Ujian Kenaikan Kelas

790 47 6
                                    

Hari ini tepat ujian kenaikan kelas dilaksanakan oleh seluruh murid SMA Pancasila Jakarta. Pagi ini murid-murid SMA Pancasila terlihat sangat rapih berseragam putih abu-abu, tak lupa dengan dasi dan ikat pinggang.

Ujian kenaikan kelas akan dilaksanakan pada hari senin hingga jum'at.

Sepuluh menit lagi ujian akan dimulai, Anti sudah siap dengan materi yang telah ia pelajari kemarin bersama dengan teman-temannya.

Anti berdiri didepan kelas. Rambutnya dikuncir kuda dengan anak rambut yang masih tersisa pada bagian samping. Jam tangan hitam ungu, serta sepatu berwarna hitam ungu yang serasi dengan jam tangannya. Karena sekolah ini mewajibkan semua muridnya memakai sepatu hitam.

Kring.. Kring..

Bel berbunyi menandakan ujian kan dimulai, Anti memasuki kelasnya dengan santai dan duduk pada meja ujiannya. Ia menunggu sang pahlawan tanda jasa memberinya soal-soal ujian.

***

"Huft, soalnya susah banget!" gerutu Lia.

"Gila ya, gue panggil-panggil si Kamal eh dia pura-pura nggak denger!" sambungnya.

"Padahal nih ya, gue cuma mau nanya satu nomor! Dasar sok pinter!" sambungnya lagi.

"Sst yaudah sih, makanya belajar Lia." tegur Anti pada Lia yang menggerutu sendiri sebab ujian tadi.

"Lagian kenapa ruangannya harus dibagi jadi tiga sih! Kenapa nggak dua aja gitu. Biar kita satu ruangan" kesal Lia.

"Sst, udah ah! Yuk pulang."

Lia mengangguk dan berjalan menuju pintu gerbang sekolah untuk menunggu jemputan.

"Duluan ya Li!" pamit Anti yang sudah dijemput oleh supirnya.

"Hati-hati."

"Bye!"

Tak lama supir Lia pun datang. Lia memasuki mobilnya dan pergi meninggalkan sekolahnya.

***

Kini Anti tengah berkutat dengan buku-buku pelajaran untuk ujian esok. Anti belajar dengan sangat serius, sehingga ia tak ingin diganggu dengan siapapun sekalipun dengan sang Bunda.

Anti membutuhkan waktu minimal 2 jam untuk belajar dan memahami isi buku-buku tersebut.

Matanya terasa sangat lelah melihat tulisan-tulisan yang tercetak dalam buku tersebut. Kantuk kini menyelimuti kedua bola matanya, Anti berusaha menahan kantuknya, sesekali ia memakan buah jeruk yang ada disamping bukunya.

Asam buah jeruk sedikit berguna untuk menghilangkan rasa kantuknya, lelah Anti berkutat dengan pelajaran. Kini ia menutup buku-bukunya rapat, tak lupa menulis sedikit diary pada buku bersampul ungu muda polos.

Kasur, tempat ternyaman untuk bersantai ataupun beristirahat. Anti yang sudah mulai tak bisa menahan rasa kantuknya kini berbaring pada kasur dengan seprai ungu kesukaannya. Menutup kedua matanya lalu menuju mimpi indah.

Entah indah atau tidak, yang penting ia beristirahat. Besok ia harus bangun pagi-pagi agar tidak telat mengikuti ujian.

Anti terbangun ketika merasa ponselnya bergetar diatas nakas, tentu saja ia terganggu.

SAHABAT KEKASIHKU [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang