E N A M

51 6 4
                                    

yang di mulmed itu trio kwek kwek alias (urutan foto) Dinda, Zela, sama Lupi :)

"Zel, beliin gue mie goreng, sendoknya tiga ya!"

Zela menggeram ketika mendengar suara Bara yang menyebalkan itu memasuki telinganya. Apalagi melihat ekspresi Bara yang sangat gembira itu, Zela tambah kesal dibuatnya.

"Orang kaya kok kayak gitu!" Decak Lupita.

Bara melirik dengan tatapan malas ketika Zela tak kunjung bergerak. "Cepetan!"

"Haish!" Dinda mengacak-acak rambutnya. "Udah sana, Zel. Sakit telinga gue denger dia teriak-teriak."

Zela mendengus sebal, kemudian beranjak dari mejanya untuk membelikan Bara mie goreng. Dinda dan Lupita terkekeh ketika melihat Zela yang terlihat sangat bete saat melewati meja Bara dan kawan-kawan.

Lupita melirik Oscar yang sedang memainkan ponselnya disaat Bara dan Donny tengah menertawakan sesuatu. Lupita mendengus sinis, bahkan disaat bersama sahabat-sahabatnya saja ia masih bisa asik bersama ponselnya sendiri.

"Pasti Tania," gumam Lupita tanpa sengaja. Yang sayangnya didengar oleh Dinda.

"Kenapa Tania?"

"Hah? Enggak."

"Bohong!" Dinda menatap Lupita curiga. "Lo kayak kesel banget gitu. Tania kenapa sih?"

"Nggak ada apa-apa!" pekik Lupita tertahan.

"Jangan bohong sama gue!"

"Lo kenapa sih? Gue gak bohong."

"Halah, dusta banget."

"Nggak bisa banget diam ya?!" Zela menarik daun telinga kedua sahabatnya itu dengan kesal, menimbulkan ringisan dari keduanya. Dua perempuan itu memang sering beradu mulut, tak heran kalau Zela sangat terganggu dengan keributan sahabatnya itu.

"Sakit bego!" ucap Lupita setelah Zela melepaskan tangannya.

"Pita tuh yang mulai. Sok main rahasia-rahasiaan!" tuduh Dinda dengan muka ditekuk.

"Sssttt...," Zela menarik rambut Dinda dan Lupita ke depan, guna untuk mendekatkan wajah mereka bertiga. "Tadi, pas gue nganter mie ke Bara. Gue denger Donny nyebut-nyebut nama elo, Pit."

Lupita menatap ekspresi kedua sahabatnya yang penasaran level akut. Ia menjauhkan wajahnya dari mereka berdua, kemudian tertegun sembari meminum soda gembira. Mendiamkan Dinda dan Zela yang ternganga bingung. Mendengar nama Donny, jadi mengingatkannya pada Oscar yang bertingkah begitu menyebalkan dua hari yang lalu. Cowok yang berhasil membuat emosinya naik pitam. Cowok yang berhasil membuatnya tidur subuh-subuh. Yang herannya, sekuat apapun Lupita mencoba membenci Oscar, tetap tak bisa.

Lupita bahkan sempat curhat di aplikasi curhat romansa yang ia download tanpa sadar. Semuanya terjadi tanpa ia sadar, hal-hal gila yang tak pernah Lupita pikiran sebelumnya. Contohnya, Lupita menonton bioskop 2x sehari dengan genre romance selama dua hari berturut-turut, genre yang paling ia benci. Bayangkan!

"Gengs," panggil Lupita tanpa ekspresi. Dinda dan Zela terdiam, menunggu kalimat lanjutan dari sahabatnya.

"Kayaknya gue suka Oscar deh...,"

BRAK!

Lupita mendadak melongo saat Dinda berdiri dan sudah menggebrak meja kantin dengan sekuat tenaga. Apalagi ditambah dengan ekspresinya yang berapi-api dengan matanya yang menatap meja Oscar dan kawan-kawan. Zela yang panik langsung mencoba menyuruh Dinda duduk, namun apa daya, Dinda tetap kokoh berdiri dan membiarkan dirinya menjadi pusat perhatian.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 11, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our NightmareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang