bersamaan mengambil gelas minuman itu. Bersamaan juga mereka meminum minuman mereka.
Setelah sedotan masing-masing mereka menempel di bibir mereka, mereka mulai menyedot minumannya.
Dan.
Juna dan Juni sama-sama tertegun. Ia sama-sama meletakkan minumannya.
"Lo barusan ngerasain apa?" Tanya Juni dengan wajah terbengongnya.
"Lo juga barusan ngerasain apa?" Tanya Juna dengan tatapan kosongnya.
Ternyata ini rasanya coffe. Batin Juni berteriak keras.
Ternyata ini rasanya maccha. Batin Juna.
"Rasanya enak"
"Rasanya enak"
Ucap mereka bersamaan.
Back to earth. Keduanya langsung mengerjapkan matanya.
"Gue barusan nggak salah minum 'kan?" Tanya Juna yang masih kebingungan.
"Ini nggak ketuker 'kan?" Tanya Juni dengan melihat ke gelasnya. Namanya betul. Juni.
Dan milik Juna juga bener namanya. Terus kenapa isinya salah? Pelayan juga sudah hafal minuman yang dipesan mereka. Kenapa bisa salah?
"Tapi gue gak nyesel minumnya"
"Tapi gue gak nyesel minumnya"
Ucap mereka bersamaan.
"Jadi..."
"Jadi..."
Lagi mereka bersamaan.
"Gue suka sama coffe" ucap Juni mendahuluinya.
"Gue juga suka sama maccha" ucap Juna.
Dan mereka tertawa bersama. Mereka sama-sama menikmati minuman mereka yang sepertinya sengaja di tukar.
Bahkan Juna juga ikut menikmati salad buah milik Juni. Juni juga tidak keberatan jika Juna memakan saladnya.
Intinya mereka bahagia.
Tanpa disadari, ada enam remaja yang sedari tadi mengikuti Juna yang menjemput Juni. Mengikuti Juna dan Juni yang masuk ke mall dan menuju ke starbucks.
Dan mereka juga yang mendengar apa yang di pesan oleh keduanya.
Dan merekalah yang sudah menukar minuman Juna dan Juni.
"HAHAHAHA" Tawa mereka pecah.
"Ngakak anjir liat wajah-wajah mereka" ucap Diego sambil mencoba mereda tawa mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUNA & JUNI
Teen FictionMahardika Arjuna Galaksi. Cowok badboy, tapi nggak mencerminkan sifat badboy. Ganteng, keren, karismatik, sudah jelas. Cerdas pula. Sang Difa sekolah yang dikenal badboy, tapi percayalah, dia tidak playboy. "Nggak semua cowok badboy itu playboy, Jun...