"Hati-hati... Jalannya jangan rebutan"
Suara seorang guru terdengar walaupun dalam jarak yang lumayan jauh, aku dan yang lainnya melangkah memasuki kapal dengan hati-hati. Ku simpan tas bawaanku dibagian dalam kapal agar tidak kerepotan menjaganya ketika aku sedang diluar kapal.Ku langkahkan kaki menuju depan kapal, MasyaAllah... Sungguh indah ciptaanmu ya Allah, belum kapal ini berangkat, angin pagi sudah berpergian kesana kemari menyebabkan hawa sejuk, rasanya aku ingin berada disini terus
Kapal yang kami tumpangi sudah mulai bergerak pelan, aku memutuskan untuk duduk disamping kapal sambil menikmati keindahan laut, perjalanan kami membutuhkan waktu sekitar dua jam. Ombak pagi ini cukup besar sehingga menyebabkan kapal yang kami tumpangi hampir terbalik, tapi bersyukur nahkoda bisa mengendalikannya.
Ketika kapal mulai memasuki dermaga aku membaca tulisan 'Pari Island', saat turun kapal yang aku lihat hanyalah pedangang-pedagang kecil yang cukup banyak, jauh sekali dari yang aku bayangkan tentang pulau ini, ku kira tidak ada pedagang sama sekali. Sambil menunggu homestay kami siap, aku berlari ke kamar kecil karena sudah dari kapal aku menahan ingin buang air kecil. Selesai dari kamar mandi, aku melihat tulisan untuk pembayaran apabila telah menggunakan kamar mandi ini, buang air kecil 2000, buang air besar 3000, mandi 5000. Waduh... Aku gak bisa membayangkan yang sering mandi di kamar mandi umum ini pasti harus mengeluarkan uang banyak kan? Secara sekali mandi bayarnya 5000.
Kelompok ku bernomor 14, berarti kami menempati rumah yang sama dengan nomor kelompok kami. Saat sampai di depan rumah, "wihhhh keren lah ini" ucapku. Bayangkan saja sebuah rumah yang didepannya ada sekitar 12 sepeda untuk berjalan-jalan dan tepat disebelah rumah ada sebuah warung, ketika aku membuka pintu ternyata pintunya tak terkunci, saat pertama masuk mengapa hawa rumah ini tidak mengenakkan? Aku mencoba untuk positif thinking, lalu segera ku bereskan barang-barang bawaanku dan bersiap untuk melihat pantai yang ada di pulau ini.
▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪
Amel POV
"Gila pes, rumahnya kane nih! Sebelahnya warung lagi... Betah ini mah betah" sahutku sambil memasuki rumah
"Iya nih mel, gila mau disini aja lah gw" jawab dapes yang mengikutiku dari belakang
Gw memutuskan untuk naro barang-barang gw di kamar yang pertama, disini ada dua kamar yang diisi oleh ranjang berukuran king size, dan di ruang depan tv ada 3 kasur yang berukuran sama, enak kan? Yang paling enak lagi ada ac-nya cuyy... Di kamar ada, diruang tv ada, betah nih gw lama-lama
Tapi.... Sebentar deh, ko gw nyium bau-bau gitu ya? "Ehh... Kalian nyium bau gak?" tanya gw.
Gak ada yang nyaut.
"Ehhh... Serius nih, kalian pada nyium bau gak?"
Gak ada lagi yang nyaut.
"EHHH BUSET DAH, PADA NYIUM BAU KAGAK?" akhirnya gw teriak saking keselnya.
Gak ada lagi yang respon, buset dah nih bocah ya...gw udh teriak juga masih aja kgk direspon ya. Akhirnya gw bodo amat dengan bau yang tadi gw cium, walaupun masih kepikiran sih, tapi disini ada yang aneh deh, tapi apa ya?
Sebentar deh, ko ada kamar satu lagi? Gw coba buat buka, tapi kok dikunci ya? Apa barang-barang yang punya rumah?
Gimana part 1? Gak begitu krik kan?
Sedikit dulu lah ya, tar part selanjutnya InsyaAllah banyakYang harus kalian ketahui, ini itu sebagian diambil dari pengalaman waktu aku dan teman² sekamar yang tinggal di homestay 14.
Pada penasaran gak sih? Kalo masih penasaran kasih vote sama commentnya boleh lah tar baru lanjut lagi okey
Salam, froyansct 😄
KAMU SEDANG MEMBACA
Homestay 14
HorrorFeat @kolorasem . . . . . . . . . . . . . "Liburan pasti menyenangkan bukan? Tapi, apa yang sekarang kami rasakan apa itu bisa disebut menyenangkan? Dari satu persatu kami diteror sampai hilangnya salah satu teman kami, huhh... terlalu banyak mist...