Suasana canggung tiba-tiba saja menghampiriku dan seorang pria berkacamata, Tanaka Ryo. Pria itu tengah bersebelahan denganku sekarang.. entah ada angin apa yg bisa membuat situasi dimana kita menjadi berduaan begini.
Aku yang sedang berjalan kaki di trotoar tadi hendak pulang ke rumah. Ya, sekolahan sudah bubar.. tiba-tiba saja saat aku berjalan, hujan turun dengan deras. Aku lupa membawa payung, karena aku kira tidak akan hujan. Tapi siapa sangka, ternyata aku malah bertemu dia.
______________________________________________
..
I Hope My Feelings Reach Him
"Episode 5 - With A Hot Chocolate"
..
Story © By: perilxxxtodos
______________________________________________"Terima kasih sudah mau menemaniku." ucapku dengan suara lirih. Kami sedang berteduh di pinggir jalan, aku tidak mengerti dengan pria disebelahku, Ryo dengan jelas membawa payung. Ia memakainya, tapi kenapa ia tidak pulang duluan?
Ryo tetap diam menatap jalanan, tatapannya selalu tertuju pada mobil-mobil yg lewat di jalanan. Cuaca memang sedang gelap karena mendung, hujan deras mengguyur kota sehingga aku bisa mendengar dengan jelas suara-suara percikan hujan yg memantul di atap-atap bangunan sekitar.
Canggung sekali, suasana ini sangat canggung. Meskipun dibelakangku banyak sekali orang-orang yang berteduh juga. Aku berteduh di depan Minimarket. Aku ingin sekali membeli Cokelat Panas yang dijual di dalam, tapi sayangnya uang jajanku sudah habis.
"Apa aku boleh m—memanggil nama depanmu?" aku memulai pembicaraan.
"Boleh," jawab Ryo singkat.
"Terima kasih, Ryo-kun."
"Ikuno-san," panggil Ryo disebelahku. "Apa kau menyukai Bahasa Inggris?"
Aku terdiam sejenak, aku tak mengira kalau dia akan bertanya. "Tidak begitu suka, tapi aku tidak membencinya." aku pun menjawab.
"Tapi kau pintar berbahasa inggris. Kenapa kau tidak begitu menyukainya?"
Apa hanya firasatku saja? Ryo seolah-olah sedang membuat suasana menjadi tidak canggung lagi. Baguslah, karena suasana seperti itu sangat membuatku tidak enak.
"Kubilang aku tidak membencinya. Tapi aku juga tidak terlalu menyukainya. Jadi, aku hanya fokus saja untuk mempelajari bahasa inggris di kelas." kataku.
"Jadi, kau tidak pernah belajar di rumah?" Ryo mulai menyimpulkan.
"B—Bukan begitu," balasku gugup karena malu.
Melihat tingkah konyolku, Ryo tersenyum kecil. Lalu ia mengajakku masuk ke dalam Minimarket.
"Kau pasti ingin membeli sesuatu. Jadi, ayo masuk." ajak Ryo.
Disaat Ryo berjalan duluan ke pintu Minimarket, ia menoleh lagi ke arahku. Ia melihatku terdiam. Aku sama sekali tidak menggerakan kakiku untuk melangkah, apalagi berpindah tempat.
Tanaka Ryo menghampiriku lagi, ia bertanya. "Ada apa?"
Wajahku memerah, padahal aku belum menjawabnya. "Aku—Aku.. tidak punya uang. Uangku sudah habis."
Beberapa detik Ryo terdiam mendengar jawabanku. Lalu ia menarik lenganku dan membawaku ke dalam Minimarket.
"R—Ryo.. tidak perlu." kataku yang melihat Ryo sedang memesan dua Cokelat Panas di kasir.
"Ini." Ryo mengasongkan cangkir Cokelat Panas tersebut kepadaku. "Aku sudah membeli dua. Tidak mungkin akan kuhabiskan semuanya."
Mau tidak mau, aku mengambilnya. Memang inilah yang kumau, aku ingin sekali meneguk Cokelat Panas ini daritadi.
"Bagaimana, apakah enak?" tanya Ryo melihatku yg telah meneguk Cokelat Panasku.
"Enak, apa kau masih belum meminumnya?" tanyaku kemudian.
Ryo bergeleng kecil, "Aku tidak bisa jika masih panas."
Aku sedikit melebarkan mata, secara tidak sadar pun aku telah mengetahui apa yg Ryo tidak suka, yaitu tidak bisa meminum minuman panas.
Setengah jam kami berada di Minimarket, sekarang aku dan Ryo sedang duduk di kursi luar yg disediakan oleh Minimarket. Dan tak terasa juga ternyata hujan sudah berhenti.
"Saatnya pulang." ujar Ryo seraya membangkitkan tubuhnya.
Aku masih duduk, menatap gelas plastik bekas Cokelat Panasku. Entah kenapa rasanya senang sekali.. bisa berduaan dengan pria yang aku sukai. Eh? Apa aku menyukainya?
"Ikuno-san?" Ryo melihaktku melamun.
Aku mulai menatap wajah pria berkacamata itu dengan tatapan penuh makna, tentu saja tidak lupa dengan senyumanku. Apa aku sudah terlihat manis? Oh, lupakanlah.
"Ryo-kun.. terima kasih banyak." ucapku.
Ryo sedikit menganga, terlihat sekilas bahwa wajahnya sedikit memerah. Ryo tahu kalau dirinya sedang malu saat ini, kaka dari itu ia membalikkan tubuhnya dengan cepat, membuang muka seolah-olah dia tidak mau dilihat olehku.
Aku mengerti, Ryo tidak mau dilihat olehku jika sedang malu seperti iti. Aku pikir ia tidak mau aku melihat wajahnya yg mulai memerah.
"Ayo pulang." kataku seraya melewati sosoknya, lalu aku berbalik dan menatap wajahnya dengan senyumam.
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
I Hope My Feelings Reach Him [HIATUS]
Teen Fiction(18+) [RATE-M / FOR SAFE] Menceritakan kisah seorang murid pindahan yang bernama "Renka Ikuno". Seorang perempuan berparas cantik dan manis. Hidupnya normal layaknya orang-orang biasa, tapi semua itu berubah ketika ia bertemu dengannya...