3. Begin

432 90 13
                                    

Matahari di ufuk timur mulai meninggi membuat mentarinya menerobos selah-selah jendela kamar. membuat penghuninya silau dan terpaksa harus membuka mata. Yoonbi menggeliat pelan membuat pergerakan yang membangunkan Jungkook.

"Hei kau tidak ke kantor?"

Yoonbi membuka suara setelah melihat Jungkook yang masih memejamkan matanya.

"Jam berapa sekarang noona?"

Jungkook berbicara dengan mata yang masih tertutup. Ia pasti masih merasakan kantuk mengingat tengah malam ia masih berkutik dengan laptop dan berkas-berkas di meja kerjanya.

"Jam 7 pagi"

Yoonbi menjawab dengan datar. Menatap Jungkook gemas karena ia  tertidur dengan mulut terbuka menunjukkan gigi kelincinya.

"Noona jangan menatapku seperti itu, ini masih pagi libido ku gampang naik"

Lagi, Jungkook berbicara dengan mata yang masih terpejam namun ia memanglah orang yang peka meski dengan mata tertutup atau ketika tidur.

"Yak! Dasar mesum"

Yoonbi memukul dada bidang Jungkook lalu beranjak meninggalkan Jungkook. Mengabaikan Jungkook yang mengaduh kesakitan. Sepertinya menyeruput kopi di pagi hari sangat menyenangkan daripada harus berurusan dengan Jungkook saat dalam mode berbahaya seperti ini.

Yoonbi memutar bola matanya setelah melihat meja makan yang sudah penuh dengan berbagai hidangan. Tentu saja para pelayan yang tinggal di gedung belakang yang membuatnya dan itu sangat membuat Yoonbi kesal. pasalnya, ia tak bisa memasak sarapan dengan tangannya sendiri. Jelas sekali Yoonbi sangat menyukai memasak. tapi karena semua pelayan mencegahnya untuk memasak, membuat hal yang disukainya itu menjadi terkendala. Di rumah ini, lebih tepatnya di rumah yang seperti istana ini, Yoonbi diperlakukan bak seorang ratu yang hanya duduk manis di singgahsana menikmati berbagai pelayanan yang memberi kepuasan.

Yoonbi mengambil toples berisi bubuk hitam yang beraroma wangi. ia mengambil beberapa sendok untuk diseduh.

"Sepertinya kau sangat menggilai kopi"

Jungkook berdiri di pojok pintu dapur. bersender pada tembok dan tersenyum ke arah Yoonbi.

"Tentu saja, baunya sangat harum apalagi rasanya sangat nikmat"

Yoonbi menjawab dengan bangga. Meletakkan cangkir berisi kopi yang telah ia seduh di meja makan lalu duduk disana. Jungkook melangkahkan kakinya dan duduk bersebrangan dengan Yoonbi yang tengah menyeruput kopi buatannya.

"Mau kubuatkan?"

Tawar Yoonbi tapi Jungkook menggeleng. ia tidak suka kopi. lebih menyukai banana milk yang berada di kulkas.

"Aku benar-benar takut saat kau marah semalam"

Raut muka Jungkook berubah, ia menekuk wajahnya. bibirnya turun dan pipinya mengembung. Gemas sekali. melihatnya membuat lemah.

"Oh ya? Maafkan aku, kook"

Yoonbi menatap Jungkook khawatir. Baru pertama kalinya ada orang yang takut saat ia marah. Sebelumnya tak ada orang yang seperti itu. yang ada malah meledek amarah Yoonbi.

"Jadi apa kau akan ke pamanmu nanti?"

Yoonbi mengangguk.

"Apa perlu ku antar?"

"Tidak perlu Jungkook, aku bisa sendiri"

"Baiklah"

"Kau juga segera mandi, orang-orang di kantor pasti sudah menunggumu"

Jungkook beranjak dari duduknya menuju kulkas dan mengambil 2 botol banana milk disana.

"Noona kau harus ikut aku ke kantor"

Yoonbi mengernyitkan dahinya. tak biasanya Jungkook mengajaknya ke kantor kecuali jika ada tamu penting yang mengharuskan ia harus pamer jika ia sudah beristri.

"Untuk apa?"

"Nanti akan ada teman ku dari Australia datang ke kantor"

Dan benar saja ternyata Yoonbi harus ke kantor karena teman Jungkook datang. otomatis Yoonbi harus ikut ke kantor. menunjukkan jika ia adalah isteri dari Jeon Jungkook.

Terakhir kali saat ia ikut Jungkook bertemu dengan teman bisnisnya semua rekan bisnis Jungkook mengatakan iri karena Yoonbi sangat cantik dan juga seksi. Tentu saja itu membuat Jungkook merasa menang banyak. Ya, Jungkook memang suka pamer.

"Tapi aku harus menemui paman kook"

"Tak lama, hanya saat makan siang setelah itu kau bisa bertemu dengan pamanmu"

Jungkook tersenyum ke arah Yoonbi. Mengecup pipi Yoonbi sekilas lalu beranjak pergi meninggalkan Yoonbi yang kini wajahnya memerah seperti tomat.

"Morning kiss dariku noona"

Jungkook berbicara lebih tepatnya berteriak dari luar dapur. Kebiasaan Jungkook jika ia sedang kecewa atau malu pasti akan berbicara dengan cara berjalan memunggungi si lawan bicara.

***

Setelah jamuan makan siang bersama teman Jungkook, Yoonbi segera menemui pamannya. Tentu saja untuk menolak acara bulan madunya bersama Jungkook.

Ia menghela nafas panjang di dalam mobil setelah memakirkan mobilnya di halaman depan rumah pamannya.

Yoonbi mencoba menenangkan dirinya sendiri dengan memejamkan mata dan mengatur nafasnya. Semoga saja dewa keberuntungan sedang berpihak padanya.

***

SERENDIPITY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang