3 Mei 2018...
Merry Me...
Astaga... Hanya dua kata itu saja, tapi kenapa Aku gugup sekali...Alex...
Aku Update Lagi....
Happy Reading...
Sorry For Typo...Alex sudah memiliki rencana hari ini. Kebetulan, hari ini adalah hari Minggu. Dan ia ingin Mengajak Melati berkencan. Karena itu, ia meminta Madam Elina dan juga Gwen untuk menjaga Aldrian dan Adrian. Melati bangun pagi dan ingin melakukan aktivitas seperti biasa. Tapi, saat ia menghampiri box bayi, ia tidak menemukan Aldrian dan Adrian disana. Ia pun langsung keluar dari kamar bayi untuk mencari siapa yang membawa kedua Bayi itu. Tepat di depan pintu kamar, Melati bertemu dengan Alex yang hendak masuk ke kamar itu, untuk membangunkannya.
"Kau sudah bangun rupanya. Padahal aku ingin membangunkanmu. Ayo...! Bersiap-siaplah." ucap Alex pada Melati. Kemudian ia mencium kening wanita itu, sebagai ucapan selamat pagi.
"Bersiap-siap...? Untuk apa?"
"Aku ingin mengajakmu berkencan hari ini." jelas Alex.
"Lalu, bagaimana dengan Baby Twins..?""Ya... Sudah kuduga. Kau pasti akan menanyakan tentang hal itu. Kau tenang saja. Aku sudah meminta Bibi Elina dan juga Gwen, untuk menjaga mereka hari ini. Dan sekarang, mereka sedang berjemur di belakang Mansion. Jadi, tidak usah khawatir lagi. Kembalilah ke kamarmu dan bersiap-siaplah. Kita akan pergi berkencan."
"Tapi aku ingin bertemu mereka dulu. Aku belum mencium mereka, ataupun mengucapkan selamat pagi pada kedua Putraku." protes Melati. "Itu, kau bisa melakukannya setelah kau bersiap-siap. Oke...!!!"
"Baiklah..." ucap Melati akhirnya pasrah. Ia keluar dari kamar bayi menutup pintu kamar itu lalu kembali ke kamarnya.30 menit kemudian, Melati sudah salesai bersiap-siap. Ia pergi ke ruang tengah untuk menemui Alex. Ia dan Alex lalu berjalan ke arah halaman belakang Mansion untuk bertemu dengan baby twins, yang saat ini diajak berjemur oleh Madam Elina dan juga Gwen. Melati dan juga Alex menghampiri Madam Elina dan Gwen yang saat ini sedang mendorong kereta bayi untuk masuk ke dalam Mansion. Mereka sepertinya asik berbincang hingga tidak menyadari kalau Melati dan Alex sudah sampai di depan mereka.
"Kalian sepertinya asik sekali berbincang sampai tidak menyadari kalau kami sudah ada di sini." ucap Melati menghentikan langkah Madam Elina dan Gwen. Mereka pun tersenyum pada Melati.
"Apa yang sedang kalian perbincangkan, sehingga kalian sama sekali tidak menyadari kalau kamu sudah ada di depan kalian." tanya Melati penuh selidik. Madam Elina dan Gwen kembali tersenyum."Kami sedang membicarakan tentang Aldrian dan Adrian."
"Maksud kalian...?"
"Maksud kami, saat mereka besar nanti, Kami berdebat tentang, siapa diantara kedua pria kecil ini, yang lebih banyak mematahkan hati para wanita...? Gwen menjagokan Aldrian karena dia saat ini bersama pria kecil itu. sedangkan Bibimu mu ini, menjagokan Adrian. Kau tahu, dia memiliki mata biru yang sangat memikat.""Aku tidak setuju denganmu Bibi. Menurut ku, Aldrianlah yang lebih menonjol. Karena, dia memiliki mata hijau seperti Emerald dan terlihat sangat indah. Semua wanita yang menatap matanya, pasti akan langsung jatuh cinta. Kau tahu Bi, biasanya orang pertama kali jatuh cinta saat menatap mata orang lain. Jadi aku rasa, aku sependapat dengan Gwen. Maafkan Aku Bi."
"Bibi rasa kau curang Melati..."
"Curang...? Kenapa bibi berkat seperti itu...?"
"itu karena, kau mendukung Gwen. Bukan cuma itu saja, kau mendukungnya karena mata Aldrian berwarna hijau seperti milik Alex." perkataan Madam Elina, sukses membuat merah merona seperti kepiting rebus. Melati langsung tertawa."Astaga Bibi... kenapa Bibi mengatakan semuanya didepan orangnya. Nanti dia bisa besar kepala.Tapi, yang Bibi katakan itu memang benar sih. Aku memang menyukai Alex pertama kali karena aku melihat Matanya. itulah yang aku alami saat pertama kali bertemu dengan Alex."
"Tuh kan. Bibi bilang juga apa...? Huh! Karena itu, kau tidak adil pada Bibi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet The Devil Prince (End)
RomanceMelati Kusuma Putri, gadis manis dan baik hati dengan kehidupan yang penuh semangat dan ceria tiba-tiba berubah drastis sejak ia dijual oleh paman dan bibinya pada sebuah sindikat perdagangan Manusia. "Tidak perlu secantik Mawar tapi cukup sesuci Me...