"Loh, Eunha udah pulang?" bukannya menjawab pertanyaan ayahnya, Eunha malah diam dan memeluk ayahnya.
"Kok pulang ga bilang bilang dulu sih? Jadi Eunha bisa pulang cepet." ucap Eunha masih memeluk ayahnya.
Ayahnya hanya tersenyum sambil memeluk balik anaknya dan mengusap rambutnya.
"Tadi mendadak banget papah boleh pulang, ya walau cuman seminggu lumayan." ucap ayah Eunha.
"Hah?! Seminggu doang?!" Eunha mendongakan kepalanya untuk melihat ayahnya. Ayahnya hanya menatap kedua mata anak tunggalnya itu dan mengangguk.
Eunha pun cemberut dan menenggelamkan mukanya didada bidang ayahnya itu.
"Tadi kamu pulang sama siapa?" tanya ayah Eunha.
Eunha yang tengah merasa nyaman didalam pelukan ayahnya sontak mengingat Jungkook lah yang mengantarnya pulang.
Ia langsung melepas pelukan ayahnya dan berbalik badan. Ternyata Jungkook sudah pergi.
"Udah pulang dia." jawab Eunha. Eunha mengambil kunci rumah yang selalu Jisoo taruh dibawah keset dan hendak membuka pintu namun ia teringat akan hal yang membuatnya terburu buru pulang.
"Pah, Eunha lupa bilang. Aku melihara kucing." ucapan Eunha membuat ayahnya langsung membulatkan matanya.
"Papah kan udah bilang, papah-"
"Alergi kucing." potong Eunha sambil menunduk. Ia benar benar lupa ayahnya alergi terhadap kucing.
Ayah Eunha yang melihat anaknya hanya menunduk pun mengambil kunci yang berada ditangan Eunha dan membuka pintu rumah.
"Boleh kok pelihara kucing, asal jangan sampe deket deket papah." Eunha yang awalnya diam menunduk pun langsung bersorak dan berlari ke dalam rumah untuk memberi kucingnya makan dan menaruh dikamarnya. Ia harus menjauhkan kucingnya dari ayahnya.
Ayah Eunha pun hanya tersenyum dan menutup pintu.
•\\\///•
"Om kok ga bilang pulang sekarang?" tanya Jisoo setelah ia ikut duduk diruang makan dan menyantap makan malam.
"Panjang pokonya ceritanya. Mendadak ini." ayah Eunha menyodorkan piring kepada Jisoo. Jisoo pun mengambilnya dan berterimakasih.
"Oh, iya hampir lupa. Eunha, mau bantuin tokonya tante Jessica ga?" tanya ayah Eunha.
Eunha yang awalnya sibuk dengan makanannya pun sontak melihat ke arah ayahnya bingung.
"Katanya dibayar." tambah ayahnya lagi.
"Oke. Kapan mulai?" tanya Eunha antusias.
"Pas duit aja kan langsung." timpal Jisoo sambil menggeleng geleng karena sikap adik sepupunya itu. Eunha hanya terkekeh pelan.
"Besok pulang sekolah boleh mulai."
"Siap bosque. Yaudah Eunha tidur dulu ya, biasa orang mau kerja harus istirahat." Eunha berdiri dari kursinya dan berjalan menaiki anak tangga meninggalkan ruang makan.
Eunha pun masuk ke dalam kamarnya menyisakan ayahnya dan Jisoo didalam ruang makan.
"Om, kemaren tante dateng nanyain Eunha." Jisoo tak perlu menyebutkan tante siapa pun ayah Eunha sudah tau.
"Eunhanya ada?" tanya ayah Eunha sambil meneguk segelas air putih yang ada didepannya.
Jisoo menggeleng. "Eunha masih disekolah."
"Kalo emang Eunha ada dirumah, jangan biarin dia ketemu ya." ucap ayah Eunha.
"Iya, om. ga bakal."
•\\\///•
Eunha tengah menyantap jajanannya dikantin yang ramai bersama Jihyo. Seketika ia kehilangan selera makan saat melihat lelaki yang ia benci tersenyum kearahnya. Bukannya membalas senyumannya, Eunha hanya membuang muka dan memasang wajah betenya. Jihyo yang menyadari perubahan dari sahabatnya pun bingung.
"Kenapa lo ampe muka ditekuk gitu?" tanya Jihyo.
"Ada Hyunbin." ucap Eunha masih dengan raut wajah betenya.
Jihyo menghela nafasnya. "Dia masih ngejar lo?"
Eunha tidak membalas namun kemudian ia mengangkat bahunya.
"Gue ngerasa ga nyaman banget dia suka sama gue. Gue serasa dikekang sama dia. Urusan gue tapi malah dia yang ngurusin." Eunha semakin bete mengingat Hyunbin selalu ikut campur dalam urusan Eunha.
"Lo pacaran sama orang makanya biar dia ngejauh." timpal Jihyo.
"Maunya gitu. Tapi ya gimana. Lo inget kan kasusnya kak Wonwoo yang babak belur gara gara si Hyunbin tau gue suka sama kak Wonwoo? Gue ngerasa bersalah banget sama kak Wonwoo, dia ga salah apa apa tapi dia yang kena apesnya."
Jihyo pun hanya diam. Beberapa bulan yang lalu, Wonwoo dihajar Hyunbin habis habisan. Hyunbin tidak terima kalau Wonwoo disukai Eunha padahal Wonwoo tidak tau apa apa.
Waktu itu Hyunbin sempat menyatakan perasaannya didepan Eunha, tapi Eunha tolak secara mentah mentah. Hyunbin sempat patah hati tapi ia tidak menyerah. Ia tetap ingin berusaha mendapatkan seoang Eunha namun malah dibalas oleh rasa benci dari Eunha.
"Tapi ya, hamdalah sekarang dia agak ngejauh gitu." tambah Eunha.
Jihyo berfikir sebentar lalu membuka matanya lebar lebar.
"Ha! Gue tau gue tau! Kenapa lo ga macarin aja cowo yang tampangnya agak kaya anak geng aja? Siapa tau bisa kan ngebales Hyunbin?" ucap Jihyo bersemangat. Eunha hanya bingung mengapa sahabatnya ini mendadak semangat disaat ia terbebani.
"Bisa sih, tapi mau sama siapa? Yang kaya gengster gitu udah pada digembok." ucap Eunha.
"Eunha! Kok lo ga sadar sih? Masih ada satu yang lagi nyari kunci buat ngegembok." Eunha hanya mengerutkan dahinya setelah mendengar ucapan Jihyo. Ia cukup bingung dengan arah pembicaraannya namun akhirnya ia menjawab.
"Siapa?"
"Jungkook."
•\\\///•
KAMU SEDANG MEMBACA
imaginary » eunha, jungkook
Fanfiction[✔️] apa kalian percaya imajinasi bisa menjadi kenyataan? [inspired by the Korean drama series while you were sleeping.] staerybaery -2017