[ 3 ] N

170 40 14
                                    

Lilin itu hampir habis setengah.





Kali ini, aku menceritakan semuanya kepada Taehyung.







Bahwa aku telah disakiti banyak orang.







Aku telah menangis berkali-kali.









Bahwa aku juga orang yang kesepian.









Aku sering melakukan percobaan bunuh diri.










Papaku adalah orang yang keras. Keras dalam artian, kasar.









Dia pernah memukul hidungku sampai berdarah.








“Lalu, apakah kalian pernah berkumpul bersama? Makan malam, misalnya?” tanya Taehyung.






Entah itu bisa disebut makan bersama atau tidak.







Aku malu mengatakan ini kepada Taehyung tapi...









Kami hampir tidak pernah makan bersama.







Aku dan kedua adikku selalu makan sendiri, di tangga, dengan piring plastik.












Kadang-kadang kami kehabisan shampo sampai-sampai aku harus mengisi botol shampo dengan air, lalu kukocok sampai berbusa, dan kupakai untuk keramas lagi.








“Malu, Taehyung.” Ucapku sambil menunduk.






“Hei, tidak ada yang memalukan tentangmu.”







Kuharap dia memelukku sekarang.








Tetapi, tidak.










Dia tidak memelukku.









Mata elangnya itu justru menatapku tajam.








“Dengarkan aku, jangan pernah menyakiti dirimu sendiri, apalagi sampai bunuh diri.”







Tangannya terulur untuk menggenggam tanganku, mengelusnya dengan lembut.








“Kau tahu, aku juga menderita. Tetapi, aku tidak mau bunuh diri.”






Aku bertanya, “kenapa?”







Dia lantas tersenyum kotak lagi. “Karena dunia ini rugi jika kehilangan orang paling tampan sepertiku.”







Aku memukul kepalanya sambil tertawa.








Kok bisa ya, makhluk seperti dia ada di dunia ini?






Biar kudeskripsikan wajahnya.








Mancung, bibirnya bagus.








Matanya seperti elang.







Kulitnya seperti lelehan madu.







Kalau punya kesempatan untuk bertemu dengannya lagi, aku akan mengambil banyak sekali potret tentang dirinya.








Atau jika dia menjadi superstar, aku akan menjadi penggemarnya yang paling setia.







Aku akan memajang banyak fotonya di kamarku, sekalian juga beli posternya. Yang banyak.







Dia tersenyum lagi saat aku mengatakan kalau aku ingin bertemu dengannya lagi di masa depan.



Dia tersenyum lagi saat aku mengatakan kalau aku ingin bertemu dengannya lagi di masa depan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Tampannya Taehyung bertambah dua kali lipat sekarang.








Oh tidak!






Lima kali—sepuluh—arghhh!







Seratus kali lipat!






Dia tidak nyata.








Dia mirip seperti tokoh di serial anime yang sering kutonton.







Gemas!






Oh iya, aku juga bertanya kepada Taehyung tentang bagaimana caranya agar aku tidak terluka lagi.







Dan lagi, jawabannya tidak terduga.










“Kau harus menyakiti orang lain, sampai kau sadar bahwa kau tidak perlu terluka terlebih dahulu.”[]

Candle LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang