Bagian 6

732 24 0
                                        

     Pagi itu, Kepala Sekolah terburu-buru pergi ke gudang sekolah. Di ikuti oleh Aryo dan kedua temannya, Desi dan Gilang.
     "Kenapa tuh, Pak tua?" tanya Desi ke Aryo. Yang dimaksud Pak tua adalah Bapak KepSek yang berjalan di depan mereka.
     "Auk ah! Khawatir kali tuh, sama si Jessie." jawab Aryo.
     Mereka terus mengikuti KepSek sampai ke gudang sekolah.
Saat pintu gudang di buka, KepSek kaget melihat Jessie yang tak sadarkan diri.
     "Dia pingsan, Yo.." ucap Desi berbisik pada Aryo seraya menaruh rasa khawatir.
    "Udah... Diem!" tukas Aryo.
    "Ini sudah keterlaluan!!!" ucap KepSek menatap Aryo dengan raut wajah marah. Ia mendekati Jessie.
     "Apa yang keterlaluan sih, pak? Palingan juga pingsan. Dia udah tidur pulas tuh, pak semalaman..." ucap Aryo menganggap itu hal biasa.
     "Kekerasan ini harus di hentikan. Gak boleh lagi yang namanya penyiksaan dalam MOS!" seru KepSek.
     "Terserah deh, pak. Lagian, ini hari terakhir kok!" Aryo memutar bola matanya.
     KepSek segera memboyong Jessie ke ruang UKS.
Sementara itu, Aryo dan teman-temannya masih berdiam diri.
     "KepSek marah tuh, sama kita!" rengek Gilang.
     "Apaan sih, lebay lo!" Aryo merasa geli dengan sikap Gilang.
     Suasana hening. Aryo memandang ke sekelilingnya. Ia melihat sesuatu yang janggal.
    "Haaahhhhh?" Aryo kaget melihat sesuatu di dekat lemari.
    "Kenapa lu, Yo?" tanya Desi heran melihat tingkah Aryo.
     "Lu lihat sesuatu nggak sih disana?" tanya Aryo sambil menunjuk lemari yang berada di pojok gudang.
     "Enggak!"
     "Masa iya sih, lu nggak lihat?" Aryo merasa yakin ia melihat sesuatu di sana.
     "Serius... Emang lu lihat apaan sih?" tanya Desi penasaran.
    "Pocong!" ucap Aryo.
    "Haaahhh... Pocong???" Gilang bereaksi kaget hingga sedikit meneriaki ucapannya.
    "Sssstt.. Bisa pelan nggak sih!" Desi merasa jengkel dengan Gilang.
     "Halu kali lu..." ucap Desi.
     "Masa iya?" Aryo bertanya pada dirinya sendiri.
     "Mungkin gue halu kali, ya?" ucap Aryo menjawab pertanyaannya sendiri.
     "Jangan-jangan....." Gilang menghantung ucapannya.
     "Jangan-jangan apa?" tanya Aryo dan Desi serempak.
     "Jangan-jangan... Benar lagi, soal tragedi gudang sekolah itu!" ucap Gilang seolah menakut-nakuti.
     "Tragedi apa? Tragedi seorang siswa di sekap di sini lalu mati?! Trus arwahnya gentayangan jadi pocong? Iya??" jawab Aryo spontan.
     Gilang mengangguk.
     "Gue nggak percaya!" bantah Aryo yang kemudian pergi dari tempat itu.
     Desi dan Gilang pun juga berlalu.

Ada Pocong di SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang