Himuro berjalan menuju ranjangnya menyibak selimut untuk ia tiduri. Hari benar-benar melelahkan baginya, bagaimana tidak? Himuro yang sebagai guru TK harus mengajar mereka hingga pukul 12 dan dilanjutkan mengantar juga sekaligus menjaga mereka ketika renang sampai pukul 2 siang. Tak berhenti sampai di situ banyak anak-anak yang tak mau dibilangi dan juga tak menuruti perkataan Himuro sebagai guru TK yang sangat sabar. Kebetulan hari ini hanya dia seorang yang menjaga muridnya, biasanya dia akan ditemani oleh rekannya.
Baru saja Himuro memejamkan matanya, ia sudah merasa ada sesuatu merayapi kakinya. Itu bayi besarnya. Bayi berambut ungu. Himuro mencoba tak acuh padanya, tak seperti biasa dan itu membuat bayi besarnya kesal. Bayinya merayap hingga kepalanya menyembul dari ujung selimut, Himuro tetap bersikukuh menutup matanya tak mau peduli dengan bayinya.
"Murochin....." panggil Murasakibara sembari menusuk-nusuk pipi Himuro.
"Eungghh...." Himuro pura-pura mengerang dan menoleh ke Murasakibara dengan tatapan sayu yang membuat bayinya cemas. Murasakibara memiliki sifat childish yang sangat menggemaskan bagi Himuro, katanya kelakuan Atshusi itu tidak cocok dengan badannga yang tinggi besar. Lelaki bersurai ungu itu suka sekali dengan snack yang kadang-kadang membuat Himuro jadi geram ketika Murasakibara mengadukan bila gignya sakit.
"Murochin tak apa?" cemas Murasakibara, ia menahan kedua tangannya di samping Himuro karena tak ingin membuatnya semakin kesakitan.
"Ada apa Atsushi?"
"Murochin..." Murasakibara berhasil menangis ia menitikan air matanya. Murasakibara memang sosok yang sangat kekanakan, sebelum menikah dengannya pun Himuro sudah diperingati oleh kedua orangtua Murasakibara bila anaknya memiliki Peterpan Syndrom sebelum diberi tahu sebenarnya Himuro sudah merasakannya. Sosok raksasa di hadapannya memang seperti itu, dia sangat pemalas, penyuka MSG, pemarah, juga cengeng, dan menjadikan dirinya sebagai Heroin bagi lelaki bersurai ungu itu.
"Murochin sakit?"
Dibalas dengan gelengan lemah, jelas itu membuatnya semakin cemas. Murasakibara tidak bisa mempercayai perkataan seseorang bila tidak sesuai dengan apa yang dilihatnya. Iapun berlari mengambil sekantong plastik putih dan langsung memberikannya ke Himuro.
"Ini untuk Murochin, Atsushi tak butuh lagi. Atsushi tak butuh MSG lagi Atsushi lebih butuh Murochin daripada MSG..." mata ungu itu sudah mulai berkaca-kaca. Sebenarnya Murasakibara itu tidak sebegitu cengengnya. Tapi hari ini jelas berbeda membuat Himuro memerah karena gemas dengan lelakinya ia ingin memeluknya tetapi ia tahan ia masih ingin mengerjai si surai ungu itu .
"Atsushi..."
"iya Murochin?" Murasakibara menatap lelakinya yang masih terbaring itu. Ia menyodorkan kantongnya lalu diambil oleh Himuro lalu disimpannya.
"Aku ingin tidur..." Himuro membalikkan tubuhnya membelakangi Murasakibara yang duduk di pinggir ranjang.
"Murochin..." Murasakibara langsung memeluk lelaki berparas cantik tersebut. "Murochin tidak boleh tidur jika, Murochin seperti ini. Atsushi tak ingin kehilangan Murochin!" benar-benar kuat ia memeluk lelakinya membuat Himuro sesak. Tetapi ia suka ini lebih hangat.
"Hah... " Himuro melepaskan pelukkan itu dan langsung duduk menatap Murasakibara. "Atsushi aku tak apa, sungguh. Jangan menangis ya..." ia langsung memeluk suaminya.
"Sungguh?"
"Iya..."
"Murochin..."
"Hmmm?"
"Boleh minta satu saja, snacknya?" Murasakibara memohon dengan membuat gestur tangannya.
"Tidak,,, Atsushi..." Murasakibara menggeleng-gelengkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Family (KnB FF-Muramuro)
Fanfictioncerita keseharian tentang Murasakibara Atsushi yang notabenenya mengidap peterpan syndrom menjadi seorang ayah dari anaknya dan Himuro Tatsuya lelaki manis bersurai hitam yang juga memiliki tahi lalat di pipi atas kirinya. Tokoh dari Kuroko no Basu...