Part 02

1.3K 195 38
                                    


Love is...

being my BEST friend!





🕊🕊🕊





Hina meregangkan ototnya di pagi hari, tapi matanya masih enggan untuk terbuka. Mencari posisi nyaman untuk melanjutkan tidurnya dan tak sengaja ia balas meluk seseorang yang tidur di sebelahnya.

'Baunya enak,' batin Hina mencium aroma menenangkan yang masuk ke indera penciumannya. Mengendus benda di depan wajahnya dan kembali mencoba untuk terlelap.

Jaemin yang terbangun karena ulah Hina, sontak kaget karena ia tidak sadar sudah tidur sambil memeluk cewek itu. Walaupun dia kaget, tapi tidak ada sedikitpun niatnya untuk menjauh darinya. Jaemin malah mengelus pelan rambut Hina yang ada di dekapannya dan menepuk-nepuk pelan lengannya.

Hina hendak membuka matanya karena kaget merasakan tangan seseorang sedang mengelus punggungnya, pasalnya dia kan tinggal sendiri, lalu itu tangan siapa? Dadanya berdebar keras, menebak siapa gerangan orang yang ada bersamanya saat ini.

"Kakak?" panggil Hina pelan saat mendapati leher dengan jakun yang bergerak di depan matanya, yang artinya dia sedang bersama seorang pria. Siapa tau kakaknya dateng dan ngurusin dia tadi malam. Tapi rasanya tidak mungkin karena sekarang Kak Yuta bukan hanya miliknya.

"Udah bangun?" tanya Jaemin dengan suara rendahnya yang sedikit serak mengagetkan Hina kembali.

'Ini bukan Kak Yuta!' kalut Hina dalam hati. Dia ga berani noleh ke atas, menatap wajah seseorang yang mendekapnya saat ini. "Lepasin!" seru Hina mencoba melepaskan diri dari cowok yang memeluknya.

"Santai kali" kekeh Jaemin ngeliat Hina duduk memunggunginya dengan rambut yang awut-awutan.

"Kenapa gue bisa disini?" tanya Hina dengan suara dinginnya sambil melirik ke sekitar dan mendapati dirinya tidak sedang berada di dalam flatnya, tapi flat milik orang asing di belakangnya.

"Lo mabok, dan gue ga tau password rumah lo. Jadi gue ajak lo ke tempat gue" jelas Jaemin pelan-pelan.

"Maksud gue kenapa gue bisa sama lo?" pekik Hina frustasi karena ga dapet jawaban yang dia mau. Siapa coba orang gila yang udah nyuruh bopong Hina bersama orang asing ini, seingatnya kemarin dia masih bersama teman-temannya, ga misah.

"Hey, tenang! Gue temennya Haechan. Berhubung lo tetangga gue, mereka nyuruh gue nganter lo pulang," jelas Jaemin, takut ngeliat Hina jambakin rambutnya sendiri. "Gue ga ngapa-ngapin lo kok, sumpah!"

Hina menggeram mendengar penjelasan Jaemin lalu balik badan, menatap cowok yang tak asing di depannya. "Lo!" pekik Hina mengingat cowok yang menyapanya di meja bartender kemarin malam.

"Lo kenal gue?" kaget Jaemin sambil nunjuk dirinya sendiri.

"Lo pasti udah ngerencanain ini semua kan? Brengsek!" marah Hina. Dia langsung bangkit berdiri, melemparkan selimut dan bantal ke arah Jaemin.

"Rencana apa sih? Gue ga ngerti" kata Jaemin, berusaha menghindar dari serangan Hina.

"Alah, ngaku lo! Dasar cowok hidung belang, abis nidurin cewek pada ga mau ngaku" geram Hina makin kalap buat mukulin Jaemin.

"Gue bukan cowok hidung belang!" hardik Jaemin. Kesel dikatain gitu sama Hina yang panik sendiri. "Asal lo tau, gue udah baik ngajak lo pulang tapi lo malah bikin rumah gue berantakan. Dan parahnya kemarin lo muntahin gue" kata Jaemin sambil melotot galak, ga mau ditindas sama cewek di depannya ini. Enak aja.

Hina diam, melirik pakaiannya yang kini masih menggenakan kaosnya kemarin, tapi ada sesuatu yang janggal. "Brengsek! Bra gue kemana?" teriak Hina di depan wajah Jaemin. "Siapa yang gantiin baju gue?"

(✔️) What Is Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang