Part 06

1.3K 156 78
                                    


Love is...

you're never alone





🕊🕊🕊





Jaemin masuk ke dalam flat sambil meregangkan otot lehernya. Kerjaannya hari ini benar-benar melelahkan, dari baru nyampe kantor dia terus saja menatap layar komputer. Matanya jadi capek dan perlu banyak istirahat.

Tangan Jaemin meraba dinding, mencari saklar lampu agar pengelihatannya bisa berfungsi dengan baik. Tapi begitu lampu dinyalakan, cowok itu melompat kaget mendapati Hina menatapnya dari atas tempat tidur.

"Gila lo!" pekik Jaemin kaget melihat keberadaan Hina itu. Tangannya memegangi dada kirinya yang berdebar keras melihat mata Hina berkilat tajam dengan kedua tangannya terlipat di depan dada. Cewek itu marah. "Kan bisa hidupin lampu Na, bikin kaget aja!" dumel Jaemin.

"Lo tau ini jam berapa?" tanya Hina kesal. Dari tadi dia menunggu Jaemin pulang, yang katanya mau ngajak minum tapi yang punya rumah belom juga pulang-pulang.

"Sorry Na, gue banyak kerjaan" keluh Jaemin, jalan menghampiri Hina dan merebahkan tubuhnya di sebelah cewek itu, lengkap masih menggendong ranselnya.

"Trus gue percuma nungguin lo? Gitu?" ujarnya kesal.

"Ya maaf," Jaemin ngeraih tangan Hina untuk di genggamnya.

"Udahlah, gue mau pulang, banyak tugas" sinis Hina menepis tangan Jaemin dan turun dari tempat tidur.

"Besok kan libur Na, tugas apaan sih? Boong banget lo,"

"Ya tugas pake senin," sahut Hina udah jalan nyamperin pintu.

"Jangan pulang dong, gue kan mau ngajak lo minum," bujuk Jaemin. Menyusul Hina dan meraih lengannya agar tidak jadi pergi.

"Mana? Lo ga bawa apa-apa" dengus Hina. "Kulkas lo juga cuma ada air mineral. Lo mau ngajak gue minum air? Ga usah! Makasih! Gue juga punya di rumah. Banyak!"

Jaemin bukannya tersinggung, cowok itu malah tertawa melihat Hina ngomel sendiri.

"Beli dulu lah,"

"Yaudah sana,"

"Kita belinya bareng,"

"Mager,"

"Ayolah!" Jaemin menaruh ranselnya di atas sofa lalu mengamit lengan Hina dan menyeretnya keluar dari flat.

Hina manyun diseret sama Jaemin. Mana dia cuma pake kaos putih tipis dengan bawahan hotpans. Jaemin yang ngeh sama sikap risih Hina, langsung melepas jaketnya dan menyampirkannya di bahu cewek itu.

"Pake!" ujarnya begitu Hina menatapnya bingung.

"Thanks," ucap Hina dengan wajah merona.

"Jangan kebiasaan ga make daleman lo kalo sama gue, gue kan jadi bisa liat semua Na" kata Jaemin blak-blakan membuat Hina melotot sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Padahal Jaemin mau narik resleting biar jaketnya ketutup.

"Jangan diliat lah! Mata lo tuh yang jelalatan" omel Hina. Jaemin terkekeh.

"Udah ah, yuk jalan!" Jaemin kembali menarik Hina dengan merangkul bahunya.

Sepanjang jalan nenuju minimart, ada aja yang di obrolin sama dua orang itu. Bahkan mereka sampe bercanda dorong-dorongan.

"Inget ga, yang lo sampe salto pas nari di club waktu itu," tanya Jaemin yang obrolanya nyinggung aksi Hina di club malam.

"Apaan sih!" elak Hina lalu berhenti jalan. Jaemin mengernyit, ikut berhenti dan natap Hina bingung. "Kayak gini?" tanyanya pada Jaemin sebelum salto di hadapan cowok itu tapi meleset, Hina malah kesandung dan jatuh.

(✔️) What Is Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang