When I Meet You

14 0 0
                                    

Hari senin selalu berhasil membuat siswa dan siswi SMA Bakti Mulia memasang wajah masam saat mendengar bell tanda upacara akan segera dimulai. Matahari bersinar dengan semangat membuat peluh-peluh keringat jatuh bercucuran di wajah Alliana. Alliana menundukkan kepalanya rapat-rapat berusaha menghindari paparan sinar matahari yang terik. Upacara bendera yang berlangsung selama tiga jam tapi serasa 3 abad pun berakhir.

"Alliana kok lo pucat banget?" tanya Gita

"Gapapa kok cuma kepanasan aja" jawab Alliana lalu menelungkupkan wajahnya

"Yakin? Ke UKS aja gih. Gue anterin" ajak Gita

"Serius Git, gapapa gue." jawab Alliana

"Eh nih anak dibilangin, atau lo mau gue gendong nih ke UKSnya?" canda Gita

"Yaudah deh ayo" kata Alliana pasrah

Sebenarnya Alliana paling malas ke UKS sebisa mungkin Alliana lebih milih duduk anteng di bangkunya daripada DiUKS sendirian. Yaiyalahh sendirian, hari senin kelasnya selalu masuk gak ada jam kosong, kecuali ada keajaiban.

"Yaudah gue ke kelas ya Al, lo tiduran aja dulu. Jam pertama masih lama juga. Oke ya bye" kata Gita lalu menutup pintu UKS

*

Setelah dirasa badannya sudah agak mendingan, Alliana pun balik ke kelasnya. Separuh jalan lagi Alliana bakal nyampe dikelas, Alliana sontak berhenti ditengah lapangan lalu dilihatnya cowok yang wajahnya agak asing. Oh ternyata siswa baru, batin Alliana. Ia menebak-nebak siswa tersebut pasti junior karena ia berjalan menuju gedung sekolah sebelah kanan.

Wajah siswa baru yang lewat dengan santai bersama temannya itu manis banget. Bibirnya merah, terus wajahnya dihiasi kumis tipis. Semenit kemudian Alliana tersadar, ia pun kembali berjalan menuju kelasnya sambil senyum-senyum.

*

"Al, kantin yuk!" ajak Gita semenit setelah bel istirahat berbunyi

"Ayodeh kebetulan laper gue" jawab Alliana sambil memegang perutnya

"Oke yuk mari" kata Gita sambil menarik tangan Alliana

"Duh, Git gak ada tempat kosong nih. Kita makan dimana?" kata Alliana sesampainya di kantin sambil menatap wajah siswa lain yang sedang makan

"Boro-boro mau makan, duduk aja nggak. Kita dikantin belakang aja deh" kata Gita

"Yaudah deh" jawab Alliana

Mereka pun menapaki jalan menuju kantin belakang. Jalan cukup legang karena kantin belakang didominasi oleh junior-junior yang kelasnya berada dekat dengan kantin belakang. Kantin belakang terlihat dari kejauhan, hanya segelintir siswa nampak disana. Sepi. Tapi sepi bukan berarti makanan yang disajikan tidak enak lho! Malah enak banget sayangnya anak muda jaman sekarang lebih suka yang instan makanya kebanyakan siswa lebih memilih makan dikantin utama karena lebih dekat.

Setengah jalan lagi, Alliana dan Gita akan duduk manis dikantin belakang. Disebuah bangku-bangku yang bersandar pada dinding kelas terlihat junior laki-laki bergerombol disana. Macam-macam, ada yang ngoceh, ada yang cuma bengong doang, ada yang makan juga. Alliana meluruskan pandangannya.

OMG! Dia disini!! batin Alliana.

Jantungnya berdebar-debar saat ia akan melewati gerombolan itu.

Kontrol Al, jangan malu-maluin, jangan salting! batin Alliana lagi.

"Eh, lo kenapa Al? Senyum-senyum sendiri?" selidik Gita saat sampai dikantin

"Gue? Gapapa kok. Eh lo pesenin gue es jeruk dong" jawab Alliana

"Lho? Bukannya lo tadi bilangnya laper ya? Udah jauh-jauh gini lo cuma pesen es jeruk doang?" kata Gita

"Aduh Git, lo bawel banget deh. Gue aus nih. Buruan dehh" sela Alliana

"Elehh dasar lo! Yaudah tunggu" jawab Gita sambil memberengut lalu berjalan menuju kasir

*

"Al, bantuin gue dong bawa nih buku-buku referensi kimia ke ruang guru" ujar Ari setengah mengeluh

"Yee elo Ri, badan gede kayak gentong begitu angkat buku aja gak sanggup. Payah" ejek Gita

"Tau nih, lagian itukan buku-buku pelajaran bokap lo. Lo sendiri aja deh. Malas gue" kata Alliana sambil mengibaskan tangannya

"Ayo dong Al, pelit banget lo sama temen lo yang paling ganteng ini. Ntar ganteng gue luntur gara-gara bawa buku seabrek begini. Kan lo juga yang repot" mohon Ari

"Emang ada hubungannya ya? Bawa buku seabrek sama kegantengan luntur? Emang lo ngangkat pake muke lo?" cibir Alliana sementara Gita sudah tertawa terbahak-bahak

"Bawel lo ah, ayo cepetan" kata Ari lagi

"Ya udah deh. Siniin tuh buku" kata Alliana

Alliana pun menemani Ari ke ruang guru, ruangannya Pak Rifat, alias ruangan bokapnya Ari. Karena ruang guru berada jauh banget dari kelasnya dan melewati beberapa kelas IPS serta kelas agama kristen. Ajaibnya kelas yang sedang belajar sekarang di kelas agama kristen itu kelasnya junior kece yang diincar Alliana. Saat melewati kelas itu, Alliana sempat melihat sedikit dari celah pintu, junior kece itu sedang berdoa melipat tangan dan menutup matanya. Merapalkan doa yang ia panjatkan kepada Tuhan.

"Eh kampret lo jangan ngintip kayak gitu ah. Malu-maluin aja lo" kata Ari tiba-tiba sambil menarik telinga Alliana

"Aduhh Ri, sakit nih" jawab Alliana sambil menepis tangan Ari dan mengusap telinganya

"Lagian elo. Ngintip. Pake bengong lagi, ngeliatin siapa sih? Nah lo ketahuan! Gue tau pasti lo ngincer someone kan? Yang mana sih? Kasih tau gue" cerocos Ari sambil ikutan ngintip

"Apaan sih? Udah ah buruan" kata Alliana lalu berjalan cepat menuju ruang guru.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 17, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang