twenty one

1.7K 134 6
                                    

"...."

Aku terpaku, dan bingung kenapa ayahku tiba-tiba ingin bertemu Jun-gege. Aku pun menghampiri Jun-gege dan memberitahunya soal itu, tapi ia bilang tidak apa-apa.

Kami pun datang di tempat yang sudah ditentukan, dan tentu saja Renjun tidak ikut.

Jun-gege terlebih dulu menyalam ayah, dan disusul denganku, lalu aku duduk disebelah Jun-gege.

Entah kenapa, suasana tidak seperti biasanya. Ayahku lebih riang daripada biasanya, yang terpaku pekerjaan dan tanpa ekspresi. Ia juga tidak terlihat dingin dengan Jun-gege, ia hanya menanyakan tentang karir Jun-gege.

Aku hanya bisa tersenyum senang, karena sekarang ayahku sudah bersikap baik kepada Jun-gege dan tidak memandang sebelah mata terhadap Jun-gege lagi.

.

"junhui, om minta maaf kalau om sempet pandang sebelah mata. om restuin kamu sama minghao, karena itulah pilihan yang terbaik."

"..."

Kami berdua hanya diam terpaku dengan apa yang dikatakan oleh ayah.

"pah, hao ga salah denger kan?.."

"iya hao. papa setuju kamu nikah sama Jun,"

Aku melihat kearah Jun-gege, begitu juga sebaliknya. Ia melemparkan senyum tipis nan manisnya kepadaku, dan kubalas dengan segurat senyum bahagia.

Ayahku sekarang berubah, seratus delapan puluh derajat dari saat ia masih berteman dengan ayah Daniel si jebal itu.

Sisa waktu makan malam pun habis dengan obrolan-obrolan biasa, dan secara tidak langsung Jun-gege sudah bermain kode dengan ayah.

-

;- junhui's

Aku tidak tahu mau bilang apa, selain berterima kasih banyak kepada ayah Minghao. Ia memberiku kesempatan bahkan restu untuk menikahi Minghao.

Mungkin, aku akan melamarnya dalam kurun waktu terdekat.

.

21 Maret 2018

Saat itu aku dan Minghao sedang ada di perjalanan menuju pernikahan teman kami, yaitu Kim Mingyu dan Jeon Wonwoo. Mereka akhirnya menikah juga, dan aku sebagai teman terdekat Wonwoo wajib datang. Aku bahkan dipilih sebagai pendamping Wonwoo.

Di Wedding venue

"Junhui-ya, kapan lo nyusul?" Sela Wonwoo, sebelum aku harus mendampinginya berjalan ke altar pengantin di depan.

"...gatau juga, nih. gue mau ngelamar tapi belum ada keberanian," jawabku canggung.

"Gak perlu takut, dia kan udah terima lo sepenuhnya, ya 'kan?"

"..iya sih. Bokapnya dia juga udah ngerestuin gue sama dia."

"Nah, gaspoll aja langsung!"

Aku pun malu. Aku hanya menjawab, aku akan berusaha yang terbaik.

***

28 Maret 2018

Aku pernah berjanji mengajak Minghao untuk pergi liburan ke Shenzhen, untuk sekedar refreshing saja.

Sesampai di Shenzhen, aku kembali pulang kerumahku, dan bertemu adik dan ibuku. Mereka tidak tahu aku datang, jadi ini adalah sebuah kejutan.

"Mama, Junnie pulang!" aku melepas sepatuku dan memasuki rumah.

Ibuku yang tadinya sedang berada di ruang dapur pun langsung menghampiri dan memelukku, lalu memanggil Yangyang, adikku.

"Junnie, mama kangen.."

imaginary | junhao ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang