#NowPlaying MAX - Lights Down Low Feat. Gnash.
.
Heaven only knows where you've been
But I don't really need to know
I know where you're gonna go
On my heart where you're resting your head
And you just look so beautiful
Just like you were an angel
Awan sama sekali bukan tipe yang akan menikmati keberadaannya di dalam sebuah pesta.
Jika boleh memilih, Awan akan bergelung di dalam selimut hangatnya setelah seharian berkutat dengan urusan kantor yang terkadang tidak pernah ia temukan akhirnya.
Malam ini hanya terasa berbeda. Perusahaan di tempatnya bekerja sudah berdiri selama lebih dari tujuh tahun dan malam ini adalah pesta ulang tahun perusahaannya yang jelas saja menelan begitu banyak biaya. Awan meringis ketika memikirkannya.
Adalah hal yang tidak wajar saat ia sendiri tidak datang ke dalam pesta itu. Awan sudah bekerja di perusahaan tersebut selama lebih dari dua tahun dan ia menyukai pekerjaannya. Jadi ia berpikir untuk merelakan acara mari-bergelung-dalam-selimut miliknya.
Awan bekerja di bagian marketing. Pekerjaannya tidak banyak tapi juga bisa dibilang tidak sedikit. Ia menyukai pekerjaannya dua tahun belakangan ini.
Bekerja di kota besar dengan modal lulusan S1 dan jauh dari keluarga bukan sebuah perkara mudah. Awan hanya merasa beruntung atas apa yang ia dapatkan sekarang. Dengan pekerjaannya sekarang, setidaknya Awan bisa membayar biaya sewa rumah dan menutup kebutuhan lainnya, sisanya bisa ia tabung.
Semua ini dirasa cukup. Awan bukan seseorang yang neko-neko. Bukan juga seseorang dengan obsesi besar. Ia bisa merasa puas hanya dengan hal-hal kecil dan tempat dimana ia sekarang berada, Awan sudah merasa lebih dari cukup.
Bahkan malah sekarang Awan merasa sangat bahagia ketika ia menemukan berbagai makanan yang tersaji di acara besar seperti sekarang ini. Menekan dan membuang jauh-jauh perasaan menyesal yang beberapa menit lalu sempat muncul.
Sebenarnya Awan sudah membuat janji dengan beberapa teman-teman dari bagian marketing untuk datang ke pesta. Tapi ia tidak menemukan wajah yang ia kenali di sana. Semuanya terasa asing.
Perusahaan tempatnya bekerja adalah perusahaan besar. Bahkan Awan tidak bisa mengenal semua orang. Perusahaan itu terlalu luas dengan bertingkat-tingkat lantai. Terkadang ia bertanya-tanya; kenapa orang kecil sepertinya bisa diterima untuk bekerja di tempat besar seperti itu.
Tapi Awan sekali lagi menganggap itu adalah sebuah keberuntungan.
Awan menggelengkan kepalanya, mencoba membuang pikiran tersebut karena sekarang ia akan mencoba makanan yang berada di sana. Lumayan untuk mengisi perut. Awan jadi tidak perlu mengeluarkan uang untuk membayar makan malam hari ini.
Beberapa menit kemudian, sebuah piring kecil dan satu gelas minuman berada di kedua tangannya. Awan berjalan terpisah dengan gerombolan pesta. Itu hanya membuatnya merasa pengap dan Awan butuh untuk bernafas. Ia terus berjalan dan menemukan balkon di sana.
Matanya memandang pada sekitar saat ia memakan makanannya dan pandangannya jatuh pada sebuah taman yang terletak di bawah. Pesta berlangsung di lantai dua dan dari tempatnya duduk, Awan mendapatkan killer view.
KAMU SEDANG MEMBACA
L U L L A B Y [END]
Short StoryLullaby hanya sebuah coffee shop biasa. Lullaby hanya sebuah tempat yang dibangun dengan kenekatan. Lullaby hanya sebuah 'kolaborasi' dari tiga orang sahabat. Tapi di Lullaby, kau akan mendapatkan secangkir kopi. Juga di Lullaby, kau akan menemukan...