3.9 Perfect

1.6K 74 1
                                    


Pesta ulang tahun Dinda sudah selesai. Teman-teman yang lain sudah pulang hingga menyisakan Dara, Alfy, Diva dan Rio. Tentu saja Dinda juga. Sebenarnya mereka ingin pulang sejak tadi namun ditahan Dinda dengan alasan ' Tamu kehormatan harus pulang paling akhir' yang tentu saja tidak bisa dibantah oleh mereka berempat.

" Gue pulang ya? Udah malem banget." Diva mengulang kalimat yang sama untuk ketiga kalinya dalam jangka waktu lima menit. Dinda yang sibuk membuka kado dari ayahnya lantas menghentikan aktivitasnya tersebut. " Masih jam 11, Div. Bentar lagi ya?"

Menghela napas lelah, Diva hanya bisa pasrah lalu kembali duduk di sofa empuk ruang keluarga Dinda. Dara yang sedari tadi duduk memainkan ponsel kini berdiri untuk sekedar meregangkan otot kakinya. Sembari menguap singkat, Dara bertanya dengan nada jengkel. " Kita disini ngapain coba? Kenapa gak dibolehin pulang aja sih?"

Dinda meletakkan bungkus besar berwarna biru langit itu di meja. Lantas ia berbalik badan menatap Dara dan yang lainnya dengan ekspresi yang tidak bisa di baca. " Gue gak tau kenapa, tapi gue punya feeling aneh tentang kalian berempat. Makanya dari tadi gue nahan kalian supaya gak pulang dulu."

Hening. Tidak ada yang berani mengeluarkan suara untuk beberapa detik pertama. Mereka mencoba menguasai diri. Apa omongan Dinda bisa dipercaya?

" Itu Cuma perasaan lo aja. Kita berempat harus pulang Din, besok juga harus sekolah." Suara Diva menginterupsi keheningan mereka. Dinda hanya mengangguk pasrah dengan wajah nelangsa.

" Ya udah deh, mungkin cuman perasaan gue aja. Maaf udah nahan kalian pulang." Ucap Dinda final.

Mereka berempat lalu bersiap pulang. Tidak ada lagi yang mengeluarkan suara bahkan Rio sekalipun. Mungkin mereka terlalu lelah hingga untuk mengeluarkan suara saja sudah tidak memiliki tenaga.

" Kita pulang ya Din." Pamit Diva mewakili yang lainnya. Dinda lagi-lagi mengangguk pasrah membiarkan teman-temannya pulang walau ia tidak yakin akan keamanan mereka. Bukannya Dinda cenayang atau apa, tapi yang pasti, jika Dinda merasa ada yang aneh tentang suatu hal, maka akan ada sesuatu yang terjadi setelahnya. Entah kejadian buruk atau baik.

Dara berjalan berdampingan dengan Alfy. Alfy akan mengantarnya pulang menggunakan mobil cowok itu. Sedangkan Diva pulang bersama Rio. Entah sejak mereka dekat, Dara tidak tau.

Dara membuka pintu mobil dan duduk di bangku kemudi. Ia memakai sealtbeat tanpa bersuara. Begitu juga Alfy yang sekarang sudah menghidupkan mesin mobil.

Lima belas menit berjalan dan keheningan masih melingkupi mereka. Alfy yang fokus pada jalan dan Dara yang enggan memulai pembicaraan. Tak tahan dengan keheningan yang terasa mencekam, Alfy memutuskan untuk menghidupkan radio.

Alfy pikir percuma untuk menyalakan radio tengah malam seperti ini. Memangnya siapa yang akan melakukan siaran saat jarum pendek jam menunjuk angka sebelas?

Tapi ternyata pemikirannya salah. Masih ada satu saluran radio yang melakukan siaran. Lagu perfect dari ed sheeran ft beyonce mulai memecah suasana hening yang tercipta sejak tadi.

I found a love for me

Oh darling, just dive right in and follow my lead

Well, I found a girl, beautiful and sweet

Oh, I never knew you were the someone waiting for me

Alfy ikut bernyanyi. Terlihat begitu menikmati alunan lagu yang membuatnya teringat tentang Dara tersebut.

Well I found a man, stronger than anyone I know

He shares my dreams, I hope that someday we'll share a home

I found love, to carry more than just my secrets

To carry love, to carry children of our own

Tanpa sadar Dara juga ikut bersenandung. Mereka berdua seperti penyanyi internasional yang sedang melakukan duet di atas panggung konser. Bedanya, Alfy dan Dara bernyanyi di dalam mobil, bukan diatas panggung megah.

Lalu saat Alfy diam padahal seharusnya ia bernyanyi, Dara mengernyit bingung. Wajah cowok itu tegang dan dari gerakannya, Dara sudah tau pasti Alfy sedang panik. " Kamu kenapa?"

" Ra, jangan panik dulu. Aku gak tau kenapa, tapi yang jelas di depan ada turunan dan rem mobil ini blong."

Dara sudah tidak bisa mendengar suara Beyonce yang sedang menyanyi. Yang ada dalam pikirannya, apa yang harus dia lakukan. " Gak panik gimana coba?! Kita bakal kecelakaan Alfy.." Suara Dara terdengar bergetar. Saking paniknya, Dara menangis.

" Sayang, denger dulu. Kamu harus loncat ke luar. Mungkin bakal sedikit sakit, tapi kamu tetep harus loncat."

" Terus kamu gimana? Aku loncat sendiri gitu?! Kamu jangan gila Alfy!"

" Aku bakal selamat, kamu gak usah pikirin aku. Yang penting sekarang kamu loncat!"

Dara menggeleng lemah. Terlalu bingung mengambil keputusan. Dara tidak mau mati konyol karna kecelakaan, tapi di sisi lain ia tidak mungkin meninggalkan Alfy.

" Sekarang Ra!" Ini pertama kalinya Alfy membentak Dara.

" Tapi kamu.."

" Aku bilang loncat!"

Dara tidak punya pilihan lain, ia membuka pintu mobil dengan tangan bergetar dan segera melompat turun dengan mata tertutup. Tubuhnya sempat menghantam aspal jalan tapi Dara tidak merasa sakit karna terlalu panik.

Dara segera berdiri dan berusaha mengambil ponselnya untuk menelpon siapapun. Namun tubuhnya membeku saat melihat kejadian mengerikan itu dengan matanya. Disana,beberapa meter di depan Dara, mobil Alfy menabrak pohon dan sepersekian detik kemudian mobil itu meledak.

" ALFY!!"

Dara berusaha mendekati mobil yang terbakar hebat itu. Suara ledakan mobil Alfy mengundang kerumunan masa. Jalan yang mereka lewati memang berada di tengah pemukiman penduduk.

Dengan langkah tertatih, Dara berusaha mencari Alfy di dalam mobil tersebut namun langkahnya di hentikan oleh beberapa warga. Ia segera diberi air putih untuk mengurangi shocknya.

Beberapa warga lainnya membantu memadamkan api dengan peralatan seadanya sedangkan yang lain menelpon ambulan dan pemadam kebakaran. Tak lama dua unit mobil pemadam kebakaran datang dan segera berusaha memadamkan api.

Sedangkan Dara dibawa ke rumah sakit terdekat menggunakan ambulan. Setelah itu Dara tidak tau lagi apa yang terjadi karna kepalanya terasa begitu berat lalu kegelapan datang menyambutnya.

Lucha, 2018

Lucha || END ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang