bagian 1

3.1K 366 59
                                    

-Butterfly-



Aku Terduduk di atas sofa empuk milik paman Kim, mataku tak henti menatap sekeliling rumahnya yang terlihat berkali lipat lebih luas dari rumah orang tuaku.

Paman Kim adalah adik ibuku yang sukses setelah merantau dari daegu ke seoul. Berbeda dengan ibu yang menikah dengan ayahku yang seorang pekerja biasa, penghasilan ayah lumayan besar dan bisa membiayai aku sampai masuk universitas jika saja mereka hanya mempunyai aku sebagai anaknya

Sayangnya selain aku masih ada 4 adikku yang juga harus sekolah dan makan, belum lagi ada si kembar yang sekarang masih ada di dalam perut ibu, bulan depan mereka akan lahir.

Beberapa hari sebelum kelulusanku ayah sudah mengatakan Jika sepertinya setelah lulus senior high school aku tidak akan bisa masuk universitas dan langsung kerja saja membantu ayah, aku yang mendengar itu bisa apa selain menurut saja. Walau pun rasanya sesak sampai membuatku ingin menangis, mimpiku yang ingin menjadi Dokter harus aku kubur dalam dalam karena keadaan yang tidak mendukung

Tapi memang benar adanya jika Tuhan selalu punya rencana yang indah, tepat di hari kelulusanku paman Kim datang membawa bunga untukku. Dia mengucapkan selamat atas kelulusanku dan mengajak kami sekeluarga untuk makan bersama di sebuah restoran mewah, katanya untuk merayakan kelulusanku.

Paman Kim mengatakan jika ia akan membawaku ke seoul dan membiayaiku masuk univetsitas mana pun yang aku mau setelah mendengar cerita ibu.

Itulah alasan aku berada disini sekarang, di rumah mewah paman Kim dengan koper berisi barang barangku yang aku simpan di pinggir sofa

"Daamin sudah tidur jungkook, dia pasti akan senang mendapatimu berada disini saat ia bangun nanti"

Aku menoleh kearah sumber suara begitu telingaku menangkap seruan paman Kim. Dan mataku langsung menangkap sosoknya yang kini telah berganti pakaian dengan setelan piyama berwarna biru navy tengah berdiri di ujung anak tangga paling bawah

Daamin adalah putra tunggal paman Kim dengan istrinya, irene imo.
Kini usianya sudah menginjak sepuluh Tahun.
Setiap Daamin libur sekolah paman Kim selalu membawanya berkunjung ke rumah orang tuaku dibusan. Dan Daamin lebih suka bermain denganku daripada bersama adik adikku.

"Nah jungkook sebaiknya kamu bersihkan dirimu sekarang, lalu setelah itu kita makan malam"

Aku menggangguk menanggapi ucapan paman Kim "iya paman, mau membantukku membersihkan diri ?" Aku sedikit memiringkan kepalaku menatap paman kim dengan senyuman menggoda, membuat pria berumur pertengahan tiga puluh itu tertawa geli

"Aku tahu kau ini seorang playboy jungkook, tapi tidak sampai pamanmu kau goda juga" kini giliranku yang tertawa mendengar sahutan paman kim. Aku memang suka menggodanya untuk bergurau saja, wajahnya lucu saat tertawa.

Setelah itu aku beranjak dari dudukku dan berjalan ke arah tangga untuk naik ke lantai dua dengan membawa serta koperku, paman kim bilang kamarku ada di lantai dua disamping kamar Daamin. Sedangkan kamar paman Kim ada di lantai tiga bersama dengan ruang kerjanya. Sudah ku bilang rumah ini berkali lipat lebih luas dari rumah orang tuaku, lantainya saja ada tiga. Ada tangga juga lift yang tersedia, memang sekaya itu lah paman Kim.

Aku tersenyum saat berhadapan dengan paman kim, di usianya yang bisa dibilang sudah matang paman kim masih terlihat seperti seumuran denganku. Wajahnya yang tampan cenderung manis terlihat menggemaskan jika sedang tertawa. Paman kim adalah sosok yang sempurna, selain tampan dan mapan ia juga merupakan sosok yang dermawan. Tak heran jika banyak wanita yang tergila gila padanya meski pun paman kim sudah memiliki istri dan anak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 19, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JUNGKOOK'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang