One

891 364 374
                                    

Lelaki dengan Rahang tegas dan tatapan mengintimidasi itu dengan langkah panjang berjalan menuju kantin belakang, harusnya ia langsung ke kelas karena pagi ini akan ada ulangan Sejarah. Namun lelaki itu tidak mempedulikan hal tersebut, karena hari ini moodnya sedang tidak bagus. Beberapa siswi yang masih berdiri di luar maupun yang baru saja berdatangan, menatap lelaki itu antara kagum dan terpesona.

Akan tetapi lelaki itu tidak suka menjadi pusat perhatian. Dia menatap gadis-gadis itu tajam hingga membuat mereka takut dan malah menunduk serta beberapa lainnya yang berbalik masuk kedalam kelas.

Kakinya menapak di Kantin belakang sekolah, kantin yang akan ramai ketika istirahat saja, waktu dimana murid-murid akan berbondong kesana karena kelaparan. Sedangkan yang ada di area adik kelas jarang dikunjungi. Tempat itu terlalu sempit dan tidak bebas. Di sana biasanya menjadi kantin tongkrongan guru-guru.

Matthew melempar asal tasnya ke meja yang ditempati teman-temannya. Lalu dia mendaratkan bokong di sana, berniat untuk menyembunyikan kepala di lipatan tangan dan larut dalam tidur. namun terhenti ketika mendapat pertanyaan dari Arga.

"Bolos lagi?" Tanya Arga.

Matthew tidak menjawab karena dia tahu Arga pasti sudah paham dengan jawabannya.

"Gue masuk kelas dulu hari ini soalnya banyak ujian." Arga lalu menepuk pundak Matthew setelah sebelumnya ia membawa tas Converse hitam yang tersampir di bahu kanannya. Sementara Matthew hanya mendengus.

Lelaki itu lalu menutup matanya dan menenggelamkan kepalanya di lipatan tangan, melanjutkan tidur. Karena semalam ia begadang, bukan belajar untuk ujian hari ini melainkan Memainkan Game online di ponselnya, hingga jam 3 pagi. Dan setelah ia tidur dua jam malah Dipaksa oleh Ibunya untuk berangkat sekolah, itupun dengan ancaman.

Dua puluh menit Matthew tertidur, lelaki itu tidak mendengkur dan tidak bergerak. Namun tidak seorang pun yang ada di kantin itu berani membangunkan lelaki itu. Entah kenapa orang-orang takut terhadapnya, ia jadi bingung sendiri.

Hingga dia benar-benar tertidur nyenyak di kantin sekolah yang cukup sepi pagi ini.

--

Kiara, dia adalah Ketua Osis yang baru saja terpilih beberapa minggu lalu, jadi ia sekarang masih Giat dan Rajin melakukan kegiatan, namun nanti ia yakin, ia akan mengeluh karena sibuk dan lelahnya menjadi seorang Ketua Osis.

Kiara rencananya akan keliling dan mengecek setiap tempat di sekolah ini yang sering di gunakan oleh anak-anak nakal untuk bolos. Termasuk kantin belakang sekolah. Rencananya kegiatan ini akan berlangsung Rutin setiap hari, namun gantian. Bukan hanya Kiara saja.

Kiara itu tidak ramah, dia bahkan bisa dikatakan jutek. Dari garis wajahnya saja kalian bisa langsung menebaknya karena wajah cantik itu jarang tersenyum. Terkecuali kepada guru, kedua orang tuanya dan teman dekatnya yang kadang membuatnya tertawa lebar.

Gadis itu melangkahkan kakinya menyusuri perpustakaan disana dia tidak menemukan siapapun kecuali penjaga Perpus. Gadis itu mengipas wajahnya dengan kertas yang ia bawa untuk mencatat nama murid yang bolos.

Setelah memeriksa ke mushola, ternyata tidak ada juga, gadis itu lalu berjalan menuju tempat tujuan terakhirnya, apalagi kalau bukan kantin belakang sekolah. Ia sudah memeriksa kantin depan dan hasilnya sepi hanya dihuni oleh penjaga kantin yang tengah menggoreng gorengan seribuan.

Sesampainya disana ia menemukan beberapa siswa, gadis itu lantas berlari menuju kesana.

"Kesini! Kesini!" Teriaknya kepada salah satu siswa yang baru saja akan lari. Seakan tahu kalau Kiara datang untuk mencatat nama anak-anak bolos, yang akhirnya akan diberikan alpa seharian serta surat panggilan orang tua.

"Nama lo?" Tanya Kiara seraya meraih bangku plastik untuk ia duduki, Laki-laki itu mengucapkan namanya dengan malas karena Kiara yang tadi bertanya dengan nada tinggi.

Setelah mencatat nama tersebut, Kiara lalu menanyakan nama murid-murid lain yang ada dan berdiam di kantin kepada Daffi (Nama laki-laki itu), agar ia tidak lelah berdiri dan menanyakan nama mereka satu persatu.

"Dah kan?"

"Hmm, sana pergi."

Daffi bangkit dan berjalan menuju pintu keluar kantin, lelaki itu sekarang sedang cemas. Karena ia sudah membohongi Kiara, maka sebelum gadis itu mengamuk Daffi mengambil ancang-ancang untuk berlari agar tidak babak belur karena hajaran Kiara yang ganas.

Kiara menarik napas dalam, bersiap untuk mengamuk. bagai banteng yang siap mengamuk ketika melihat kain merah. Kiara baru tahu kalau Daffi membohonginya, ketika Ia menghitung jumlah nama yang ia catat tadi dan jumlah Murid yang ada di kantin. Hasilnya mines satu.

Kiara menangkap pemandangan dimana seorang lelaki tengah asik tertidur. "Ah, pasti ini nih biangnya." Kiara lalu berjalan mendekat menuju meja dimana ada tiga siswa yang sedang bermain hp dan satu siswa yang sedang tidur.

"Namanya siapa?" Tanya Kiara menatap salah satu diantara beberapa lelaki itu.

Beberapa saat mereka kaget karena tidak menyadari kehadiran Kiara, dan beberapa detik kemudian mereka saling tatap. Bingung antara haruskah memberi tahu nama Matthew atau tidak. Mereka takut nanti Matthew akan marah.

"Namanya siapa?!" Tanya Kiara lagi namun kali ini lebih keras.

"Matthew." Suara serak orang baru bangun itu membuat Kiara sedikit tersentak.

--

Hae welkam to my first story yang gaje ini wkwk, semoga klean suka:)

Matthew Gionino ferland👇

Matthew Gionino ferland👇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Vomment yaaaa love uu💜

FatyaLatief 🐨

Happy Friend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang