Satu bulan kemudian.....
Suasana menegangkan begitu
terasa diruang persidangan. Seseorang sedang duduk menunduk menyembunyikan wajahnya dihadapan para hakim dan para audience yang tampak tak sabar dengan putusan hakim yang akan menuntukan lama atau tidaknya orang itu mendekam dibalik dinginnya jeruji besi."berdasarkan hasil penyelidikan dan bukti-bukti yang menguatkan keterangan dari korban, maka hakim memutuskan..." suara hakim yang menggantung semakin membuat hidup terdakwa yang duduk dikursi kesakitan semakin gundah.
.
.
.
.
."saudara Steve Augusto dihukum 15 tahun penjara serta masa percobaan 3 bulan lamanya atas kasus pemerkosaan saudari Jessica Veranda Bagastoro"
Tok
Tok
Tok
Putusan hakim serta ketukan palu sebanyak 3 kali menjadi akhir bagi si terdakwa. Steve.
Keluarga Steve yang berada diruang persidangan sudah menunduk pasrah, seminggu yang lalu Papa Steve dijatuhkan vonis seumur hidup dipenjara serta seluruh aset-asetnya dibekukan, bisa dikatakan keluarga Steve dimiskinkan oleh negara karena perusahaan yang hendak diambil alih papa Steve merupakan salah satu perusahaan milik Negara yang bekerja sama dengan Freddy. Tak ada yang berani menentang putusan hakim yang dirasa terlalu memberatkan Steve karena mereka tau bahwa itu pasti percuma karena kekuasaan Freddy pasti takkan memberi ampun pada orang yang mengusik keluarganya.
Sedangkan dipojokkan ruangan, Kinal tersenyum puas dengan putusan hakim. Meski didalam hati dia ingin Steve dihukum mati namun itu sudah dirasa cukup baginya, setidaknya didalam penjara Steve akan merasakan betapa kejam kehidupan dibalik jeruji besi yang sebenarnya.
Dengan menggunakan kacamata hitam yang sudah bertengger manis dimatanya, Kinal melangkah pergi meninggalkan gedung persidangan dengan senyuman puas yang terulas diwajahnya. Sudah cukup tenaga dan kekuasaannya dia kerahkan untuk menghukum begundal brengsek yang satu itu, kini biarkan saja takdir mengerjakan selebihnya tanpa perlu mengotori tangan dan kakinya untuk meremukan setiap incih tulang pria nyaris botak itu.
Kasus Veranda telah selesai. Batin Kinal puas.
***
Veranda tersenyum menatap Naomi yang tertidur lelap disofa rumah sakit. Dalam hatinya terselip rasa berterima kasih yang sangat besar kepada Naomi atas kesabarannya dan kesetiaannya yang tak bisa terukur oleh semua hal yang ada dimuka bumi ini. Terkadang Veranda masih bingung tentang bagaimana hati Naomi ini terbentuk, rasa cinta yang terlalu luas dari Naomi membuatnya menyesalkan keputusannya beberapa waktu yang lalu untuk meminta Naomi pergi meninggalkannya.
Dengan perlahan, Veranda bangkit dari tidurnya dan melangkah pelan mendekat kearah Naomi yang masih terbuai dalam mimpinya. Veranda dibuat tertawa ringan saat melihat betapa polosnya wajah Naomi yang tertidur. sungguh menggemaskan.
Tanganya terangkat menyentuh wajah oriental Naomi, mengusap lembut pipi Naomi yang mulai kehilangan bobotnya karena kelelahan merawat dirinya, bolak-balik penjara rumah sakit pasti membuat Naomi merasa kelelahan hingga tak nafsu makan namun entah sihir apa yang digunakan Naomi membuatnya bisa bertahan sejauh ini hanya untuk dirinya.
"makasih yah sayang..." ujar Veranda pelan sambil mengusap wajah Naomi.
"satu bulan lebih kamu selalu ada disini, menemaniku melewati masa sulit ini, Menguatkanku yang nyaris menyerah hingga saat ini aku mau pulang kerumah"