11. Bertepuk Sebelah Tangan

941 161 10
                                    

Umji membuka pintu rumahnya setelah mendengar sebuah ketukan dari luar. Ternyata Vernon yang berada di balik pintu tersebut. Umji menatap pacarnya itu. Raut wajah Vernon tak dapat diartikan. Seperti campuran antara marah, khawatir, takut dan sedih(?)

"Lo gapapa Non?" Tanya Umji menatap Vernon. Vernon tak menyahuti sama sekali.

"Papah lo mana?" Tanya Vernon tanpa menjawab pertanyaan Umji sebelumnya.

"Ada di dalem," ucap Umji seraya menunjuk dalam rumahnya.

"Gue boleh masuk?" Tanya Vernon menatap Umji datar.

"Ehh iyah, boleh-boleh... " ucap Umji segera menyingkirkan tubuhnya sedari tadi menghalangi jalannya pintu masuk. Vernon pun melangkah masuk ke dalam rumah Umji.

"Ji siapa??" Tanya seorang pria yang kemudian mendekat ke arah kedua anak muda di ruang tamu. Vernon menatap pria yang merupakan ayah nya Umji tersebut. Ia segera membungkuk dan memberi nya salam.

"Vernon Om, pacar Umji... " ucap Vernon membungkuk dihadapan pria tersebut. Umji mendelikkan matanya terkejut mendengar perkataan Vernon yang baru beberapa detik yang lalu ia katakan.

Dia ga takut sama sekali dimarahin papah yah? Daebak... Nyalinya gede juga kamu Non hahaha. Batin Umji seraya tersenyum menatap Vernon yang sedang membungkukkan tubuhnya di hadapan ayahnya.

"Vernon?? Anaknya Pak Simon Choi??" Tanya Papah Umji menatap Vernon di hadapannya. Vernon tersenyum lalu mengangguk.

"Om tau darima... "

"Umji!! Kamu harus langgeng sama Vernon yah, sampe nikah. Pokoknya papah udah restuin kalian berdua. Kalian harus sampe nikah!" Tegas Papah Umji membuat Vernon serta Umji terpelongo terkejut.

"Ehh Papah kenapa ko... "

"Ayah kamu itu bos saya. Dia baik banget... Saya udah berharap dari dulu biar bisa besanan sama ayah kamu Non... Alhamdulillah doanya terkabul... " ucap Papah Umji semangat sendiri lalu memeluk Vernon dengan erat.

"Ohh pantes Pak— Eeh se-neng deng-nger nya," ucap Vernon terbata-bata karena erat nya pelukan Papah Umji yang membuatnya terhempit.

"Iyah, kamu ngapain kerumah saya?" Tanya Papah Umji mengelus puncak kepala Vernon. Vernon tersenyum, "mau ngomog sama anak Om, boleh Om?" Tanya Vernon meminta izin pada Papah Umji.

"Ehh iyah silakan... Papah tinggal dulu yah Ji," ucap Papah Umji lalu berjalan menjauh dari mereka berdua. Vernon pun akhirnya duduk di atas sofa putih bersih seraya menatap Umji.

"Gini Non... " baru saja Umji ingin berbicara namun telah dipotong oleh Vernon.

"Gini gimana? Itu Somi gimana? Apaan coba pake janji segala? Pokoknya gue ga mau balikan sama Somi. Sama lo aja, udah!" ucap Vernon merautkan wajah keseriusannya. Umji menatap Vernon bigung.

"Atuh gimana kalau janji nya sebelum-sebelum ini? Kan gue juga ga tau. Bahkan ga nyangka kalau kita bakal pacaran," ucap Umji menggaruk kepalanya yang sebenarnya tak gatal sama sekali.

"Pokoknya gue cuman mau sama lo. Udah. Titik. Ga ada koma." Umji tersenyum menatap pria di sampingnya. Vernon sangat menginginkan hubungan mereka berdua terus berjalan. Ia bahkan tak mau bersama Somi walaupun di berikan kesempatan.

"Tapi gue udah janji... Gimana Non? Apa lo sama gue pura-pura putus aja? Nanti lo nembak Somi," ucap Umji senang seolah ia memberikan ide terbaik di hidupnya.

"Ga! Mau itu pura-pura, mau itu sebentar doang, mau itu selamanya, gue kagak mau. Gue ga mau putus," ucap Vernon masih teguh pendiriannya. Umji menarik napas dalam lalu menghembuskannya.

"Non... Cuman sebentar aja sampe Somi pulang... Pliss... " ucap Umji memohon pada Vernon hingga memberikan aegyo termanis nya pada Vernon. Namun Umji lupa. Vernon adalah sebuah bongkahan es batu dari kutub selatan, ketika ia sedang sangat serius seperti ini.

"Gue bilang engga yah engga."

"Ihh kenapa sihh?? Bentar doang... "

"Engga Umji sayang... "

"Emang kenapa ga mau??"

"Kalau kita putus dan terus nanti lo dapet pengganti gue gimana? Gue ga mau."

"Gue janji, gue bakal nolak semua cowok yang nembak gue nanti. Gue bakal nunggu lo doang... "

"Tetep. Kalau malah Somi ga balik ke london gimana??"

"Ihh dia bakal balik... Dia kan sekolah Non... "

"Terus kalau ternyata kita putus dan lo ga ada rasa lagi sama gue gimana??"

"Ihh gue masih mau sama lo Non..."

"Demi apa??"

"Demi apa aja lah," Umji pasrah berdebat dengan Vernon. Entah kapan selesai adu bicara ini. Membuatnya bertambah bingung saja.

"Tetep. Gue ga mau."

Umji menatap Vernon frustasi. Ia mengacak-acak rambutnya. Lalu ia mencubit pipi Vernon dan asal menariknya kesana dan kesini.

"Arggghhh nyebelin banget sihh," ucap Umji menarik pipi Vernon kesegala arah hingga membuat Vernon mengeluh kesakitan.

"Ahhh sakit Ji, udah-udah... " Ucap Vernon mencoba melepaskan cubitan Umji. Umji pun berhenti. Vernon segera mengelus pipinya yang kini memerah.

"Pokoknya lo bilang sama Somi, lo minta maaf. Dan kalau dia ga minta maaf urusan dia sama allah nanti. Pokoknya gue ga mau putus. Udah itu aja." Vernon semakin yakin dengan pendiriannya tersebut. Jauh dari Umji sedikitpun atau sesaat pun saja sulit baginya, apalagi berpura-pura menjauh dengan kenyataan dirinya yang kini semakin mencintai Umji, itu akan lebih sulit lagi baginya.

"Non... Gue mohon... Plis ini mah... Sebentar aja... "

"Ji, lo kenapa sih?? Lo ga mau mempertahanin hubungan kita yah??" Tanya Vernon menatap tajam Umji. Umji terdiam melihat Vernon dengan tatapan seperti itu.

"Bukan gitu... "

"Atau lo udah ga mau lagi pacaran sama gue??"

"Ihh Non, bukan gitu... "

"Terus apa?? Lo ga suka sama gue??" Tanya Vernon membuat Umji terdiam. Ia terdiam menatap bola mata indah Vernon. Ia sungguh bingung menjawab apa. Umji berpikir sejenak, kira-kira apa yang harus ia jawab? Mengapa pertanyaan ini muncul dari mulut Vernon sih? Ia belum tahu apa jawabannya...

Vernon ikut terdiam. Umji tak menjawab pertanyaannya. Apa maksudnya iyah? Dia tidak menyukai Vernon? Benarkah? Jadi ini cinta bertepuk sebelah tangan?

"Lo ga suka sama gue Ji?" Tanya Vernon lebih memelankan suaranya. Umji menunduk tak berani menatap Vernon.

"Non... Gue selama ini... "

"Apa?"

"Cuman nganggep lo sebatas sahabat aja... " ucap Umji lalu menegakkan kepalanya dan menatap pria di sampingnya.

Kalian dengar? Apa kalian dengar? Hati Vernon kini memecah perlahan. Ia kira Umji selama ini telah menyimpan rasa pada Vernon begitupun Vernon yang sama sedang menyukainya. Namun,  ternyata selama ini ia hanya menganggap Vernon sebatas sahabatnya saja.

Vernon menatap getar Umji lalu berkata, "gue balik dulu Ji." Ia segera berdiri lalu berjalan menuju motornya. Umji menyusulnya dan menghalangi nya pergi.

"Non... Lo marah? Maaf Non... Gue minta maaf... " ucap Umji memohon pada Vernon. Namun, Vernon sama sekali tak menatap nya. Ia memalingkan wajahnya dari Umji.

"Kirim salam buat papah lo Ji," ucap Vernon menghindar dari Umji lalu berjalan menuju motornya dan pergi tanpa menatap Umji yang sedang terpaku di tengah ambang pintu.

Vernon bener bener marah yah? Maafin gue Non... Batin Umji menatap kepergian Vernon dengan rasa penyesalan.

-o0o-

[✓] FROM A FIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang