4.Jaya.

73 7 0
                                    

Jaya Respati.Cowo dengan badan kurus,tinggi 169,kulit putih,rambut berponi,manis,tingkah seperti orang ga waras,jago bikin emosi naik,penguji kesabaran,penghibur kelas.

Di kelas X.IPS-2,saat ini sedang berjalan pelajaran matematika.Bu.Lisa,yang statusnya sebagai guru matematika,sudah memberikan sepuluh soal yang di tulis pada whiteboard.Sebelumnya,
guru tersebut menjelaskan beberapa rumus terlebih dahulu.

Hanya beberapa anak saja,yang benar-benar mengerjakan tugas tersebut.Sisanya,hanya sekedar bersantai-santai.Ada yang diam-diam mendengarkan musik menggunakan headseat.Ada juga yang diam-diam bermain games di hp nya.Ada juga yang sedang diam-diam sedang chattingan di sosmed.Ada juga yang diam-diam menonton video.

Dari jam masuk berbunyi tadi.Jaya baru mengeluarkan buku tulisnya dari tas ransel hitam abunya.Cowok itu sedang sibuk mencari-cari sebuah pulpen di dalam tasnya,yang hanya tersisa sebuah pensil dan topi di sana.

Masih tidak percaya,akan tidak punyanya sebuah pulpen,barang satu pun.Jaya tidak menyerah,cowok itu masih mengotak-ngatik tasnya,bahkan sampai di jungkir balikan tasnya,hingga sebuah pensil dan topi jatuh begitu saja di atas meja."Pulpen gue siapa yang ngambil?!." Serunya,yang lalu menaruh tasnya lagi di atas meja.Hingga mencuri perhatian beberapa anak.

Bu.Lisa yang mendengar Jaya bersuara,langsung mengangkat kepalanya dari beberapa berkas yang sedang di urusnya."Jaya??.." Tegurnya.

Jaya masih dengan posisi berdiri langsung melihat ke arah Bu.Lisa."Apa Bu???" Jawabnya enteng,dengan wajah tanpa dosanya.

"Duduk!,jangan berisik!" Perintah sekaligus ingat Bu.Lisa dengan tegas.

Bukannya merasa takut,Jaya malah nyengir,seperti orang bodoh."Iyaa mama!" Balasnya ngawur,lalu duduk di bangkunya.Jawaban yang membuat Bu.Lisa menggeleng heran,dan membuat beberapa anak tertawa sejenak.

"Ehh!,Lina!" Panggil Jaya sambil menoleh ke arah Lina,yang duduk bersebrangan dengannya.

"Apaan?" Tanya Lina langsung.

"Lo yang ambil pulpen gue kan?,balikin!!" Jawab Jaya menuduh,dengan seenak jidatnya.

Lina langsung menautkan kedua alisnya,dan memundurkan kepalanya sedikit."Dih?!,apaan?!!,tau pulpen lo kaya mana aja,gatau!!" Balasnya tidak terima.

"Pulpen gue persis kaya pulpen yang lagi lo pake!,ngaku aja deh!!," Balas Jaya menuduh lagi,dengan menunjuk pulpen hitam yang sedang di genggam oleh Lina.

"Itu mah lo nya aja yang mau ngaku-ngakuin pulpen gue!!!" Sungut Lina jengkel.

Jaya tertawa sejenak,setelah seenak jidatnya menuduh Lina."Yaudahlah pulpennya buat lo aja!,gue ikhlas kok!!" Kata Jaya dengan pedenya,seolah pulpen Lina memang miliknya

Lina memutar bola matanya malas."Emang ini pulpen gue!" Balasnya tidak terima,lalu kembali mengerjakan soal matematika.

"Pulpen gue bagus sih,makanya banyak yang ngaku-ngakuin,bahkan sampe bikin maling kelas ngambil!" Sindir Jaya,entah ke siapa itu.

"Jayaaa!" Peringat Bu.Lisa lagi.

"Iya mama!" Balas Jaya ngaco lagi.

Jaya mengedarkan pandangannya.Lalu berdiri,dan mulai berjalan-jalan di dalam kelas.Menghampiri beberapa anak,untuk meminjam sebuah pulpen.Tapi ada aja alasan yang di lontarkan beberapa anak tersebut kepadanya.

"Pinjem pulpen dongg!" Pinta Jaya dengan memasang wajah memelasnya.

"Gue cuma ada satu!," Balas Fero,lalu kembali mengerjakan tugas matematika-nya.

"Lo niat sekolah ga sih?!,punya pulpen kok cuma satu?!!" Kesal Jaya tiba-tiba,dengan wajah tanpa dosanya.

Andre langsung menoleh ke arah Jaya."Yang ada elo bego!" Cetusnya sedikit kesal,"Mending gue punya pulpen walaupun satu,daripada lo gapunya!,niat sekolah kagak lo?!" Lanjutnya dengan nada dan ekspresi seolah emosi.

To Whom Does Your Heart Fall ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang