Bab 3

262 39 19
                                    

Viktor Alexander POV

"Hai, Lex!"

Aku segera menoleh ketika ada yang menyapaku. Sialan. Jam istirahatku telah diganggu dengan sapaan itu! Lebih sialnya lagi, ketika aku menyadari bahwa yang menyapaku itu adalah Sheina.

"Hai," sapaku datar, hanya untuk formalitas.

"Gue boleh duduk di sini?" tanyanya.

Aku menatapnya heran. Dia kan ke sini bersama anggota gengnya yang bejibun itu. Masa, mereka semua mau duduk di sini juga sih?

"Ehm, gue aja kok. Yang lainnya pada duduk di tempat lain," kata Sheina yang arti menyadari tatapanku padanya.

Aku mengangkat alisku pada Tama, Frankie, dan Nando yang sedang semeja denganku. Mereka bertiga hanya manggut-manggut padaku.

"Boleh," kataku.

Sheina segera duduk di sampingku dan menatapku dengan tatapan yang...sudahlah, tidak usah kubeberkan sepertinya sudah tau.

Lama-lama, aku merasa risih juga ditatap seperti itu oleh Sheina.

"Bisa ga sih, lo ga usah ngeliatin gue mulu?" tanyaku gusar. "Gue ga bisa ngelanjutin makan nih."

Sheina tertawa. "Kenapa? Lo salting diliatin sama gue?" tanya Sheina.

Aku menatap Sheina dengan tatapan najis. "Najis," kataku sambil mengedikkan bahuku.

Sheina hanya tersenyum melihatku seperti itu.

"Eh, ada Alex," kata seorang perempuan dari belakangku.

Lagi-lagi, jam istirahatku diganggu oleh cewek sialan. Aku buru-buru menoleh ke belakang dan ternyata, di belakangku ada Ria dan Kila.

"Ada apa?" tanyaku datar.

"Ga apa-apa," kata Ria. "Emangnya, gue ga boleh nyapa lo?"

Aku terdiam sejenak sebelum menjawab pertanyaannya dengan datar. "Ga."

Ria hanya mengangkat alisnya lalu tertawa. "Jahat banget sih lo."

"Emang. Baru tau?" tanyaku makin datar.

Aku dan Ria memang sudah berteman sejak SD. Aku sendiri sudah mendengar cerita dari Frankie, Tama, dan Nando mengenai dirinya yang suka nikung-nikung ga jelas itu. Tapi, tentu saja aku tidak sepenuhnya percaya karena—mungkin—aku belum mengalaminya sendiri.

"Eh, anjir!" seru Sheina kesal. "Panas banget ya di sini! Tikung aja terus, tikung!"

Risha dan Vera, yang merupakan anggota gengnya Sheina, segera berdiri dari kursinya dan menghampiri Sheina.

"Ada apa, Na?" tanya Risha.

"Aduh, di sini panas banget ya!" seru Sheina makin keras, hingga mengundang banyak pasang mata yang melihat ke arahnya. "Ada yang tukang nikung nih!"

"Biasa lah," kata Vera dengan nada menyindir. "Yang namanya tukang nikung kan udah pasti cabe. Yang namanya cabe, kalo ga nyelip di gigi, ya di hubungan orang!"

Sheina tertawa sinis. "Ya kali, nyelip di gigi. Cabe nyelip di gigi aja bisa diilangin. Masa cabe-cabean ga bisa dimusnahin?" tanya Sheina makin sinis.

"Ada apa ini?"

Kalau kau berpikir yang bertanya seperti itu adalah kepala sekolahku atau guru BP-ku, kau salah besar! Hanya Vela yang berani berkata seperti itu di hadapan Sheina dengan nada yang sangat dingin.

Kali ini, Vela adalah penyelamatku.

"Oh, hai, La!" seru Sheina. "Jadi gini ceritanya, gue lagi makan di sini sama Alex. Nah, ga berapa lama, datanglah seorang tukang tikung yang sifat cabe-cabeannya lagi keluar. Nah, terus..."

{#MGF1} My Girl Friend My Soulmate--CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang