THIRTEEN

3.8K 461 88
                                    

Jika kemarin-kemarin apartemennya adalah salah satu tempat yang sangat hening dan bisa ia gunakan untuk menenangkan pikiran, berbanding terbalik dengan sekarang yang tidak ada bedanya dengan suasana di pasar tradisional. Ya tepat sekali, apartemennya dipilih menjadi tempat orang-orang dengan segala akal bulus di kepalanya berkumpul.

Pagi-pagi sekali mereka sudah datang ke apartemennya dan mengganggu tidur nyenyaknya di akhir pekan. Tentu saja ia tidak bisa protes. Oh andai saja ia tidak membutuhkan otak cantik mereka, mungkin saat ini ia sudah kembali bergelung dengan selimut tebalnya.

"Rencana yang baguskan?" Itu suara Byun Baekhyun dengan senyuman miring di bibir manisnya itu.

"Ya kau gila?! Aku tidak mau!!" Kali ini Sehun berani melayangkan keluhannya.

"Oh Sehun dengarkan hyung-mu ini baik-baik, hargai rencana bocah ini. Menurutku ini adalah cara yang paling mudah untuk masuk ke dalam rumah Profesor Yunho." Ucap Jongin

"Berhenti menyebut dirimu hyung sialan! Aku tidak akan sudi menyebutmu hyung!!" Bentak Sehun kesal, bahkan pria itu melemparkan bantal ke wajah Jongin.

"Ya ya ya! Lihat si bodoh ini, siapa yang kemarin lusa memanggil hyung? Bahkan kau mencium dan memelukku di depan seluruh karyawan dengan tidak tahu malunya!" Jelas Jongin kesal.

Mereka berdua terus beradu mulut, meributkan panggilan hyung dan kejadian kemarin saat di perusahaan. Sedangkan sisanya hanya mampu memijit pelipis.

"Sehun-ah, apa sulitnya memanjat tembok? Dengan tubuh tinggi sepertimu akan mudah menurutku." Ujar Irene, menatap yang lain untuk meminta persetujuan.

Ya, itulah rencana Byun Baekhyun, menyuruhnya untuk memanjat tembok yang mengelilingi rumah Krystal. Benar-benar rencana gila, mereka pikir ia maling? Dan ia tidak menyangka jika mereka semua yang berotak cerdas hanya mempunyai rencana bodoh seperti itu.

"Kalian gila? Kalian pikir aku maling? Tembok itu terlalu tinggi untukku." Sungutnya masih tak mengerti dengan jalan pikiran mereka semua.

"Sebenarnya itu tidak tinggi, ayah bilang hanya dua meter." Balas Jaehyun dengan wajah polosnya membuat Sehun berdecih.

"Ck! Lalu apa gunanya hyung dan nuna menjadi guru privatnya?! Kalian bilang itu adalah sebuah rencana! Mengapa tidak digunakan?!" Tanya Sehun kesal.

"Itu adalah rencana B!"

Mau tidak mau ia harus menjalankan rencana itu. Sekarang mereka tinggal mendengarkan penjelasan Jung Jaehyun dan Byun Baekhyun mengenai keadaan rumah. Dimulai dari posisi CCTV, jalur mana saja yang harus Sehun lewati untuk menuju kamar Krystal, dan mereka membahas jam tidur seorang Jung Yunho. Oh tentu saja, ini semua harus dilakukan malam hari karena jika siang sama saja dengan bunuh diri. Jaehyun dan Baekhyun tidak tahu pasti jadwal Jung Yunho.

"Oke, menemui Krystal dengan rencana ini bisa dilakukan selama seminggu atau dua minggu untuk mingggu berikutnya biarkan kami yang merencanakannya, kau hanya tinggal menjalankannya." Ucap Taewoo dengan senyum manisnya dan dibalas dengan delikan mata oleh Sehun. Mereka semua memang berniat untuk membuatnya mati muda.

"Hyung bisa memulainya malam ini." Tambah Jaehyun dan ia hanya bisa menganggukkan kepalanya pasrah.

"Aku dan Jaehyun tidak bisa membimbing hyung untuk masuk ke dalam rumah, sore ini kami berdua akan pergi ke Jepang selama seminggu, nenek kami sakit. Mohon maaf." Sehun hanya bisa mengibaskan tangannya pasrah, tidak peduli jika ia harus tertangkap basah oleh ayah Krystal yang terpenting adalah ia bisa menemui Krystal.

Ya, semuanya demi Krystal. Ia rela menjalankan semua rencana bodoh dari mereka agar bisa menemui Krystal Jung.

.

Sacrifice [EXO Fanfiction]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang