Bab 2

3.5K 206 11
                                    

Keesokan harinya, sebelum berangkat kesekolah ia menyempatkan menyisir rambut Sia. Dan menyanyikan lagu favoritnya. Ali memasuki kamar Kesya, melihat adiknya sedang menyisir rambut pirang boneka kesayangannya. Ali merasa aneh pada boneka itu, terlihat mistis. Ali pun mengabaikannya lalu mengajak Kesya sarapan.

"Nah sekarang rambut kamu udah rapi. Aku kesekolah dulu ya Sia. Kamu hati-hati dirumah. Nanti kita main lagi, oke." kata Kesya pada bonekanya.

Kesya menyimpan Sia didalam lemari bajunya. Kesya dan Ali pun turun, pintu lemari tadi tiba-tiba bergerak-gerak. Seakan ada sesuatu didalam sana. Seusai sarapan, Ali dan Kesya pergi kesekolah begitu juga dengan Welda sehabis mengantar anak-anak langsung menuju kantor. Aurel membereskan piring kotor di meja makan. Lalu mencucinya. Setelah itu dilanjutkan merapikan isi rumah seperti menyapu dan mengepel lantai.

Saat ia sedang menyapu lantai, ada bunyi langkah kaki ditangga. Aurel menghiraukannya, dan meneruskan pekerjaannya. Tak hanya sekali suara itu terdegar, sudah beberapa kali dan Aurel mulai risih. Ia pun menaiki tangga perlahan untuk mengecek siapa yang berada diatas. Diatas tak ada siapapun, saat membalikkan badan untuk menuruni tangga. Suara pintu kamar Kesya yang menutup sendiri membuatnya kaget. Ia mendekati kamar Kesya. Lalu masuk ke kamar itu.

Mata Aurel menatap seluruh ruang hingga ke sudut kamar Kesya. Tak ada siapapun disana. Tapi kenapa pintunya menutup sendiri? Aurel melihat Sia tergeletak dilantai. Ya, tepatnya Anastasia boneka kesayangan Kesya. Aurel meletakkannya didalam lemari Kesya. Aurel pun menutup kembali pintu kamar itu dan turun kebawah.

Setelah menyapu dan mengepel. Aurel sekalian memasak makanan kesukaan Kesya dan Ali. Tiba-tiba pisau dapur terjatuh sendiri, ia merangkak untuk mengambilnya. Saat ia melihat didepannya, ada yang duduk di kursi makan. Jantungnya mendadak berdetak kencang dan ia pun menjadi kaku. Ingin bangkit tapi tak bisa, tubuhnya panas dingin melihatnya. Aurel memejamkan matanya dan beristighfar. Lalu matanya terbuka dan sosok itu menghilang. Aurel segera bangkit. Tubuhnya gemetar, keringat dingin keluar bercucuran.

"MasyaAllah. Siapa yang duduk tadi? Apa ini hanya halusinasi ku saja?." tanyanya pada diri sendiri.

Aurel melanjutkan memasaknya. Setelah semua pekerjaan selesai, Aurel mandi dan setelah itu sholat dhuha. Saat ia sedang sholat, ada yang lewat dibelakangnya.

~0~0~0~

Saat pulang sekolah, Kesya mencari Sia. Ia bertanya pada Maminya.

"Sia ada di lemari kamu." jawab Aurel.
"Gak ada Mami."

Aurel yakin Sia ada di lemari, ia sendiri yang memasukkannya. Kesya benar, boneka itu tidak ada dilemari. Lantas dimana? Ia sendiri yang memasukkan dalam lemari. Aurel mencarinya disudut kamar Kesya, alhasil tak ada.

"Yaudah. Nanti biar Mami cari ya. Kamu sekarang ganti baju terus makan." ujar Aurel.
"Gak mau Mi. Aku mau main sama Sia. Cari Sia Mi." rengek Kesya.

Aurel bingung harus mencari Sia kemana lagi.

"Oke oke. Mami akan cari, kamu ganti baju dan Mami akan cari sekarang." kata Aurel menenangkan.

Aurel mencari kekamar Ali. Tapi mana mungkin ada disana, Ali anak lelaki tidak mungkin bermain boneka. Lagi pula Ali belum pulang, jadi tidak mungkin boneka itu disana. Aurel memasuki kamarnya, tepat didepan lemari boneka itu tergeletak.

Aurel mengambil boneka itu. "Loh. Kenapa boneka ini ada disini? Siapa yang menaruhnya?." tanyanya dalam hati.

Aurel memberikan Sia pada Kesya.

"Mami nemu dimana?." tanya Kesya.
"Depan lemari Mami." jawabnya.
"Sia ngajak Mami main?." tanya Kesya aneh.
"Mana mungkin Mami main sama Sia. Dari tadi Mami sibuk mengurus rumah."

AnastasiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang