Siang hari, ketika jam istirahat tiba Jungkook menyegerakan diri keluar kelas. Membawa kaki jenjangnya melangkah cepat menuju toilet kampus. Terlampau menyiksa menahan hasrat ingin buang air sejak nyaris dua jam lalu; sebab dosen killer yang mengajar, melarang seluruh mahasiswa keluar dari kelasnya dengan alasan apapun.
Sekeluarnya dari salah satu bilik toilet, pemuda Jeon melangkah mendekati wastafel setelah sebelumnya mengancing kembali celana jeansnya. Memutar kran air, mencuci tangan berlanjut membasuh wajah. Kepala menunduk begitu lama, menikmati sensasi bagaimana segarnya ketika wajah bersentuhan dengan dinginnya percikan air dimusim panas.Lantas dahi mengernyit heran begitu rungunya mendengar suara pintu terbuka, kemudian ditutup kembali dengan diikuti suara klik kecil menandakan pintu dikunci. Perlahan mengangkat wajah, mata menatap lurus kearah cermin dihadapan. Menjadikan Jungkook meneguk liur susah payah dengan gemuruh dalam dada; mendapati kakak tirinya melangkah perlahan menuju dirinya. Seringai tipis juga mata elang yang menatapnya tajam.
Taehyung dan dominasinya, menjadikan Jungkook merasa kecil. Memilih bungkam tanpa perlawanan ketika kedua tangan kekar sang kakak melingkari pinggangnya dari arah belakang. Pun ketika bibir Taehyung menjamah leher dan tengkuknya, Jungkook memilih pasrah. Jemari tangan mencengkram erat pinggiran wastafel, menahan gejolak batin ketika Taehyung berbisik didepan telinganya.
"Jangan marah lagi. Jangan mendiamkanku lagi. Itu melukaiku, sayang. Janji ya."
Hanya butuh sepertiga detik bagi Jungkook untuk segera mengangguk mengiyakan. Bagitu patuh atas segala apa yang diperintah sang kakak.
Menjadikannya ingin marah, memaki dirinya sendiri. Merasa kering pada bagian kerongkongan, teramat jijik pada dirinya sendiri yang setara dengan sampah. Jungkook benci pada dirinya sendiri yang tidak pernah bisa menolak Taehyung. Benci pada getaran jantungnya yang masih bisa berdetak kencang untuk Taehyung; bahkan ketika hatinya yakin telah membenci Taehyung begitu banyak.Dan Jungkook benci otaknya yang tidak henti berkhianat. Tetap memikirkan Taehyung sepanjang waktu, meski hatinya paham bahwa Taehyung hanya menjadikannya budak nafsu. Sama seperti mantan-mantan kekasihnya yang sudah menjadi mayat.
•••
'Brengㅡa-ahhㅡ pelan-pelan sialanㅡ'
Pemuda Kim terkekeh pelan. Bibir tebalnya kembali menjamah leher sang adik, dengan jemari tangan menggerayangi area dada. Memelintir puting dan sesekali menarik pelan. Menjadikan empunya menggelinjang geli bercampur nikmat.
"Pelankan suaramu. Kita tidak sedang dikamar, baby boy."
Sekali lagi, Jungkook menurut layaknya anjing peliharaan. Mengangguk patuh sembari menggigit pipi bagian dalam. Menahan segala suara, ketika jemari jahanam Taehyung mulai memanjakan privasinya.
Meski berakhir sia-sia. Sebab Jungkook menjerit, mengerang dan mendesah pada akhirnya. Satu tangan terulur menjangkau leher Taehyung, kemudian menarik mendekat untuk menggapai bibirnya. Mencium, menggigit dan menghisap serampangan.Membuat Taehyung kian giat memanjakan privasi Jungkook, seirama dengan gerakan pinggulnya. Menjadikan Jungkook orgasme lebih cepat, dengan Taehyung menyusul beberapa saat setelahnya.
•
•
•
Tepat ketika pintu toilet dibuka dari dalamㅡTaehyung dan Jungkook sudah berpakaian lengkap seperti semulaㅡ keduanya sama terjingkat mendapati Park Jimin berdiri diluar pintu dengan kedua tangan bersidekap depan dada. Tatap matanya terlampau sulit diartikan, menjadikan Jungkook maupun Taehyung mendadak canggung seketika.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATAL ㅡkth+jjk
Mystery / Thriller[COMPLETED] Berhenti menyembunyikan perasaanmu.. Top!Tae x Bottom!Kook Taekook/Vkook Boyxboy Yaoi