Wonwoo berusaha memasang wajah datar, padahal dia ingin sekali tertawa mendengar ucapan sodara bodohnya ini.
Bagaimana Soonyoung bisa lupa dengan acara pertunangan Wonwoo dengan Mingyu? Benar-benar bodoh.
Mereka berdua masih saling menatap dingin, tidak ada yang bergerak. Soonyoung masih menunggu jawaban Wonwoo yang jelas-jelas adalah pertanyaan bodoh.
Wonwoo melirik Jihoon yang terlihat ingin mengetahui jawaban Wonwoo juga.
Wonwoo menghela nafasnya dan mendorong tubuh Jihoon agar berdiri di belakangnya. Tubuh Jihoon sangat kecil dibandingkan dengan punggung lebar Wonwoo.
Soonyoung geram, rahangnya terlihat kaku dan tatapannya semakin dingin. Apalagi melihat Wonwoo dengan lancangnya menyentuh Jihoon.
"Pulanglah" ucap Wonwoo.
"Tepati janjimu dan kembalilah" sambungnya masih dengan nada datar.
Soonyoung tak heran jika Wonwoo berbicara dengan nada datar. Itu berarti Wonwoo sedang malas untuk berargumen atau semacamnya.
Soonyoung melihat kepala Jihoon yang menengok dari belakang tubuh Wonwoo. Laki-laki sipit itu merasa tingkat rindunya dengan Jihoon semakin meningkat.
Tanpa basa-basi Soonyoung membalikkan tubuhnya dan berjalan dengan cepat meninggalkan Ara.
Ara mematung menatap Wonwoo. Matanya memancarkan wajah yang sedih. Laki-laki dingin itu hanya menggerakan kepalanya menyuruh bumil itu menyusul suaminya.
Menyisakan Jihoon dengan Wonwoo. Jihoon masih menatap ke arah dimana ia melihat Soonyoung terakhir kali di belokan mall.
Wonwoo membalikkan tubuhnya menatap Jihoon.
"Dia meninggalkanku"
"Lagi" lirih Jihoon. Air matanya mulai mengepul dan rasa kecewa di dadanya mulai tumbuh semakin besar.
Wonwoo hanya bisa diam, ini bukan waktu yang tepat untuk memberikan sebuah pelukan pikirnya.
Jihoon berjalan cepat meninggalkan rooftop dan Wonwoo sambil menyeka airmatanya yang hampir jatuh ke pipi mulusnya.
Wonwoo lupa, sudah keberapa kalinya ia menghela nafas lelah seperti ini.
----------------------
"Pintu apartemen terbuka, menampilkan Wonwoo yang kerepotan membawa dua tas plastik besar berisi beberapa botol soju, cola dan jangan lupakan 4 kotak ayam goreng kesukaan Jihoon.
Semenjak kejadian di rooftop mall beberapa hari lalu, Jihoon terlihat semakin murung.
Bukan keahlian Wonwoo untuk menghibur seseorang, tapi ia akan berusaha hanya untuk Jihoon.
Jihoon yang mendengar suara di ruang tamu keluar.
Wonwoo dan Jihoon saling menatap. Laki-laki kecil itu menatap dan seolah-olah berkata 'apa yang kau lakukan?'
"Eumh..pesta kecil?" ada nada tawaran dan pertanyaan di ucapan Wonwoo. Jihoon tak menjawab lalu berjalan kearah Wonwoo dan membuka satu botol cola.
Wonwoo tersenyum kecil dan mulai membuka satu-persatu kotak ayam yang terlihat sangat menggiurkan.
Jihoon meneguk colanya hingga tersisa setengah botol, sedangkan Wonwoo membuka soju dan langsung meneguknya hingga tenggorokannya terasa perih.
"Kau belum menjawab pertanyaan Soonyoung"
Wonwoo menaruh botol sojunya dan tertawa.Ia memperlihatkan jari manisnya yang dihiasi dengan cincin silver dan berlian di tengahnya.
"Aku sudah bertunangan" jawab Wonwoo.
"Soonyoung datang ke acara pertunanganku, bagaimana bisa ia lupa" Wonwoo menggelengkan kepalanya dan mengambil satu potong ayam.
"Kau sudah bertunangan?" nada bicara Jihoon terdengar penasaran.
Wonwoo mengangguk sambil mengunyah mantap. Jihoon sebenarnya penasaran siapa tunangan Wonwoo, tapi ia enggan untuk bertanya.
"bagaimana aku bisa tahu kalau kau tidak menyukaiku?" Jihoon menyipitkan matanya yang sudah sipit itu.
Wonwoo memundurkan tubuhnya. Ia heran kenapa Jihoon maupun Soonyoung sangat percaya diri seperti ini. Terkadang hal itu lucu, tapi lama-kelamaan menjijikkan.
"Cih, aku memang menyangimu. Bahkan melebihi seorang kekasih" Wonwoo mengelus-elus poni Jihoon.
"Aku menyangimu seperti adikku sendiri, Jihoon"
Laki-laki mungil itu hanya melongo.
"Aku tak mau Soonyoung mendapatkanmu dengan cara mengingkar janjinya"
"Lagipula aku ingin mengajarkannya cara untuk berjuang mendapatkan sesuatu. Dari usahanya lah kita bisa melihat apakah ia serius denganmu atau tidak"
Wonwoo benar-benar memberikan pencerahan seperti seorang kakak bagi Jihoon. Ia hanya menatap Wonwoo kagum sekaligus senang.
Jihoon menyambar satu botol soju dan membukanya.
Wonwoo tampak terkejut karena ini pertama kalinya ia melihat Jihoon memegang botol soju.
"ehm....pesta kecil?" senyum Jihoon malu-malu sambil menyodorkan botol sojunya pada Wonwoo untuk bersulang.
Wonwoo hanya tersenyum tipis dan mempertemukan botolnya hingga menghasilkan bunyi dentingan kecil.
Jihoon merasakan panas dan perih di tenggorokannya saat soju mengalir, ia segera mengambil potongan ayam lalu memakannya.
"Ah ya, Jihoon" panggil Wonwoo.
"hm?" Jihoon menoleh dan menatap Wonwoo. Laki-laki emo itu tampak diam memikirkan sesuatu.
"Tidak ada apa" Wonwoo kembali mengambil potongan ayam. Jihoon hanya memutar bola matanya dan kembali menikmati pesta kecilnya dengan Wonwoo.
------------------
Ada yang kangen aku gak?😙
Enggak ya, ywdh gpp HAHAHAHAHA
Kalian yang ada di Surabaya, dimanapun kalian berada di seluruh Indonesia, stay safe yaaa sayang2kuhh :((
Kalo boleh tau nih, mulai bulan ramadhan kapan yah, beb?
Biar bener tamatin nih story soalnya pengen isi adegan NC tapi takutnya malah bikin anak orang dosa:((( (?)
Ywdh deh segini aja bacotanku
SEE U~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
AKU KE SEVENTEEN CAFE GENGSSS:'))))))))
Maafkan muka di sensor, takut kalian eneg liatnya nnti heheheehe😂
Itu baju aja udh ganteng woi apalagi orangnya aduhhh
KAMU SEDANG MEMBACA
SYNDROME (SoonHoon)✔
Фанфик25/05/18 #1 - howoo 💛 27/05/18 #217 - Fanfiction💛 YOU'RE MY HEALER AND KILLER. WHICH ONE SHOULD I CHOOSE? •Sembuh dengan cara menjauh? "Tapi dia obatku" •Sembuh dengan cara mendekat? "tapi dia adalah penyebab penyakitku" ~SYNDR...