Chap 9

9.3K 971 78
                                    

"Tuan Kim saat ini tengah mengandung dan usia kandungannya sudah menginjak 2 bulan."

Semua orang disana melotot kaget mendengar penjelasan dokter. Mr.Kim, Mrs.Kim, Yunho dan Jiyool saling berpandangan tanpa mengatakan apapun.

Apa yg terjadi?

Kita kembali ke beberapa saat yg lalu saat Jaejoong masih di kampus.

"Jae, kau sakit lagi?" Kembali Jiyool melihat wajah pucat Jaejoong pagi ini.

"Aku mual lagi Jiyool-ah."

"Apa kau kurang tidur lagi? Bagaimana jika kita pulang saja?"

Jaejoong menggeleng pelan. Ia tidak mau, ia pasti akan diajak ke rumah keluarga Jung lagi. Jaejoong tidak ingin Yunho sampai pulang bekerja karena mengkhawatirkannya. Namun tiba-tiba ia merasakan rasa mual lagi. Jaejoong segera berlari menuju toilet pria.
Jiyool juga ikut berlari mengejar Jaejoong. Beruntung saat itu toilet sedang sepi. Jiyool masuk dengan wajah khawatir. Ia kembali mendengar suara muntahan, namun ia melotot kaget saat mendengar suara terjatuh lebih tepatnya sesuatu yg jatuh. Jiyool segera membuka pintu salah satu bilik toilet dan melihat Jaejoong pingsan.
Reflek ia merogoh ponselnya di saku celananya lalu menghubungi Yunho.

***

"Saya akan bertanggung jawab Mr.Kim" Yunho merasa sedikit takut melihat ekspresi calon mertuanya.

Mr.Kim menatap Yunho tajam, sebenarnya ia sangat ingin memarahi Yunho, namun semua sudah terjadi. Ia tak bisa berbuat banyak selain merelakan putranya menjadi milik keluarga Jung. Mr.Kim menoleh menatap istrinya yg duduk di sampingnya. Saat ini mereka sedang berada di ruang keluarga Kim. Sedangkan Jaejoong masih belum sadar, ia berada di kamarnya ditemani Jiyool.

"Bagaimana bisa anda- ah.." Banyak pertanyaan yg ingin ditanyakan Mr.Kim, namun semua seolah tersangkut di tenggorokkannya.

"Sudahlah Yeobo. Sekarang kita tinggal tentukan pernikahan mereka saja." Mr.Kim mendelik pada istrinya. Ia heran kenapa Mrs.Kim bisa sangat santai menghadapi kenyataan ini. Sebentar lagi putra mereka akan menikah. Rasanya ia tidak rela jika putranya menjadi milik orang lain.

"Saya minta maaf Mr.Kim. Dan saya akan bertanggung jawab untuk semuanya." Yunho menatap serius calon mertuanya.

***

"Eughh.." Jaejoong melenguh, matanya perlahan terbuka. Mengerjap pelan melihat sekeliling.

"Kau sudah sadar Jae?" Jiyool menghampiri Jaejoong. Ia memberikan segelas air lalu duduk di tepi ranjang pria itu.

"Kenapa aku dirumah?"

"Tadi kau pingsan di kampus. Tapi selamat ya Jae? Kau tengah mengandung saat ini." Jiyool terkikik pelan, ia sangat bahagia sekarang.

"Apa? Aku hamil?"

Jiyool mengangguk pelan.
"Bolehkah aku memanggilmu Umma sekarang?" Ucap Jiyool tersenyum lebar menampilkan deretan giginya yg rapi.

"Umma? Tapi-"

"Sebentar lagi kau akan menjadi istri Appaku, Umma." Rasanya Jiyool ingin salto saking senangnya. Sudah sangat lama ia ingin memanggil seseorang dengan sebutan Umma.

Jaejoong hanya diam. Ia terlalu syok dengan semua ini.

***

Jaejoong menghela nafas panjang. Rasa gugup dan bahagia bercampur menjadi satu. Perlahan pintu gereja itu terbuka. Semua orang yg ada disana serempak menoleh menatap pengantin yg siap berjalan ke arah altar. Jaejoong berjalan perlahan, mencengkram erat tangan Mr.Kim tanda ia sangat gugup.

Menantu atau Istri? (Yunjae)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang