Velandra Victoria POV
"Jadi, ini mau lo kan?" tanya seorang cowok berperawakan lebih tinggi daripadaku.
Aku menatapnya heran. "Aku..."
"Ini mau lo kan?" tanyanya lagi. "Ninggalin gue dan..."
"Bukannya ini mau kamu?" tanyaku agak nyolot dan ketus. "Kamu yang ninggalin aku dan sekarang, kamu masih berani bilang kalo aku yang ninggalin kamu? Kemampuan kamu untuk berbohong sepertinya sudah lebih mantap ya sekarang."
"Bukannya lo yang mau ninggalin gue?" tanyanya sinis. "Gue bakal menjauh dari lo, kalo lo mau."
"Kamu menjauh dari aku biar deket sama Vina!" bentakku keras. Tanpa kusadari, air mata mulai keluar dari mataku dan jatuh ke pipiku secara perlahan. "Kamu yang mau ninggalin aku! Biar kamu sama Vina! Iya kan?!"
Cowok itu mendorongku keras. "Lo jangan ngomong yang macem-macem deh. Gue ga suka sama Vina."
Aku tersenyum sinis disela isak tangisku. "Oke, kalo kamu ga mau ngaku," kataku sinis. "Tapi, inget satu hal, kamu bakal nyesel karena udah bohong sama aku. Dan satu lagi, aku ga mungkin pergi tanpa adanya pembalasan dendam."
Aku menatapnya angkuh dan penuh dendam. Sedetik kemudian, aku berbalik. Berjalan meninggalkannya.
Benarkah aku yang meninggalkannya?
"Kak, kakak kenapa?" tanya Dena sambil menggoyang-goyangkan tubuhku.
Mampus. Aku bermimpi tentang dia lagi.
Aku segera terbangun dengan detak jantungku yang sama sekali tidak beraturan. Dena menatapku heran.
"Kakak kenapa?" tanya Dena. "Kakak sakit?"
Aku menatap Dena. "Ga. Kakak ga apa-apa kok," kataku sambil tersenyum pada Dena. "Kamu ngapain ke kamar kakak?"
Dena cemberut. "Tadi, pas lagi ngerjain tugas, tiba-tiba aku ngedenger suara kakak nangis gitu."
"Oh ya?" tanyaku sambil memegang pipiku. Benar juga. Ada bekas air mata. Mungkin efek mimpi yang terlalu merasuki jiwaku.
"Iya," kata Dena sambil menghapus air mata di pipiku.
Aku tersenyum. "Makasih," kataku.
"Kak, jalan-jalan yuk!" ajak Dena.
Aku berpikir sebentar. Sepertinya hari ini aku tidak sibuk. "Mau jalan-jalan ke mana?"
"Aku mau jalan-jalan sama temen-temen aku ke Paskal," kata Dena.
"Sama siapa aja? Kakak yang anterin aja," kataku.
"Sama Ana dan Kirana," sahutnya sambil mengambil tasnya. "Boleh?"
Aku mengangguk. "Mereka yang ke rumah kita kan?"
"Iya. Aku udah bilang ke mereka supaya ke rumah aja biar gampang," kata Dena.
"Oke," kataku. "Kakak siap-siap dulu ya!"
"Iya."
###
"Ini kakak lo?" tanya Kirana setelah sampai di Paskal.
Dena mengangguk. "Iya."
"Cantik banget," puji Kirana padaku.
Aku tersenyum tipis. "Makasih."
"Eh, lo berdua mau ke mana?" tanya Ana.
"Gue mau ke Starbucks," kata adikku. "Mau ikut?"
"Ikut," seru Ana dan Kirana bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
{#MGF1} My Girl Friend My Soulmate--Completed
Novela JuvenilCover by : @tehucupae Rank 204 #kisahremaja (28/8/18) Rank 162 #anaksekolah (28/8/18) Rank 14 #pengkhianat (28/8/18) Ini bukan soal Velandra Victoria dengan Viktor Alexander. Ini bukan masalah cinta saja. Ini juga masalah pertemanan dan persahabatan...