Aneke menatap kedalaman mata Patric, terlihat disana kerinduan yang semu. Entah yang dilihatnya saat ini salah atau benar dirinya tak tahu, dan dirinya akan mencari kebenaran itu.
"Baiklah aku ikut kau pulang, tapi.." Aneke terdiam sebentar, malu dia mengucapkannya, sambil mengalihkan tatapannya ke luar jendela dirinya melanjutkan, " Aku tak mau satu kamar denganmu lagi." Lanjutnya lirih.
Patric menanggapai ucapan istrinya itu dengan mengangkat bahunya seraya berkata, "Oke aku setuju." Seulas senyum terpatri dibibir Patric. Nerakamu segera tiba Ashele, batin Patric.
Mendengar persetujuan dari mulut pria yang ada disampingnya itu membuat Aneke langsung tenang, kebimbangan yang sedari tadi dirasakannya langsung luruh. Permainan akan dimulai. Dia akan segera mengungkap tabir dibalik pesan tersembunyi tersebut.
**
Inikah yang dimaksud rumah Patric, rumah seorang Perdana Menteri ?. Menurut Aneke ini bukan sebuah rumah tapi sebuah Mansion. Istana yang megah. Entahlah ada berapa kamar yang ada dalam mansion ini. Lantai yang berkilauan saat tersentuh cahaya, tiang-tiang penyangga langit-langit rumah yang nampak besar dilapisi warna emas dan juga terdapat permadani yang indah pada di setiap ruangan. Mansion ini bak istana raja dalam sejarah-sejarah kuno.
"Mommy."
Suara anak kecil itu mengagetkan Aneke, dirinya berpaling ke arah anak kecil berusia sekitar lima tahunan, sangat menggemaskan dengan pipi gembulnya dan rambut yang dikucir dua. Matanya sangat mirip dengan Patric. Kaki mungilnya dengan lincah berlari ke arahnya. Aneka dengan segera merengkuh tubuh bocah itu dan mengangkatnya ke udara, menciumi parasnya yang manis. Hingga bocoh itu tertawa cekikikan.
"Geli Momy, Julie tak tahan," ucap bocah itu seraya mencium pipi Aneke juga. "Momy kemana saja selama ini, Julie kangen momy." Ucapnya sambil membelai rambut Aneke dengan jemari mungilnya. Aneke menjawab pertanyaan bocah itu dengan mencium kembali seluruh wajah Julie seraya berkata. "Momy tinggal bersama grandpa sayang, karena grandpa saat itu sedang sakit."
Julie menatap momynya seperti tak percaya, "Benar kah itu momy," selidiknya.
"Iya sayang, momymu tak pernah bohong kan?" sahut Patric tiba-tiba sambil menatap Aneke dengan tatapan misteriusnya.
"Itu memang benar sayang, kau Julie kebangganggan momy." Ucap Aneke sambil mencium dan menggelitik bocah itu lagi.
"Aahh geli momy. Ayo turunkan Julie sekarang." Pinta bocah itu sambil menggeliat-liatkan tubuh kecilnya.
Aneke langsung menurunkan Julie ke lantai dengan perlahan.
"Ayo Julie, masuk kamar ya. Jangan nganggu momymu dulu. Sudah waktunya belajar dulu sayang. Nanti makan malam Julie bisa bertemu momy lagi." Patric merayu Julie saat bocah itu akan menarik tangan istrinya untuk ikut bersamanya.
Melihat Julie dengan wajah yang cemberut, Patric mendekati dan berlutut didepan putri tunggalnya itu. "Momymu butuh istirahat sebentar sayang, Julie tak merasa kasihan pada momy. Lihat badan momymu terlalu kurus saat ini, saat terakhir Julie lihat badan momy lebih berisi kan?"
Patric melihat muka Aneke memerah sesaat, terlihat dirinya tersinggung akan ucapannya itu. Patric senang kali ini bisa membuat emosi istrinya keluar.
Aneke mendelik kesal saat Patric mengatainya kurus seraya melirik ke arahnya. Dia sudah mati-matian selama ini untuk menjaga pola makannya agar tubuhnya tetap seimbang. Dan laki-laki disampingnya saat ini mengatakan dirinya terlalu kurus.
Bocah itu memandangi tubuh Aneke dan mengangguk. "Benar, Momy kurusan. Momy kurang makan. Momy harus harus banyak makan lagi ya."
Perkataan Julie membuat Aneke kembali kealam sadar. Dia ikut berlutut disamping Patric dan mencubit pipi gembul Julie. " Kalau ada Julie, pasti momy nanti akan makan banyak, biar gemuk dan tidak seperti dady kamu yang ternyata badannya terlalu gemuk sekarang. Momy tak suka itu."
Sindiran Aneke membuat Patric sedikit tersentak. Ucapan pedasnya juga terbalaskan. Sial, batinnya.
Aneke tersenyum puas saat melirik muka Patric yang terlihat kesal. Rasakan kau, huh, aku pasti akan membalas apa yang kau katakan ataupun yang akan kau lakukan padaku Patric kalau hal itu melukai egoku, batin Aneke.
"Tapi Julie masih kangen momy dad," rujuk bocah itu sembari menunjukan lagi muka cemberut dan puppy eyes ke Patric.
"Ayo kali ini kamu turuti dady sayang, momy tak akan kemana mana lagi kok. Julie sayang momy kan?" Bocah itu mengangguk pelan. "Kalau sayang, harusnya Julie biarkan momy istirahat dulu, bukan mengajaknya bermain." Lanjut Patric.
"Iya dady benar," Ujar Julie lirih. Meski dengan raut muka terpaksa Julie menuruti kemauan Patric. Sebelum beranjak pergi, bocah itu mencium kedua pipi Aneke seraya berkata, " Momy istirahat ya. Julie sayang momy."
Bocah itu akhirnya dibawa pengasuh ke kamarnya. Keheningan tercipta saat bocah itu takda.
Sedari tadi Patric memperhatikan wanita di depannya ini hanya mematung, seperti bingung mau berbuat apa, saat Julie sudah tidak ada diantara mereke. Patric merasa ada sesuatu yang membuatnya tak yakin kalau wanita didepannya saat ini bukanlah istrinya. Istrinya yang ada didepannya sangat berbeda menurutnya. Secara fisik wanita didepannya ini sedikit terlihat pendek dan berkulit lebih gelap dan lebih kurus dari yang Patric lihat saat terakhir bersama Ashele.
"Eemh... Kau terserah mau pilih kamar yang mana? Aku tak akan memaksamu." Patric berbicara seraya menaruh kedua tangannya kekantong celana sambil menatap Aneke yang sejak tadi terlihat hanya mematung. Menyadarkan wanita itu dari lamunan gaib, menurutnya.
Melihat Patric yang memandangi tubuhnya dengan tatapan yang sulit diartikan, membuat Aneke jadi salah tingkah. Dirinya tiba-tiba kikuk tak tahu harus berbuat apa.
"Apaada yang salah dengan penampilanku sampai kau pandangi seperti itu. " LontarAneke dengan nada yang ketus dan Patric hanya menanggapinya dengan senyuman yang salahsatu sudut bibirnya terangkat.
To be next continue,..
Typo kasih tau ya..Thankyou,..
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Me Your Wife (NMYW)
Roman d'amourTerbangun dari koma, mendapati dirinya dengan wajah yang telah berubah menjadi orang lain dan yang membuatnya terguncang saat dirinya diakui sebagai seorang istri Perdana Menteri. Terkejut lagi saat mendapati amplop bertuliskan "Masih Ingatkah Kau U...