Masih bersandar di hati yang gundah
Pilar-pilar rumah Farhan menyuguhkan keindahan kota Seoul dari ketinggian, aku masih terbungkam dengan kalimat yang baru saja Jong Suk lontarkan.
“Apakah mencintaimu serumit ini?”Sungguh ingin kubalas bahwasannya akupun juga ingin melontarkan kalimat yang sama. Mencintaimu sama sulitnya dengan engkau memahami diriku.
Aku juga ingin berteriak padamu, apakah cinta ini cuma lelucon? Singkat sekali waktu yang diperlukannya untuk menghipnotis kita berdua.
“Anna?” suara berat dan bergetar itu mengagetkanku, seketika ilusiku ambruk runtuh bersamaan dengan perginya suara berat itu ketika dihembus angin.
“Saya memang aneh, saya memang seperti orang idiot. Dengan lantangnya saya mengucapkan kalimat cinta tanpa rasa yang jelas, tanpa kepastian hati yang pasti, dan tanpa kepastian Allah diantara rasa ini.”
Jong Suk tersenyum aneh, dan lebih anehnya ia membawa Allah dalam rasanya kepadaku. Apalagi drama yang sedang kamu jalani, Lee Jong Suk?
“maaf jika membuat kamu terbebani atas perasaanku, namun yang aku tahu, kamu adalah salah satu jalan yang Allah kirimkan kepadaku untuk membawa cahaya islam padaku. Murni, cintaku kepadamu karena Allah. Dan karena Allah lah aku memutuskan untuk mencintaimu.”
Air matanya mengalir dimana-mana, dia hanya seorang lelaki yang bertangiskan air mata tanpa kegagahan yang tersisa dalam dirinya. Dia menatap langit atas, senja hampir habis waktunya. Dengan keridhaan Allah sang Maha Kuasa, Allah telah menjadikan siang menjadi malam dan menutupi aib hamba-hamba-Nya.
“kuputuskan untuk belajar menjadi seorang muslim, bukan karena kamu. Tapi karena Allah, aku ingin memiliki cinta yang tulus dari Allah kepada kamu. Agar aku tidak malu untuk bertemu denganmu dengan kebodohan ilmu agamaku.”
Bibirku berkatup, terbungkam tak bisa bicara. Rasanya susah sekali jika sudah menyangkut tentang rasa.
“Tolong, ajarkan juga kepadaku untuk dekat kepada Tuhanku yang sesungguhnya.”
Aku tersenyum dibalik tirai cadar yang menutupi rautku, Maha Baik Allah telah memberikan hidayah kepada seorang kafir yang bersedia menerima Islam di dalam hatinya.
“saya, Farhan, bahkan keluarga seisi rumah ini akan dengan senang hati mengajarkan kepada kamu tentang Islam yang sesungguhnya.”
Raut wajahnya sudah kembali setelah mendengar kata-kataku itu. Dia memang telah menemukan Allah di dalam hatinya, dan dia dengan lapang dada membiarkan Hidayah Allah merasuk dalam jiwanya.“Allah sungguh Maha Baik, telah mempertemukanku dengan manusia muslim seperti kalian.”
Bojonegoro, 24 April 2018
Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan.
#Nb. Sudut pandang dari cerita ini ada dua. Sudut pandang dari Lee Jong Suk dan Anna Fatimah kalau mungkin tidak mengerti mohon maaf.Sudut pandang akan di pisah dengan tanda *** atau judulnya yang ber-font tebal terimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Syahadat di Langit Korea
Spiritual"Haruskah aku senang bertemu denganmu atau tidak?" "namun bagaimanapun juga terimakasih telah mengenalkanku kepada Tuhanku yang sesungguhnya." -Lee Jongsuk Ini hanya cerita fiksi. Kurang lebihnya mohon dimaklumi. Afwan... Selamat membaca!!!