34. Perbatasan

4.4K 474 66
                                    

Yasa membelalakkan matanya, ia segera mengibas pedangnya menciptakan angin besar dan membuat debu yang menghalangi pandangannya menghilang seketika. Di sana ia melihat Arhies yang tengah menekan pedangnya untuk menembus tubuh seseorang yang menghalanginnya.

Yasa tercengang. "I-iblis Hitam?!"

Dengan sekali hentakan Iblis Hitam itu menahan serangan Yasa dengan pedang hitam di tangannya. Hanya dengan satu tangan ia mampu menahan kekuatan penuh Arhies. Arhies mendesis ia terus menekan pedang yang menyala putih bagaikan salju yang kini tepat berada di atas kepala Iblis Hitam.

"Ck, terlalu lemah!" Iblis hitam menghentakkan pedangnya membuat Arhies terlempar bersamaan dengan cahaya hitam yang mendorongnya jauh.

Brak!

Duar!

Tubuh Arhies menghantam bebatuan. Cahaya hitam seketika menembus tubuh Arhies membuat sang empunya menjerit pilu menahan sakit yang teramat menghancurkan organ vital di dalam tubuhnya.

"Uhuk! Be-berengsek!" Arhies terjatuh, tubuhnya mendarat di atas tanah yang keras. Darah keluar dari sela-sela mulutnya. Ia tidak dapat bergerak meski ia mencoba dengan sisa kekuatannya. Sakit di dalam tubuhnya benar-benar menyiksa.

"Aku akan membunuh kalian dan setelah itu membunuh Raja kalian!" Iblis hitam mendekat mengacungkan pedang hitam di tangannya. yasa mencoba mendekat membangunkan tubuh Arhies yang terkapar. "Iblis lemah seperti kalian tidak pantas berhadapan denganku! MATILAH KALIAN!"

Crashhh!

Iblis hitam mengayunkan pedangnya bersiap menebas tubuh Yasa dan juga Arhies yang masih diam terpaku kehabisan energi akibat pertempuran itu.

Sreeett.

Traanggg!

Ervin menahan ayunan pedang Iblis Hitam dan menghentakkan pedangnya secara kasar membuat Iblis Hitam mundur beberapa langkah dari tempatnya. Ervin, Naya dan Tayrl telah sampai di perbatasan. Mereka menatap Iblis Hitam penuh kebencian.

"Cih, kau bilang mereka lemah? Lalu, bagaimana dengan pengikutmu itu?" Ervin menggedikkan dagunya menunjuk seorang pemuda yang terkapar dengan darah di sekujur tubuhnya. Kesadaran pemuda itu masih ada namun, ia tidak mampu bangkit kembali. kekuatan Arhies mampu menembus tubuh pemuda itu dan membunuhnya jika Iblis Hityam tidak menahan pedang Arhies.

Pengawalnya itu benar-benar kuat andai bukan Iblis Hitam lawannya.

"Kakak, kau tidak apa?" Naya berhambur mendekat ke arah Yasa dan Arhies. Naya menatap sendu tubuh mereka berdua. Luka yang cukup parah dan sangat lama berbahaya yang Naya lihat. Ia menatap peri dan iblis kecil yang berkerumun mendekat ke arahnya. ia mengangguk membuat para peri dan iblis kecil tersenyum. "Lakukan dan sembuhkan mereka." 

Makhluk-makhluk kecil itu membuat lingkaran dengan posisi yang saling melengkapi antara peri kecil dan iblis kecil. mereka berdampingan mengeratkan pegangan dan berputar di atas tubuh Yasa dan Arhies menciptakan cahaya berwarna merah muda seperti sakura yang bersemi di musimnya. Cahaya itu masuk menembus tubuh Arhies dan Yasa secara perlahan.

Naya tersenyum. Ia bangkit dan berjalan menatap tajam Iblis hitam. "Kita akhirnya bertemu," ujar Naya dengan dinginnya.

Iblis Hitam menurunkan pedangnya dan menatap Naya tertegu. Ia mengenali sosok itu. Sosok yang membunuhnya beribu tahun lalu. Seperti djavu, Naya bereinkarnasi di tubuh yang tepat. Pantas saja ia cukup lama menunggu untuk di bangkitkan. Sepertinya Sang Pencipta tengah mempermainkan takdir mereka. Takdir yang mempertemukan mereka kembali seperti beribu tahun yang lalu.

"Akhirnya aku melihat dirimu lagi, Putri!" ada nada kecewa dan kebencian yang tersirat membuat Naya mengernyitkan keningnya. Ia menatap mata Iblis Hitam menyelami pikiran lawannya itu. Entah mengapa bayangan masa lalu tergambar jelas di benaknya.

Devil Beside Me [END] [REUPLOAD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang