Our Hope

930 114 25
                                    

"Diriku telah berada di ambang batas... Seperti berdiri di ujung tebing, meski pun aku bertahan tapi angin begitu kencang menerpaku... Tak ada yg bisa menjamin, seberapa lama aku mampu menahan terpaan itu dan tidak terjatuh ke dalam jurang..."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hoseok POV

"Maaf..." sahutku.

"Maaf ARMY, jika pada akhirnya saya mengecewakan kalian semua..." lanjutku.

"Apa yg membuat anda memutuskan untuk keluar dari Bangtan?" tanya seorang wartawan.

"Sekuat tenaga, saya mencoba untuk bertahan selama bertahun-tahun... Tapi saya sadar, saya hanyalah manusia biasa yg memiliki batasan... Mungkin ini sudah melewati batas kemampuan saya, diriku terlalu lelah untuk terus bertahan..." jawabku sambil tersenyum kecut.

"Apa anda akan melanjutkan karier di dunia entertainment?"

"Sepertinya tidak... Tak banyak dari mereka yg menginginkan diriku di dunia entertainment ini... Hahaha" jawabku sambil tertawa dengan bodohnya.

"Sebagai salah satu dari member Bangtan, anda pasti memiliki beberapa penggemar yg setia mendukung anda... Apa dukungan mereka tak cukup untuk membuat anda bertahan lebih lama?"

"Selama ini saya bertahan karena dukungan mereka, saya berkarya karena memikirkan mereka... Tapi keputusan saya tak ada sangkut pautnya dengan dukungan yg selalu mereka berikan..." sahutku, kemudian aku menghela nafas panjang.

"Seperti yg saya bilang tadi, diriku hanya terlalu lelah... Dan menurut saya, Bangtan akan baik2 saja tanpa kehadiran member sepertiku..." lanjutku. Detik itu pula, hatiku tersayat sakit. Mengingat aku akan meninggalkan orang2 yg sudah ku anggap seperti saudara.

"Bagaimana anda bisa mengatakan bahwa Bangtan akan baik2 saja tanpa kehadiran anda? Sedangkan selama ini kalian berjuang bersama"

"Mereka punya kekuatan yg lebih besar daripada kekuatan yg ku miliki... Tembok pertahanan Bangtan sangat kuat, dia tak akan mudah roboh hanya karena kekuatan kecil dariku menghilang..." jawabku.

"Bagaimana tanggapan para member saat anda memutuskan untuk keluar?"

"Dan mengapa hari ini mereka tak menemani anda di sini?"

"Apa mereka tak menyetujui keputusan anda?"

"Atau hubungan kalian tidak begitu baik akhir2 ini?" tiba2 para wartawan bertanya secara bertubi-tubi.

"Hubungan kami baik2 saja, dan mereka tak bisa datang karena memiliki kesibukan masing2..." bohongku.

"Awalnya memang para membernya menyayangkan keputusanku, tapi pada akhirnya mereka mulai menghargai apa yg ingin ku lakukan..." lanjutku.

"Selain kata maaf, saya juga ingin berterima kasih kepada ARMY atas dukungannya selama ini... Saya juga berterima kasih kepada seluruh member Bangtan dan staff2 Bighit yg selalu memberikan semangat dan dukungannya... Ini memang sebuah keputusan yg egois, tapi Bangtan akan selalu menjadi keluarga bagi saya..." sahutku.

.
.
.
.
.
.
.

Setelah acara konferensi pers berakhir, aku pun kembali ke dorm Bangtan. Ada beberapa barang yg masih tertinggal dan aku akan membereskannya hari ini juga. Setelah itu aku akan berpamitan kepada mereka, dan kembali ke Gwangju. Ya, mereka semua memang tak ada kesibukan hari ini. Sebenarnya mereka ada di dorm, dan alasan mereka tak ingin ikut karena sampai sekarang mereka masih menentang keputusanku. Walaupun Namjoon berusaha untuk mengerti jalan yg ku pilih.

Our Hope (HopeV) [One Shoot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang