Chapter 3

2.9K 524 77
                                    

Huaaa aku terharu sekali dengan yang udah comment. Terima kasih banyak yang udah vote dan bilang cerita ini menarik. Hehe💕
Semoga update kali ini cukup menarik yaaa!!

...................................


Taeyong membuka pintu kamar hotelnya dengan kunci slot otomatis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Taeyong membuka pintu kamar hotelnya dengan kunci slot otomatis. Bahkan ketika dia baru datang menemui resepsionis, dia sudah diberikan langsung kunci suit room hotel ini. Pelayan yang menemaninya menuju kamar hotelnya kemudian undur diri. Taeyong sedikit terkaget dengan luasnya kamar yang akan ia tinggali untuk seminggu kedepan. Hotel ini berukuran layaknya apartemen, dengan satu kamar tidur, dapur kecil dan ruang keluarga. Jangan lupakan meja makan untuk 4 orang yang berada diantara dapur dan ruang keluarga.

Kamar hotel ini terlalu besar untuk dirinya sendiri. Kenapa Yoon Oh memberikannya kamar sebesar ini? Taeyong meletakkan koper dan tasnya ke dalam kamar. Kamar ini memiliki balcon yang langsung mengarah ke menara Eiffel. Taeyong terduduk diatas kasur dengan ukuran king size yang bisa menampung hampir 4 orang dewasa sebesar dirinya. Hotel ini bisa muat satu keluarga kecil, dan dia hanya seorang diri.

Seseorang mengetuk pintu kamar hotelnya dengan sangat kuat. Taeyong berdiri dengan agak bingung, dia memang memesan reservasi kamar tapi tidak mungkin itu datang secepat ini. Taeyong membuka pintu kamar hotel dan seseorang yang tak diduganya berada di depan kamar hotel dengan keadaan mengenaskan. Paling tidak itulah yang ada di pikiran Taeyong.

"Aku kecopetan. Dompetku hilang."

Taeyong mengerutkan keningnya, lalu apa hubungannya dengan dia? Dan lagi, bagaimana si aneh ini tau kamar hotelnya? Si aneh, Jung Jaehyun membersihkan salju yang menumpuk di pundaknya dan merapikan rambutnya. Tersenyum menyedihkan, dengan tatapan yang dibuat sememelas mungkin.

"Oh aku turut bersedih."

Taeyong hendak menutup pintu kamarnya, tetapi ditahan Jaehyun dengan kaki kirinya. Jaehyun menahan pintunya agar tidak menutup. Taeyong menatapnya dengan tidak percaya. Lalu mau pria ini apa?

"Biarkan aku menginap di kamarmu. Ya? Oh ayolah kita sama-sama orang Korea. Tidakkah kau kasihan padaku?"

Taeyong kembali membuka pintu kamarnya, tetapi kali ini lebih lebar hingga memperlihatkan dengan jelas isi dalam kamarnya. Wajahnya terlihat agak marah. Ya jelas, kenapa pria ini harus menemuinya. Padahal dia bisa pergi ke kantor polisi, atau menghubungi kedutaan Jerman.

"Kau kan bisa ke kantor polisi."

"Diluar hujan salju, tidakkah kau kasihan padaku?"

Ah ya. Hujan saljunya sangat lebat, tentu saja itu bisa membuat Jaehyun mati beku di perjalanan menuju kantor polisi. Sesungguhnya Taeyong malas, tapi sisi kemanusiaannya lebih besar dari apapun. Taeyong berjalan mundur memberikan space seukuran badan Jaehyun untuk masuk ke dalam kamar hotelnya.

Sense Of You [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang