4| Arka

3.2K 121 0
                                    

Dear pembaca tulisankuu yang baik hati, tolong tinggalkan komentar yaa, kamu dapet gak sih feelnya tentang Arka di Bab ini?
Supaya gak ketinggalan update Pramugari Undercover pastikan klik tambahkan ke library wattpad kalian yaa.
Thank you!
Love,

Xoxo
**

"Pernah tahu bagaimana cara bintang-bintang itu bisa berkelip di atas cakrawala sana?
Kamu pasti nggak tau dehh.. kok kamu liatin aku begitu banget? awas suka loh nanti."- Arka.

Vanya menyeruput jeruk hangatnya sambil menatap mata Arka, bola matanya berwarna coklat. Vanya tidak tahu ternyata telah membuat Arka grogi.


"haha! idih ge er kamu! emang gimana caranya bintang-bintang itu bisa berkelip? aku gak tau, e..tapi udah dari sananya lagi. yee" 


"iya Nona, bintang memang bekelip, tapi mataku kelilipan gara-gara kamu liatin aku begitu banget." Arka biasa memanggil Vanya dengan sebutan Nona, Nona adalah nama tengah Vanya. Vanya Nona Balqis.


"ih kamu apaan deh. wek." Vanya mencubit badan Arka dan meledek.


"Jadi apa nih kenapa bintang berkelip di atas cakrawala sana?" sambung pertanyaan Vanya, menagih jawaban Arka.


"Jadi gini nih, Non: pada cahaya bintang yang melewati atmosfer bumi. Ketika memasuki atmosfer bumi, cahaya bintang akan dibelokkan oleh lapisan udara yang bergerak-gerak. Akibatnya posisi bintang akan berpindah-pindah. Tetapi karena perubahan posisinya sangat kecil untuk dideteksi mata, maka kita akan melihatnya sebagai kedipan, gituu.." Arka membalikan badannya.


"eh kok kamu balik badan, jelasinnya ke aku sini loh, Arka. Oh, jadi gitu? masa siih? pasti sok tau kaan? tapi penjelasan kamu masuk di akal" Vanya manggut- manggut.


"tapi kamu kan anak IPA bukan IPS." 


"Iya dong, aku ini kan cerdas dan berbakat dalam segala bidang." Arka menyombong, mengangkat alis kanannya.


"....." Vanya tidak berkomentar


"nih, liat, berkat wikipedia. haha, emangnya anak IPS aja yang tau tentang Astronomi" tawa Arka sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal, kemudian menunjukkan artikel yang di bacanya tadi kepada Vanya.


"Ih, kamu, apaan si! pantesan balik badan, taunya pake mbah gugel." Vanya ikut tertawa, mencubit lengan Arka, dan membenarkan rambut hitam panjangnya menyamping ke bahu kanan.


"Arka, alhamdulillah aku udah kenyang. Waktunya pulang. Besok ketempat les bareng lagi ya pulang sekolah?"


" Alhamdulillah, sama nih, aku, juga kenyang. Boleh, bareng lagi ya, yuk, pulang."


Malam itu selepas pulang bimbel keduanya mampir ke kedai Bakso Mang Engkus, dan rasa-rasanya seperti baru saja terlewati, Arka mengendarai motor biru mionya, gelang hijaunya masih ia pakai, kembaran dengan Nona. Oleh-oleh dari Yogyakarta, sepulang Nona dari lomba MIPA tingkat Nasional minggu lalu.


Rintik hujan mulai turun, malam itu pukul 7, Arka dan Vanya masih memakai seragam sekolah putih-abu.


"Arka, kok berenti?"


"pake jaket aku ya, hujan, kasian kamu kedinginan."


"e..h..." Vanya menurut.


Malam itu tidak seperti biasanya, jantung Vanya berdegup kencang. 'Ada apa ini?'

Tangan Vanya memegang besi jok belakang motor, takut-takut badannya menubruk punggung Arka. Hujan turun menderas.
Arka mengelap mukanya yang basah terkena hujan.

Pramugari Undercover.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang